Share to:

 

Main sikoci

Main sikoci adalah permainan tradisional anak nagari di kenagarian Ampek Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Sikoci hanyalah istilah lokal saja tidak diartikan sebagai perahu penyelamat di kapal melainkan sikoci adalah batu pipih yang berukuran sebesar kotak korek api-api atau lebih yang berfungsi sebagai bundu. Permainan sikoci dimainkan oleh anak laki-laki. Permainan sikoci di mainkan di halaman depan rumah atau pasir di pantai. Sebelum memulai permainan terlebih dahulu dibuatlah kotak persegi panjang dan dalam kotak di bagi menjadi enam bagian.[1]

Sebelum melempar sikoci atau gundu para pemain melakukan gambrengan (hom pim pa) untuk dapat menentukan siapa nan akan memulai permainan. Pemenang gambrengan ialah yang terebih dahulu memulai permainan dengan melempar bundu atau sikoci tadi ke kotak pertama. Sudah itu ia melompat ke kotak atau dengan satu kaki dan membawa bundu atau sikoci tadi yang berada di tanah dengan menggeser dengan satu kaki ke kotak nomor dua. begitu juga seterusnya hingga kotak ke enam. Selama permainan kaki si pemain hanya diperbolehkan satu kaki menyentuh tanah sedangkan kaki satunya tidak boleh jatuh menyentuh kotak nan lainnya.

Jika sikoci menyentuh garis pembatas dari masing-masing kotak nan lainnya maka ia di gantikan oleh pemain berikutnya. Pemain sikoci ini bisa dimainkan secara perorangan maupun berkelompok. untuk berkelompok biasanya dimainkan oleh empat orang atau enam orang. Masing-masing regu beranggotakan dua hingga tiga orang. Main sikoci adalah sebagai salah satu permainan tradisional yang di mainkan pada waktu sore atau hari libur menjelang mandi sore di kenagarian Ampek Jurai kabupaten Pesisir Selatan.

Rujuakan

  1. ^ Warisan Budaya Tak Benda di Provinsi Sumatera Barat. Padang: Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang. 2013. hlm. 242. ISBN 978-602-8742-67-2.  Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list (bantuan)
Kembali kehalaman sebelumnya