Liga Hijau
Liga Hijau (VIHR, bahasa Finlandia: Vihreä liitto, bahasa Swedia: Gröna förbundet), biasa disingkat Hijau,[7] adalah sebuah partai politik hijau di Finlandia.[2][3][4] Liga Hijau adalah salah satu partai politik terbesar di Finlandia. Partai ini menduduki lima belas kursi di Parlemen Finlandia dan satu kursi di Parlemen Eropa. Partai ini merupakan anggota dari Global Greens dan Partai Hijau Eropa, sementara anggota parlemen mereka, Heidi Hautala, duduk bersama Aliansi Bebas Hijau–Eropa di Parlemen Eropa. Ketika Finlandia ingin bergabung dengan Uni Eropa, Liga Hijau adalah partai yang pro-Eropa dan merupakan salah satu partai Finlandia pertama yang mendukung federalisasi Uni Eropa.[8] Didirikan pada tahun 1987, partai ini menyerap sejumlah organisasi hijau dan anggotanya, termasuk empat anggota parlemen yang terpilih pada 1987. Partai ini memenangkan sepuluh kursi pada pemilihan tahun 1991. Meskipun perolehan kursi mereka turun menjadi sembilan kursi pada pemilu 1995, salah satu anggota partai yakni, Pekka Haavisto bergabung ke dalam kabinet pertama Paavo Lipponen. Langkah ini menjadikan Liga Hijau sebagai partai hijau pertama yang ada di kabinet nasional. Partai tetap berada di dalam pemerintahan sampai tahun 2002, ketika mengundurkan diri dari kabinet karena bertentangan terhadap kebijakan daya nuklir. Pada pemilu tahun 2007, partai ini meraih 15 kursi, dan bergabung dengan koalisi pemerintah kanan tengah yang dipimpin oleh perdana menteri Matti Vanhanen. Pada pemilihan umum 2011, partai ini hanya mendapatkan sepuluh kursi. Namun demikian, Liga Hijau tetap diundang untuk bergabung dengan Kabinet Katainen yang berisikan enam partai. Dalam pemilihan parlemen 2015, partai ini kembali ke posisi terbaiknya yaitu meraih 15 kursi parlemen, dan dengan perolehan persentase suara 8,53 % merupakan yang terbaik selama keikutsertaan partai ini dalam pemilihan umum di Finlandia. Sejak Juni 2017, partai ini dipimpin oleh Touko Aalto. Partai ini sekarang berada dalam oposisi, dan memberikan kritik mengenai tindakan-tindakan kabinet petahana yang dipimpin oleh perdana menteri Juha Sipilä seperti kebijakan mengenai pemberian dukungan keuangan untuk perusahaan-perusahaan yang sudah mapan secara ekonomi, upaya pembelian Uniper oleh Fortum, dan proses yang cepat dalam perubahan undang-undang intelijen.[9][10][11] Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Green League.
|