Pengambilan gambar utama dimulai di Inggris pada tahun 2021, tetapi beberapa kali tertunda karena tindakan pemerintah yang ketat terkait pandemi COVID-19.[3]Masters of the Air tayang perdana pada 26 Januari 2024.[4]
Premis
Masters of the Air menceritakan kisah Grup Bom ke-100 selama Perang Dunia II dan mengikuti para kru pesawat pengebom dalam misi berbahaya untuk menghancurkan target di dalam wilayah Eropa yang diduduki Jerman.
Grup ke-100 mengalami kekalahan tempur pertamanya. Di sebuah pub, anggota RAF mempertanyakan taktik pasukan Amerika dalam melakukan serangan di siang hari; merasa dilecehkan, Letnan (Lt.) Curtis Biddick menantang dan mengalahkan seorang pilot Britania dalam sebuah duel tinju tangan kosong [en]. Ketika Mayor Marvin Bowman tidak dapat bertugas karena sakit, Mayor Cleven ditugaskan untuk memimpin Grup ke-100 dalam misi kedua mereka: mengebom kandang U-boat (U-boat pens) Jerman di Norwegia. Meskipun menderita mabuk udara, Letnan Harry Crosby berhasil menavigasi misi tersebut. Pesawat B-17 milik Letnan Biddick rusak; pesawat lainnya mengurangi kecepatan udara untuk tetap bersama Biddick, yang akhirnya mendarat darurat–pendaratan terkendali tanpa daya–dengan selamat di Skotlandia.
3
"Bagian Tiga"
Cary Joji Fukunaga
Skenario oleh : John Orloff
2 Februari 2024 (2024-02-02)
Pada bulan Agustus 1943, Grup ke-100 berpartisipasi dalam misi Schweinfurt-Regensburg untuk menghancurkan pabrik-pabrik pembuatan pesawat di wilayah Jerman sebelum melanjutkan perjalanan ke Afrika Utara untuk mendarat disana. Letnan Biddick beserta kopilotnya tewas saat melakukan pendaratan darurat di hutan. Sersan Quinn terjun payung ke tempat yang aman setelah B-17-nya ditembak jatuh; dia mendarat di Belgia dan disambut oleh anggota perlawanan dari jalur pelarian. Mayor Egan dan Cleven tiba di Afrika bersama dengan anggota ke-100 yang selamat.
4
"Bagian Empat"
Cary Joji Fukunaga
John Orloff
9 Februari 2024 (2024-02-09)
Pada bulan Oktober 1943, kru B-17 yang baru tiba, termasuk Letnan Robert Rosenthal. Bom ke-100 mengebom Bremen sekali lagi. Merasakan efek dari kelelahan tempur, Mayor Egan dikirim cuti ke London di mana dia melakukan hubungan satu malam dengan seorang janda perang Polandia bernama Paulina. Mengetahui bahwa Mayor Cleven tidak kembali dari Bremen, Egan yang dendam ingin kembali bertugas lebih awal. Sementara itu, Sersan Quinn dipandu oleh para penyelundup perlawanan Belgia. Dia juga bertemu dengan dua penerbang Amerika lainnya, termasuk Bob, dan dibunuh setelah terungkap sebagai mata-mata Jerman. Quinn dan yang lainnya tiba dengan kereta api ke Paris yang diduduki Jerman dalam perjalanan ke Spanyol.
Grup ke-100 kembali dari misi Bremen setelah memakan banyak korban. Letnan Crosby menggantikan Kapten Payne sebagai navigator utama dan ia juga dipromosikan menjadi kapten. Mayor Egan memimpin pengeboman berikutnya ke Münster hanya beberapa hari setelah misi Bremen. Misi ini berakhir dengan bencana untuk misi ke-100 saat pesawat B-17, semua ditembak jatuh dan hanya satu pesawat yang selamat yang diterbangkan oleh Letnan Rosenthal. Setelah menyelamatkan diri dari pesawatnya ditembak jatuh, Mayor Egan terjun dengan parasut ke pedesaan Jerman, Westphalia.
