Leonardo
Leonardo S.p.A., sebelumnya bernama Leonardo-Finmeccanica dan Finmeccanica, adalah sebuah perusahaan multinasional asal Italia yang fokus pada produksi dirgantara, pertahanan dan keamanan. Berkantor pusat di Roma, perusahaan ini memiliki 180 pabrik di seluruh dunia.[3] Perusahaan ini merupakan kontraktor pertahanan dengan pendapatan terbesar kedelapan di dunia pada tahun 2018.[4] Sebanyak 30,2% saham perusahaan ini dipegang oleh pemerintah Italia melalui Kementerian Ekonomi dan Keuangan. Pada tanggal 1 Januari 2016, Leonardo-Finmeccanica resmi menjadi sebuah perusahaan tunggal, dengan mengintegrasikan aktivitas dari semua anak usahanya, yakni AgustaWestland, Alenia Aermacchi, DRS Technologies, Selex ES, Oto Melara, dan WASS. Perusahaan ini dibagi menjadi lima divisi, yakni Helikopter, Pesawat Terbang, Aerostruktur, Elektronik, dan Keamanan Siber. Perusahaan ini juga menjadi induk dan pusat bagi sejumlah anak usaha dan perusahaan patungan, yakni Telespazio, Thales Alenia Space, MBDA, dan ATR. Leonardo melantai di Borsa Italiana, serta merupakan salah satu komponen dari FTSE MIB dan Indeks Keberlanjutan Dow Jones. Hingga April 2016[update], perusahaan ini dikenal dengan nama Leonardo-Finmeccanica, sebagai bagian dari proses restrukturisasi yang dilakukan oleh CEO Mauro Moretti sejak mulai menjabat pada tahun 2014. Perusahaan ini resmi mengubah namanya menjadi Leonardo S.p.A. pada tanggal 1 Januari 2017, sebagai penghormatan terhadap seorang penemu asal Italia, yakni Leonardo da Vinci.[5][6] SejarahPendirianFinmeccanica didirikan pada tahun 1948 sebagai sebuah sub-induk (di bawah IRI) yang bergerak di bidang teknik mesin. Finmeccanica memiliki sejumlah perusahaan ikonik asal Italia, seperti Alfa Romeo (otomotif), Aeritalia (dirgantara), dan Ansaldo (teknik). Mulai dekade 1960-an hingga 1980-an, industri pertahanan dan dirgantara Italia dibagi menjadi sebagai berikut: EFIM memiliki produsen helikopter Agusta, perusahaan pertahanan Oto Melara, dan perusahaan elektronik Officine Galileo, sementara STET (anak usaha IRI yang lain) memiliki Selenia, Elsag, dan SGS Thomson, yang mana ketiganya adalah perusahaan elektronik yang fokus pada keamanan dan pertahanan. Pada tahun 1989, sebuah proses reorganisasi di internal IRI membawa STET ke dalam Finmeccanica, sementara Aeritalia dan Selenia digabung untuk membentuk Alenia. 1990-anPada tahun 1992, EFIM mengalami masalah keuangan, sehingga Agusta, Oto Melara, Officine Galileo, dan Breda diserahkan ke Finmeccanica. Finmeccanica pun menjadi salah satu grup industri utama di Italia. Finmeccanica yang sebelumnya dimiliki sepenuhnya oleh IRI akhirnya resmi diprivatisasi pada tahun 1993, dengan cara melantai di Borsa Italiana Milan. Pada tahun 1992, Agusta milik Finmeccanica resmi memegang 32% saham NHIndustries, kontraktor utama untuk helikopter NH90, bersama dengan Eurocopter (62,5%) dan Fokker (5,5%). 2000-anPada bulan Juli 2000, Finmeccanica dan GKN setuju untuk menggabungkan anak usaha mereka yang bergerak di bidang produksi helikopter, yakni Agusta dan GKN-Westland Helicopters untuk membentuk AgustaWestland. Pada bulan Desember 2001, bisnis produksi misil dari Alenia Marconi Systems (perusahaan patungan antara Finmeccanica dan BAE Systems) resmi digabung dengan produsen misil asal Eropa yang lain untuk membentuk MBDA, yang saat ini merupakan produsen misil terbesar kedua di dunia.[7] Pada bulan Juli 2003, Finmeccanica dan BAE Systems mengumumkan rencananya untuk membentuk tiga perusahaan patungan baru, yang secara kolektif akan disebut sebagai Eurosystems. Ketiga perusahaan patungan tersebut akan menjadi tempat penggabungan bisnis produksi avionik, C4ISTAR, serta komunikasi dari Finmeccanica dan BAE Systems.[8] Pada bulan Maret 2007, BAE Systems menjual 25% saham Eurosystems ke Finmeccanica dengan harga €400 juta.[9] Pada bulan Januari 2013, Eurosystems digabung dengan perusahaan elektronik milik Finmeccanica yang lain, yakni SELEX Elsag dan SELEX Sistemi Integrati, untuk membentuk Selex ES. Pada bulan Mei 2008 Finmeccanica mengumumkan rencananya untuk membeli kontraktor pertahanan asal Amerika Serikat, DRS Technologies dengan harga hampir $5,2 milyar. Pada tanggal 22 Oktober 2008, pembelian DRS Technologies resmi selesai.