Share to:

 

Margasatwa dan Puspita Indonesia

Margasatwa dan Puspita Indonesia adalah sebuah lukisan karya Lee Man Fong pada tahun 1962. Lukisan ini merupakan karya Lee Man Fong berukuran paling besar yang pernah ia buat. Lukisan mural ini dilukis di dinding Hotel Indonesia atas permintaan Soekarno untuk menyambut Asian Games 1962.[1]

Uraian

Lukisan berukuran 4 x 10,85 meter ini menggambarkan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Ide atau tema lukisan ini berasal dari Soekarno dan Lee Man Fong menerjemahkannya ke dalam bentuk lukisan.[1][2] Terdapat tiga panel yang menggambarkan objek yang berbeda-beda, yakni binatang domestik (sisi kiri), binatang air (sisi tengah), dan binatang liar (sisi kanan).[3] Masing-masing panel berukuran 61 cm x 49 cm dan dibuat agak mencekung. Jajaran tiga panel ini diletakkan di bagian atas dinding menghadap lobi Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.[4]

Menurut Agus Darmawan T, seorang kritikus seni, lukisan ini beraliran realis-dekotatif. Dalam menyelesaikan lukisan raksasa ini, Lee Man Fong dibantu oleh empat orang asisten pelukis, yakni Lim Wa Sim, Tjio Soen Djie, Siauw Swie Ching, dan Lee Rern.[2]

Upaya restorasi

Pada Juli 2019 atas inisiatif Hotel Indonesia Kempinski, lukisan ini mulai direstorasi oleh seorang ahli restorasi seni rupa berkebangsaan Italia Michaela Anselmini, dibantu oleh dua orang mahasiswa ITB. Proses perbaikan lukisan ini memakan waktu satu tahun. Upaya ini dilakukan karena lukisan Margasatwa dan Puspita Indonesia telah memperlihatkan kerusakan dan pemudaran warna pada beberapa bagiannya.[4]

Pranala luar

Catatan kaki

  1. ^ a b Suyono, Seno Joko (2020-09-25). "Cerita Restorasi Lukisan Margasatwa dan Puspita Indonesia Lee Man Fong". Tempo.co. Diakses tanggal 2021-04-08. 
  2. ^ a b Supriyanto, Yudi. "Menjaga dan Melestarikan Margasatwa dan Puspita Indonesia". Bisnis.com. 
  3. ^ Agnes, Tia. "Cerita Konservator Italia Restorasi Mahakarya Lee Man Fong". detikcom. Diakses tanggal 2021-04-08. 
  4. ^ a b Agnes, Tia. "Restorasi Lukisan Terbesar Lee Man Fong Butuh Waktu Setahun". detikcom. Diakses tanggal 2021-04-08. 


Kembali kehalaman sebelumnya