6
"Bagian Enam"
Anna Boden dan Ryan Fleck
John Orloff
23 Februari 2024 (2024-02-23)
Mayor Egan ditawan sebagai tawanan perang di Westphalia dan hampir mati setelah dia berserta pilot lainnya yang ditembak jatuh digeruduk oleh warga sipil Jerman yang marah di Rüsselsheim setelah pengeboman. Dia dibawa ke Dulag Luft [en] untuk diinterogasi oleh Letnan Ulrich Hoffman sebelum dipindahkan ke Stalag Luft III [en]. Di sana ia bertemu dengan rekan-rekan lain dari Grup ke-100, termasuk Mayor Cleven. Robert Rosenthal dan krunya dikirim ke sebuah rumah perkebunan pedesaan untuk relaksasi dan konseling, tetapi Rosenthal menolaknya. Sementara itu, Mayor Crosby menghadiri sebuah konferensi di Universitas Oxford untuk pelatihan lebih lanjut, di mana dia bertemu dengan seorang perwira wanita ATS [en] Britania Raya yang memulai menjalin hubungan dengannya, sebelum dia secara tak terduga dipanggil.
Pada bulan Maret 1944, Grup ke-100 kehilangan lima belas B-17 dan seratus lima puluh orang dalam sebuah misi pengeboman di Berlin. Serangan mereka berikutnya terbukti lebih berhasil ketika pesawat pengebom dikawal oleh skuadron pesawat tempur P-51 Mustang. Mereka kecewa ketika mengetahui bahwa jumlah misi yang harus dilakukan oleh seorang kru ditingkatkan menjadi dua puluh delapan. Kapten Rosenthal menyelesaikan misi kedua puluh lima, namun memutuskan untuk bergabung kembali. Dia mengetahui bahwa Jenderal Doolittle berencana menggunakan kru B-17 sebagai umpan untuk menarik Luftwaffe ke langit untuk menghadapi P-51; Rosenthal ditempatkan sebagai komandan Grup ke-350 [en]. Kapten Crosby memulai hubungan dengan perwira ATS, Sandra. Quinn kembali ke pangkalan dan dibebaskan dari misi lebih lanjut karena pengetahuannya tentang jalur pelarian. Di Stalag Luft III, Mayor Cleven dan tawanan perang lainnya membuat radio kristal untuk mendengarkan berita BBC. Sekelompok besar tahanan Inggris/Britania Raya melarikan diri; Cleven, Egan dan perwira Amerika lainnya diancam bahwa mereka akan diserahkan kepada SS (Schutzstaffel) dan Gestapo jika ada upaya kabur dari kamp lagi.
8
"Bagian Delapan"
Dee Rees
Cerita oleh : John Orloff dan Joel Anderson Thompson & Morwenna Banks Skenario oleh : John Orloff & Joel Anderson Thompson dan Dee Rees
8 Maret 2024 (2024-03-08)
Pada bulan Juni 1944, Kapten Crosby melakukan perencanaan operasional untuk dua ratus misi pengeboman terhadap posisi Wehrmacht di Prancis sebagai persiapan Operasi Overlord. Bekerja selama tiga hari berturut-turut, dia pingsan dan tidur selama D-Day. Hampir tidak ada perlawanan dari Luftwaffe. Selama Operasi Dragoon, penerbang Tuskegee (Tuskegee Airmen [en]) dari Skuadron Tempur ke-99 ditembak jatuh saat menyerang posisi Jerman di Côte d'Azur; Letnan dua Richard Macon, Robert Daniels, dan Alexander Jefferson [en] dipindahkan ke Stalag Luft III, yang kini berada di bawah kendali SS. Mereka diundang oleh Cleven untuk bergabung dengan persiapan untuk kemungkinan melarikan diri dari kamp.