[10] 2010-anSelama tahun 2011–2013, surel dari Finmeccanica dipublikasikan oleh WikiLeaks, dan Finmeccanica pun harus menghadapi sejumlah pertanyaan atas sejumlah hal. Berdasarkan surel Finmeccanica yang dipublikasikan di Syria Files dan diterbitkan oleh WikiLeaks pada tanggal 5 Juli 2012,[11] Finmeccanica meningkatkan penjualan peralatan komunikasi bergerak ke otoritas Suriah selama tahun 2011, yakni sebanyak 500 unit ke Muadamia, suburban Damaskus pada bulan Mei 2011,[12][13] setelah pemberontakan Suriah dimulai, dan menugaskan insinyurnya ke Damaskus pada bulan Februari 2012 untuk melatih cara menggunakan peralatan komunikasi tersebut di terminal helikopter,[14] sembari pemberontakan berlanjut.[15] Finmeccanica menyatakan bahwa penjualan peralatan tersebut legal, karena terjadi "sebelum pecahnya konflik di Suriah", dan bahwa peralatan tersebut "dirancang untuk digunakan dalam keadaan darurat" hanya untuk keperluan masyarakat sipil.[15] Pada tanggal 12 Februari 2013, CEO Giuseppe Orsi resmi ditahan atas tuduhan korupsi. Jaksa menuduh Giuseppe telah membayar suap untuk melancarkan penjualan 12 helikopter ke pemerintah India saat ia masih memimpin AgustaWestland.[16][17] Pada bulan Juli 2013, pemerintah Letta resmi menunjuk mantan kepala kepolisian, Giovanni De Gennaro sebagai Chairman Finmeccanica. Pada bulan Desember 2013, Finmeccanica menjual 39,55% saham Ansaldo Energia ke Fondo Strategico Italiano. Sebanyak 15% saham sisanya yang masih dipegang oleh Finmeccanica akan dijual pada tanggal 31 Desember 2017. Pada semester pertama tahun 2014, CEO baru Finmeccanica, Mauro Moretti memulai proses perubahan signifikan untuk perusahaan ini, baik dalam hal keputusan strategis maupun struktur organisasi. Tujuannya adalah untuk membentuk grup yang lebih efisien dan kohesif, dengan semua proses (riset, pemasaran, penjualan, rekayasa, pengadaan, strategi, dan pengaturan) dipusatkan dan diintegrasikan, serta setiap proses dapat berinteraksi dengan semua proses yang lain.[18] Selain itu, semua anak usaha utama Finmeccanica, yakni AgustaWestland, Alenia Aermacchi, Oto Melara, Selex ES, dan WASS ditransformasi menjadi tujuh divisi di dalam Finmeccanica. Sehingga Finmeccanica berubah dari sebuah perusahaan induk menjadi sebuah perusahaan operasi, dengan tetap memiliki anak usaha yang tidak ikut ditransformasi, yakni DRS Technologies, Telespazio, Thales Alenia Space, MBDA, dan ATR. Pada akhir tahun 2014, Finmeccanica menyerahkan saham BredaMenarinibus ke Industria Italiana Autobus (20% dipegang Finmeccanica dan 80% dipegang King Long), sebagai bagian dari upaya rasionalisasi portofolionya. Pada tahun 2015, Hitachi resmi mengakuisisi AnsaldoBreda dan Ansaldo STS, kecuali sejumlah kegiatan perbaikan dan kontrak sisa. FATA, anak usaha Finmeccanica Group yang bukan merupakan bagian dari bisnis utama, resmi dijual pada tahun 2015 ke Gruppo Danieli, yang fokus pada pembangunan pabrik baja. Pada bulan 1 Januari 2016, Finmeccanica resmi menyerap semua aktivitas dari AgustaWestland, Alenia Aermacchi, Selex ES, OTO Melara, dan WASS. Dari Finmeccanica menjadi LeonardoPada bulan Maret 2016, perubahan nama perusahaan ini resmi diusulkan oleh CEO Mauro Moretti. Mulai tanggal 1 Januari 2017, Finmeccanica resmi diubah namanya menjadi Leonardo, sebagai penghormatan terhadap seorang sarjana asal Italia, Leonardo da Vinci.[6][19][20] Pada tanggal 18 Maret 2017, Bendahara Negara Italia mengusulkan bankir senior Alessandro Profumo untuk menggantikan Mauro Moretti sebagai CEO Leonardo,[21] dan pada tanggal 16 Mei, dewan direksi Leonardo resmi menunjuk Alessandro Profumo sebagai CEO.[22] Rencana Industri 2018-2022Pada tanggal 30 Januari 2018, Leonardo mempresentasikan Rencana Industri 2018-2022,[23] yang bertujuan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar dapat kembali tumbuh secara berkelanjutan dalam waktu lima tahun ke depan. Prediksi pada pasar yang dijadikan referensi sangatlah positif, terutama pada pasar ekspor internasional, sehingga memungkinkan Leonardo untuk fokus pada bisnis utamanya. Setelah mengambil sejumlah langkah untuk membangun sebuah perusahaan tunggal, Leonardo kini mulai fokus pada akselerasi yang dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan dari perusahaan ini dalam jangka menengah hingga panjang, memperkuat struktur bisnis, dan mempercanggih pendekatan komersialnya. Rencana Industri 2018-2022 memuat serangkaian proses transformasi yang akan diterapkan di semua area operasi, untuk meningkatkan optimisasi, pendekatan konsumen yang lebih efektif, investasi yang lebih terarah untuk mendukung pertumbuhan, fokus pada pengendalian pengeluaran, dan "pembentukan ulang" portofolio produk. Referensi
Pranala luar
|