Share to:

 

Man Singh Tomar

Patung Raja Man Singh Tomar

Maharaja Man Singh Tomar adalah putra dari Raja Kalyanmall, penguasa Rajput Tomar di Gwalior. Ia memerintah lebih dari 30 tahun. Selama masa pemerintahannya, Tomar terkadang terlibat konflik dengan, namun juga menjalin aliansi dengan sultan Delhi.

Di antara sejumlah istrinya, ia menikahi seorang wanita Gurjar bernama Mrignayani. Sebagai tanda cintanya, Tomar membangun Gujari Mahal sebagai istana untuknya[1].

Selain dikenal sebagai pejuang yang tangguh, Tomar juga merupakan pelindung seni musik yang besar. Salah satu dari sembilan permata di pengadilanannya adalah Tansen, seorang musisi klasik Hindustani. Ia juga menjadi pelindung genre Dhrupad dalam Musik Klasik Hindustani[2].

Konflik dengan Sikander Lodi

Man Singh Tomar, yang baru saja dinobatkan sebagai penguasa Gwalior, tidak siap menghadapi invasi dari Delhi. Untuk menghindari peperangan, ia memutuskan untuk membayar upeti sebesar 800.000 tanka kepada Sultan Bahlul Lodi dari Delhi. Pada 1489, setelah Bahlul Lodi meninggal, putranya Sikandar Lodi naik tahta sebagai Sultan Delhi. Pada 1500, Man Singh memberi perlindungan kepada beberapa pemberontak Delhi yang berencana menggulingkan Sikandar Lodi. Untuk membalas, Sikandar Lodi meluncurkan ekspedisi hukuman ke Gwalior. Pada 1501, ia berhasil merebut Dholpur, sebuah wilayah Gwalior, dan melanjutkan perjalanan menuju Gwalior[3].

Namun, pada 1504, Sikandar Lodi melanjutkan serangan terhadap Tomara dengan merebut benteng Mandrayal yang terletak di timur Gwalior. Pasukannya melakukan penjarahan di sekitar Mandrayal, tetapi wabah penyakit kembali melanda pasukan Lodi, memaksa mereka mundur. Sikandar Lodi kemudian memindahkan markasnya ke Agra dan melanjutkan serangan ke Gwalior. Dari September 1505 hingga Mei 1506, Lodi berhasil merampok wilayah pedesaan sekitar Gwalior, tetapi taktik serang-lari yang diterapkan Man Singh menyebabkan Lodi gagal merebut Benteng Gwalior. Selain itu, kelangkaan makanan akibat penghancuran tanaman oleh Lodi memaksanya untuk menghentikan pengepungan[3].

Lodi kemudian beralih untuk merebut benteng-benteng kecil yang mengelilingi Gwalior. Dholpur dan Mandrayal sudah berada di bawah kendalinya. Pada Februari 1507, Lodi merebut benteng Uditnagar yang terletak di jalur Narwar-Gwalior. Pada September 1507, ia juga merebut benteng Narwar setelah pengepungan panjang. Pada Desember 1508, Lodi beralih ke Lahar, dan dalam beberapa tahun berikutnya, sibuk dengan konflik lainnya. Pada 1516, Lodi berencana untuk merebut Gwalior lagi, tetapi penyakit menghalanginya. Man Singh meninggal pada tahun yang sama, dan Sikandar Lodi meninggal pada November 1517, menandai berakhirnya periode konflik ini[3].

Lihat Juga

Referensi

  1. ^ Thapar, Romila (2003-08-07). The Penguin History of Early India: From the Origins to AD 1300 (dalam bahasa Inggris). Penguin Books Limited. ISBN 978-0-14-193742-7. 
  2. ^ "GORGEOUS GWALIOR | Freepress Journal". web.archive.org. 2016-03-06. Diakses tanggal 2024-12-11. 
  3. ^ a b c Lal, Kishori Saran (1963). Twilight of the Sultanate: A Political, Social and Cultural History of the Sultanate of Delhi from the Invasion of Timur to the Conquest of Babur 1398-1526 (dalam bahasa Inggris). Asia Publishing House. 
Kembali kehalaman sebelumnya