Makam Raja Gongmin
Situs tersebut terdiri dari dua gundukan makam yang terpisah, Hyonrung, yang merupakan makam Gongmin, raja ke-31 Dinasti Goryeo, dan Jongrung, yang merupakan makam istrinya, puteri Mongol Ratu Noguk. Patung-patung yang dinominasikan untuk Warisan Dunia, merupakan salah satu dari makam kerajaan yang dilestarikan di Korea Utara yang masih utuh, dan terhindar dari "restorasi" dibawah pemerintahan Komunis. SejarahKontruksi atas makam-makam tersebut setelah kematian Ratu Noguk pada tahun 1365, dan diselesaikan 7 tahun kemudian pada tahun 1372. Makam-makam tersebut terdiri dari ukiran granit yang dilapisi oleh bukit kecil; mereka dikelilingi oleh patung-patung domba dan macan, melambangkan kedua negara Goryeo dan Mongol. Goryeo saat itu merupakan negara taklukan Mongol. Dari jalan sampai ke makam-makam tersebut dikelilingi dengan patung-patung pejabat militer dan sarjana Konfusianisme. Penempatan mereka merupakan pertimbangan penting untuk raja, dan banyak peramal, ahli nujum, dan ahli matematika dikonsultasikan untuk memastikan agar situs tersebut memiliki pungsu yang bagus. Dongeng lokal menghubungkan bagaimana nama sebuah gunung yang membelakangi makam-makam tersebut diambil; Ketika istri Gongmin meninggal, ia memperkerjakan beberapa peramal untuk menemukan lokasi makam yang tepat. Sedih karena tidak ada seorangpun yang dapat menyenangkannya, ia memerintahkan bahwa peramal yang dapat memenuhi syarat akan diberikan apapun yang diinginkannya; namun jika mereka gagal maka eksekusi adalah imbalannya. Ketika seorang peramal muda memberitahukannya untuk meninjau sebuah tempat di luar Kaesong, Gongmin secara rahasia memberitahukan para penasehatnya bahwa jika ia melambaikan saputangannya mereka harus mengeksekusi sang peramal tersebut. Ketika peramal itu membawa pengawal raja ke tempat dimana makam tersebut sekarang berlokasi, Gongmin memanjat bukit yang berlawanan untuk meninjau situs tersebut. Ketika ia mencapai puncak bukit tersebut, ia kelelahan, ia mengangkat alisnya dan mengamati area tersebut; ia gembira telah menemukan tempat yang tepat dan bersiap-siap untuk memberikan selamat kepada peramal muda tersebut. Namun setelah menuruni bukit ia mendapatkan bahwa pemuda itu telah dieksekusi; pengawalnya telah melihatnya mengusap alisnya dan mengira bahwa ia ingin agar pemuda itu dieksekusi. Pengawalnya kemudian menamakan bukit tersebut sebagai sebuah peringatan atas kisah tersebut. Malangnya, pusaka makam tersebut hilang pada tahun 1905 ketika ruangan makam tersebut dihancurkan oleh dinamit dan dijarah oleh Jepang; hampir dari seluruh pusaka tersebut dipercaya telah dibawa ke Jepang, meskipun peti jenazah Gongmin saat ini sedang dipamerkan di Museum Goryeo, Kaesong. Lihat pulaReferensi
|