Lumba-lumba samudra
Lumba-lumba samudra atau Delphinidae adalah sebuah famili lumba-lumba yang tersebar luas dan hidup di laut. Hingga sekarang, telah dikenal hampir 40 spesies hidup yang berbeda. Mereka mencakup beberapa spesies besar yang nama umumnya mengandung "paus" melainkan "lumba-lumba", seperti Globicephalinae (paus kepala bulat seperti paus pembunuh palsu dan paus pilot). Delphinidae adalah sebuah famili yang berada di superfamili Delphinoidea, yang juga mencakup lelumba-hitam (Phoconidae) dan Monodontidae (paus beluga dan narwhal). Lumba-lumba sungai adalah kerabat dari Delphinoidea. Lumba-lumba samudra memiliki ukuran mulai dari panjang 1.7 m dan berat 50 kilogram yaitu lumba-lumba Maui, hingga panjang 9.4 m dan berat 10 yaitu orca, yang merupakan jenis lumba-lumba terbesar. Beberapa spesies memiliki ciri dimorfisme seksual; jantan lebih besar daripada betina. Mereka memiliki tubuh berotot mulus (streamlined) dan dua lengan yang termodifikasi menjadi sirip. Meski tidak se-fleksibel anjing laut, beberapa lumba-lumba dapat berenang hingga kecepatan 29 km/jam untuk beberapa saat.[1] Kebanyakan dephinid memakan ikan sebagai makanan utamanya, beserta dengan sejumlah kecil cumi-cumi dan krustasea kecil. Namun, beberapa spesies terspesialisasi dalam memakan cumi-cumi, atau, dalam kasus orca, juga memakan mamalia laut dan burung. Semua Lumba-lumba samudra merupakan hewan karnivor. Mereka biasanya memiliki sekitar 100 sampai 200 gigi, meski beberapa spesies mempunyai gigi kurang dari itu. Lumba-lumba samudra bergerak dalam sebuah kawanan besar yang disebut dengan pod. Satu pod dapat terdiri dari seribu individu pada spesies yang sama. Masing-masing koloni ini mencari makan pada area hingga ratusan kilometer persegi. Beberapa pod memiliki struktur sosial yang longgar, dengan beberapa individu acapkali bergabung atau keluar dari kawanan, namun beberapa lainnya tampaknya memiliki struktur sosial yang lebih permanen, barangkali didominasi oleh seekor jantan dan harem-haren betina.[2] Individu-individu berkomunikasi melalui suara, menghasilkan siulan berfrekuensi rendah dan decakan pita lebar frekuensi tinggi (80–220 kHz), yang umumnya digunakan untuk ekolokasi. Gestasi berlangsung selama 10 sampai 18 bulan, dan menghasilkan kelahiran sejumlah satu anak. Beberapa spesies beradaptasi dengan baik untuk berenang di laut dalam. Mereka memiliki lapisan lemak, atau "blubber". Meski Lumba-lumba samudra dapat ditemukan di seluruh dunia, kebanyakan spesies lebih memilih perairan-perairan hangat di zona tropik, namun beberapa, seperti lumba-lumba paus sikat, lebih memilih tinggal di daerah beriklim dingin. Beberapa memiliki distribusi global, seperti orca. Lumba-lumba jantan biasanya kawin dengan beberapa betina setiap tahun, namun betina hanya kawin setiap 2 sampai 3 tahun. Anak lumba-lumba biasanya lahir di musim semi dan panas, dan betina memiliki semua kewajiban untuk membesarkannya. Induk beberapa sepsies berpuasa dan menyusui anaknya untuk waktu yang relatif lama. Lumba-lumba samudra terkadang diburu pada beberapa tempat seperti di Jepang, pada suatu kegiatan yang dikenal sebagai perburuan giring lumba-lumba. Selain perburuan dengan cara menggiring tadi, lumba-lumba juga terancam dari rucahan, kehilangan habitat, dan polusi laut. Lumba-lumba telah digambarkan pada beragam jenis budaya dari seluruh dunia. Mereka juga terkadang muncul pada literatur dan film, seperti pada film Free Willy. Lumba-lumba juga terkadang dikandangkan dan dilatih agar digunakan pada pertunjukkan-pertujukkan. Spesies lumba-lumba yang paling sering dikandangkan adalah lumba-lumba hidung botol. TaksonomiDelphinidae, tekhususnya lumba-lumba hidung botol, dapat kawin hibrida dengan beragam jenis spesies delphinid lainnya[ wholphin adalah salah satu dari beberapa kemungkinan hibrida.[3] Enam spesies, terkadang disebut dengan nama "ikan hitam" ("blackfish"), adalah lumba-lumba yang biasanya disebut sebagai paus: orca, paus kepala-melon, paus pembunuh kerdil, paus pembunuh palsu, dan dua spesies paus pilot, namun mereka semua diklasifikasikan dibawah famili Delphinidae.[4] Analisis molekuler baru mengindikasikan bahwa beberapa genera delphinid (terkhususnya Stenella dan Lagenorhynchus) tidak monofiletk seperti yang sekarang dianggap.[5] Oleh karena itu, kemungkinan besar akan terjadi revisi taksonomi signifikan pada famili ini.[6]
Referensi
|