Liga Indonesia (perusahaan)
PT Liga Indonesia (sering disingkat PT LI) adalah perusahaan yang merupakan penyelenggara kompetisi sepak bola profesional di Indonesia. Cikal bakal PT LI merupakan pengembangan dari Badan Liga Indonesia PSSI (BLI). Sejak tahun 2009, PT LI menyelenggarakan Liga Super Indonesia (LSI), Divisi Utama Liga Indonesia dan Piala Indonesia. Pada tahun 2011, PSSI memutuskan untuk mencabut delegasi penyelenggaraan dari PT LI dan menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai penyelenggara untuk kompetisi sepak bola profesional baru, Liga Prima Indonesia (IPL).[1] Hal ini kembali memunculkan dualisme kompetisi sepak bola profesional di Indonesia antara IPL dengan LSI. Perusahaan ini ditutup pada tahun 2016 dan digantikan oleh PT Liga Indonesia Baru. KepemilikanPada awal pembentukannya, 99% kepemilikan PT LI dipegang oleh PSSI sementara sisa 1%-nya dimiliki oleh Yayasan Sepak Bola Indonesia yang dimiliki oleh Nirwan Bakrie. Berdasarkan amanat Kongres PSSI II di Bali, 99% saham akan diberikan kepada klub-klub peserta LSI dan sisa 1%-nya menjadi milik PSSI. Pada RUPS tanggal 27 Oktober 2011, amanat tersebut diselenggarakan dan klub-klub peserta LSI menjadi pemegang saham mayoritas PT LI. PengurusPada RUPS tanggal 27 Oktober 2011 membentuk pengurus PT Liga Indonesia.
Kisruh 2011PSSI, di bawah Ketua Umum Djohar Arifin Husin, telah mencabut delegasi penyelenggaraan kompetisi profesional dari PT LI melalui Surat Keputusan Nomor SKEP/21/JAH/VIII/2011 dan menunjuk PT LPIS sebagai penyelenggara kompetisi profesional yang baru, IPL. Penentangan terhadap keputusan PSSI mengenai jumlah peserta IPL oleh sebagian klub eks peserta LSI membuat klub-klub tersebut meminta PT LI kembali menyelenggarakan LSI sesuai dengan amanat Kongres II PSSI di Bali. Klub-klub tersebut berpandangan bahwa penunjukan PT LI adalah melalui kongres sehingga tidak dapat dicabut begitu saja hanya melalui surat keputusan yang ditandatangani oleh ketua umum. PT LI kemudian berencana menyelenggarakan RUPS untuk mengalihkan 99% saham dari PSSI kepada klub-klub serta memilih pengurus perusahaan yang baru. PSSI menentang penyelenggaraan RUPS itu sejak dari perencanaannya dengan alasan surat pemberitahuan yang salah alamat dan dikirimkan terlalu dekat dengan waktu penyelenggaraan. Selain itu PSSI sendiri telah mencabut mandat penyelenggaraan kompetisi dari PT LI.[5] RUPS dihadiri oleh 13 klub, di mana 1 klub yaitu Persib tidak mengisi daftar hadir.[6][7] RUPS juga dihadiri oleh beberapa perwakilan pengurus provinsi PSSI dan empat anggota Komite Eksekutif PSSI, yakni La Nyalla Machmud Mattalatti, Toni Apriliani, Robertho Rouw, dan Erwin Dwi Budiman.[8] Dalam RUPS tersebut, disepakati untuk menyelenggarakan LSI 2011–12 dengan kick-off pada tanggal 1 Desember 2011.[9] Referensi
Pranala luar
|