Share to:

 

Manifesto Kristen


"Manifesto Kristen"
Laman depan "Manifesto Kristen" di People's Daily pada 23 September 1950
DibuatMei 1950
Dipersembahkan28 Juli 1950
PemohonZhou Enlai
PenulisY. T. Wu dan lain-lain
Penandatangan417,389
SubjekKekristenan di Tiongkok, anti-imperialisme
TujuanMenanamkan tendensi pro-pemerintahan terhadap umat Kristen Tiongkok
"Pengarahan Dorongan Kekristenan Tiongkok dalam Pembangunan Tiongkok Baru"
Hanzi tradisional: 中國基督教在新中國建設中努力的途徑
Hanzi sederhana: 中国基督教在新中国建设中努力的途径

Pengarahan Dorongan Kekristenan Tiongkok dalam Pembangunan Tiongkok Baru,[1] yang umum dikenal sebagai "Manifesto Kristen" atau "Three Self-Patriotic Movement,[2] adalah sebuah manifesto politik umat Protestan di Tiongkok yang mendukung Republik Rakyat Tiongkok yang pada saat itu baru didirikan oleh pemerintah Tiongkok melalui para pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT). Dibentuk pada tahun 1950, manifesto tersebut mengusul prinsip "Three Self-Patriotic Movement" yang dikendalikan oleh politikus Protestan. Gerakan ini mencanangkan tiga prinsip yakni pemerintahan sendiri, swasembada, dan propagasi mandiri.[3] Penyusunan dan isi manifesto tersebut masih kontroversial hingga saat ini.[4]

Sejarah

Manifesto ini dibuat setelah para pemimpin Protestan menyampaikan keprihatinan mereka tentang kebebasan beragama, dimana protes ini disampaikan langsung kepada Zhou Enlai, Perdana Menteri Tiongkok.[5] Alih-alih menerima laporan mereka, Zhou meminta mereka untuk memberikan pernyataan yang mendukung kepemimpinan komunis yang baru.[6]

YT Wu adalah seorang tokoh Protestan mendukung tugas tersebut dan menyajikan rancangan manifesto yang setelah beberapa penentangan dan perubahan, menjadi teks dasar agama Kristen di Republik Rakyat Tiongkok yang baru.[7] Namun Zhou Enlai menolak protes tersebut dan ia mengutuk kegiatan misionaris di Tiongkok sebagai bentuk imperialisme, serta berjanji setia kepada kepemimpinan komunis, dan mendorong Gereja untuk mengambil sikap untuk tetap menjadi penduduk asli Tiongkok, karena PKT menganggap agama adalah budaya asing.[8]

Beberapa orang memandang manifesto tersebut sebagai pengkhianatan terhadap negara, sementara yang lain bersimpati menganggap hal ini baik demi terwujudnya kesetaraan hak umat Kristen di Tiongkok yang saat itu sedang berjuang untuk mendamaikan iman mereka dengan situasi politik yang berubah. Manifesto tersebut menjadi pemicu berakhirnya aktivitas misionaris di Tiongkok yang mengakibatkan terpecahnya Gereja dan negara.[9]

Referensi

  1. ^ Tze Ming Ng 2012, hlm. 209.
  2. ^ Tze Ming Ng 2012, hlm. 174.
  3. ^ Schaeffer, Francis A. (2005-03-08). A Christian Manifesto (dalam bahasa English) (edisi ke-F First Paperback Edition Used). Crossway. ISBN 978-1-58134-692-3. 
  4. ^ Bates, M. Searle (1968). "Churches and Christians in China, 1950-1967: Fragments of Understanding". Pacific Affairs. 41 (2): 199–213. doi:10.2307/2754795. ISSN 0030-851X. 
  5. ^ Ling, Oi Ki (1999). The Changing Role of the British Protestant Missionaries in China, 1945-1952. Fairleigh Dickinson Univ Press. ISBN 978-0-8386-3776-0. 
  6. ^ "Eirik Harris' translation of "Manifesto on Behalf of Chinese Culture, part 6". hackettpublishing.com. Diakses tanggal 2023-10-11. 
  7. ^ Lizza, Ryan (2011-08-30). ""A Christian Manifesto"'s Call to Arms". The New Yorker. ISSN 0028-792X. Diakses tanggal 2023-10-11. 
  8. ^ Nadeem, Reem (2023-08-30). "Government policy toward religion in the People's Republic of China – a brief history". Pew Research Center's Religion & Public Life Project. Diakses tanggal 2023-10-11. 
  9. ^ Challies, Tim (2023-09-01). "The Christian Manifesto by Tim Challies". www.challies.com/. Diakses tanggal 2023-10-11. 

Karya yang dikutip

Bacaan tambahan

Kembali kehalaman sebelumnya