Masjid Jami Ul-Alfar
Masjid Jami Ul-Alfar adalah masjid bersejarah di Kolombo, Sri Langka. Terletak di Jalan Palang Kedua di Pettah. Masjid ini merupakan salah satu tempat wisata populer di Kota Kolombo. SejarahMasjid ini dibangun tahun 1908 sampai 1909 oleh komunitas Muslim Pettah untuk melakukan salat lima waktu dan salat Jumat pada hari Jumat. Ini adalah salah satu masjid tertua di Kolombo. Atas inisiatif para pedagang Muslim India, kemudian dibangunlah sebuah masjid di sana. Keberadaan bangunan masjid ini dirancang oleh HL Saibo Lebbe. Seluruh dana pembangunan masjid ini ditanggung oleh komunitas Muslim Pettah saat itu. Pengaruh arsitektur India cukup kentara pada masjid ini. Sentuhan kebesaran masjid-masjid dinasti Mughal dan bangunan bangunan kastil Inggris cukup terasa. Balutan warna merah dan putihnya yang khas menjadikan masjid ini terlihat istimewa dan berbeda. Daerah Pettah, tempat masjid ini berdiri merupakan cikal bakal Kota Kolombo bermula, dan daerah ini merupakan daerah berpenduduk mayoritas kaum muslimin. Masjid ini begitu terkenal di Kota Kolombo hingga ke mancanegara sampai-sampai disebut sebagai landmark Kota Kolombo sejak selesai dibangun tahun 1909 hingga kini. Masjid tersebut terkenal juga dengan nama Masjid Pettah karena berada di daerah Pettah. Etnis Shinhala yang merupakan etnis terbesar di Sri Lanka menyebutnya Rathu Palliya, etnis Tamil etnis terbesar kedua di Sri Lanka menyebutnya dengan nama Samman Jottu Palli, dalam bahasa Inggris disebut dengan nama Red Masjid, Nama resminya adalah Masjid “Jamiul Adhfar” tertulis dengan jelas dalam huruf Arab di fasad depan masjid (mungkin karena dialek setempat yang menjadikannya berbunyi Masjid Jamiul Alfar atau Jami Ul-Alfar), semua nama itu bermakna “Masjid Merah”. ArsitekturBentuk masjid ini sangat unik dalam bentuknya yang sangat impresif dengan rancangan unik mirip sebuah bangunan istana gula-gula dengan warnanya yang berlapis lapis merah dan putih seperti kue lapis. Warna merah lebih mendominasi warna eksterior masjid ini. Detail struktur bagian luar masjid yang didominasi warna merah dan putih namun tidak menghilangkan nilai spiritual yang terdapat pada bangunan megah ini. Sedangkan dinding bagian dalam didominasi oleh warna hijau toska. Tidak hanya menampilkan efek kue lapis berwarna merah-putih, arsitek masjid ini juga berupaya mengedepankan pola lengkungan pada bagian atap dinding. Pola lengkungan ini digunakan hampir pada setiap pintu masuk yang menghubungkan bagian halaman dalam masjid dengan ruang tempat salat di lantai dasar. Seperti lazimnya bangunan sebuah masjid, Masjid Jami Ul-Alfar juga dilengkapi dengan menara. Keseluruhannya ada empat belas menara pada bangunan masjid ini, terdiri dari dua menara berukuran sedang dan sisanya berukuran kecil. Lokasinya yang berada tepat di tengah pusat keramaian komunitas muslim, membuat di setiap sudut pada bagian atap masjid dilengkapi sebuah pengeras suara untuk mengumandangkan suara azan. Pranala luar |