Likuidator ChernobylLikuidator adalah personel sipil dan militer yang dikerahkan untuk menangani dampak bencana nuklir Chernobyl tahun 1986 di lokasi kejadiannya di Uni Soviet. Para likuidator dinilai berhasil membatasi kerusakan langsung dan kerusakan jangka panjang akibat bencana ini. Likuidator yang masih hidup berhak menerima tunjangan sosial karena berstatus veteran. Banyak likuidator yang dipuji sebagai pahlawan oleh pemerintah Soviet dan pers, tetapi banyak pula orang yang berjuang selama bertahun-tahun agar partisipasinya sebagai likuidator diakui secara resmi. EtimologiIstilah payung "Likuidator" (bahasa Ukraina: ліквідатор, bahasa Belarus: ліквідатар, bahasa Rusia: ликвида́тор, likvidator) berasal dari definisi resmi Soviet, "участник ликвидации последствий аварии на Чернобыльской АЭС" (uchastnik likvidatsyi posledstviy avarii na Tchernobylskoi AES, artinya "peserta likuidasi dampak kecelakaan PLTN Chernobyl"). Istilah ini digunakan secara luas untuk menyebut semua aktivitas Likuidator yang berkaitan dengan pekerjaan, perawatan kesehatan, dan masa pensiun mereka. Frasa lengkapnya tercantum di medali dan lencana Soviet yang dianugerahkan kepada para Likuidator. LingkupPenanganan bencana Chernobyl melibatkan ribuan pekerjaan, jabatan, dan tugas, terutama orang-orang berikut ini:
Sejumlah warga asing (rata-rata dari negara Barat) yang berpartisipasi secara sukarela dalam proyek medis dan sains internasional di lapangan yang berkaitan dengan operasi pemulihan. Mereka secara teknis juga berstatus Likuidator tergantung waktu dan tempat partisipasinya. Keterpaparan dan dampak kesehatanMenurut WHO, 240.000 likuidator dikerahkan pada tahun 1986 dan 1987. Sepanjang tahun 1986–1992, 600.000 likuidator dan lebih dari satu juta orang terlibat dalam operasi pemulihan pascabencana di dalam zona eksklusi. Sertifikat khusus diterbitkan sebagai pengakuan atas keterlibatan mereka sebagai likuidator.[4] Dosis total tercatat yang diterima oleh pekerja pemulihan pascabencana Chernobyl sepanjang masa kerjanya (hingga 1990) berkisar mulai dari <10 milisievert (<1 rem) hingga >1 sievert (100 rem). Dosis rata-ratanya diperkirakan mencapai 120 milisievert (12 rem). 85% dosis tercatat berkisar antara 20 dan 500 milisievert (2 hingga 50 rem).[5] Komite Ilmiah Efek Radiasi Atom Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNSCEAR) memperkirakan dosis kolektif total yang diterima oleh 530.000 pekerja pemulihan pascabencana mencapai 60.000 sievert-individu (6,000,000 rem-individu).[5] Karena Uni Soviet bubar tahun 1990-an, kesehatan para likuidator sulit dievaluasi karena mereka berasal dari berbagai negara (rata-rata Ukraina, Belarus, dan Russia, serta beberapa bekas republik Soviet). Menurut Vyacheslav Grishin, 25.000 likuidator Rusia meninggal dunia dan 70.000 lainnya cedera, sama seperti di Ukraina, dan 10.000 likuidator meninggal di Belarus dan 25.000 lainnya cedera. Totalnya, 60.000 korban jiwa (10% dari 600.000 likuidator) dan 165.000 korban cedera.[6] Perkiraan jumlah korban jiwa akibat bencana ini sangat bervariasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, "Menurut tim internasional yang beranggotakan lebih dari 100 ilmuwan, 4.000 orang diperkirakan meninggal dunia akibat keterpaparan radiasi kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl hampir 20 tahun yang lalu, hampir semuanya pekerja pemulihan pascabencana. Banyak di antaranya meninggal beberapa bulan setelah kecelakaan, tetapi ada pula mantan pekerja yang meninggal tahun 2004."[7] Ivanov et al. (2001) [8] meneliti kurang lebih 66.000 likuidator dari Rusia dan tidak menemukan kenaikan jumlah kematian akibat kanker atau gejala non-kanker secara keseluruhan. Namun, penelitian ini menemukan peningkatan risiko kematian akibat kanker dan penyakit jantung yang dipicu oleh dosis radiasi. Rahu et al. (2006)[9] meneliti kurang lebih 10.000 likuidator dari Latvia dan Estonia dan tidak menemukan kenaikan kasus kanker secara keseluruhan. Penelitian ini menemukan kenaikan jumlah kasus kanker tiroid dan kanker otak, tetapi peneliti yakin ini disebabkan oleh semakin baiknya deteksi kanker di kalangan likuidator (untuk kanker tiroid) atau hasil acak (untuk kanker otak) karena potensi terjadinya sangat rendah. Jumlah korban jiwa, baik langsung maupun tidak langsung, masih dipertanyakan. Perkiraannya berkisar antara 9.000 dan 93.000 jiwa.[10][11] Budaya populerFilm berbahasa Rusia tahun 2021, Chernobyl: Abyss (ru:Чернобыль (фильм, 2021)), mengisahkan tentang perjuangan likuidator Chernobyl pada peristiwa tersebut. Lihat pula
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Liquidators.
|