Cerita oleh : John Orloff Skenario oleh : John Orloff & Joel Anderson Thompson
15 Maret 2024 (2024-03-15)
Pada bulan Februari 1945, pesawat Mayor Rosenthal ditembak jatuh ketika terbang melintasi Berlin; ia terjun dengan parasut ke tanah tak bertuan dan diselamatkan oleh Tentara Merah. Jerman mengevakuasi Stalag Luft III, dan memaksa para tahanan berbaris dalam kondisi beku; mereka dibawa dengan kereta api ke Nuremberg sebelum diinternir di Stalag XIII [en]. Ketika mereka kembali dipaksa berbaris, Mayor Cleven dan Egan mencoba melarikan diri, tetapi hanya Cleven yang berhasil meloloskan diri. Cleven selamat dari serangan anak-anak Volkssturm sebelum bertemu dengan unit Angkatan Darat AS. Egan dan para tahanan lainnya dibawa ke Stalag VII [en] dan dibebaskan tak lama kemudian. Di Poznań, Mayor Rosenthal memasuki Benteng VII [en] dan melihat secara langsung kekejaman Holocaust. Mayor Cleven, Egan, Rosenthal, dan Crosby bertemu kembali di Thorpe Abbotts; mereka berpartisipasi dalam Operasi Manna dan Chowhound [en] untuk memasok makanan bagi penduduk Belanda yang dilanda oleh musim dingin Honger. Setelah Jerman menyerah, Grup ke-100 kembali pulang. Seri ini diakhiri dengan montase yang menjelaskan kehidupan selanjutnya dari para tokoh utamanya.
Episode ini merupakan film dokumenter pendamping yang memberikan kisah mendalam tentang para penerbang yang menjadi sumber inspirasi dari seri Masters of the Air.
Pada bulan Januari 2013, HBO mengkonfirmasi bahwa mereka sedang mengembangkan miniseri tersebut, yang didasarkan pada buku Donald L. Miller [en] berjudul Masters of the Air: America's Bomber Boys Who Fought the Air War Against Nazi Germany yang akan diadaptasi oleh John Orloff[7] dan secara khusus akan berfokus pada Grup Pemboman ke-100 (100th Bombardment Group) dari Angkatan Udara Kedelapan [en].[8]
Pada bulan Oktober 2019, dilaporkan bahwa Apple telah membuat kesepakatan dengan perusahaan produksi Spielberg dan Hanks untuk menayangkan seri ini secara eksklusif di Apple TV+, alih-alih di HBO.[9] HBO kemudian menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memutuskan untuk tidak melanjutkan produksi seri ini.[10]Deadline Hollywood melaporkan bahwa seri ini terdiri dari sepuluh episode, dengan total biaya produksi lebih dari $200 juta, sementara itu The Hollywood Reporter mengatakan bahwa seri ini terdiri dari sembilan episode dengan total biaya $250 juta.[11][12] Seri ini merupakan seri Apple TV+ pertama yang diproduksi di bawah perusahaan produksi internal perusahaan teknologi tersebut, yaitu Apple Studios.[13]
Pada bulan Februari 2021, dilaporkan bahwa produksi telah dimulai di Dalton Barracks [en] di Oxfordshire, Inggris.[25] Izin perencanaan retrospektif sementara selama 12 bulan telah diajukan di Newland Park, Chalfont St Peter, setelah pembangunan barak Perang Dunia II di lokasi tersebut.[26] Pembuatan film sempat terhenti sebentar pada bulan Juli hingga awal Agustus yang berkaitan dengan tes positif COVID-19.[27] Produksi juga dilakukan di Hemel Hempstead.[28] Seri ini menggunakan produksi virtual di lokasi syuting oleh Lux Machina untuk adegan kokpit.[29][30]
Rilis
Masters of the Air tayang perdana di Apple TV+ pada 26 Januari 2024.[4]
Film dokumenter pendamping berjudul The Bloody Hundredth, yang dinarasikan oleh Tom Hanks, menceritakan kisah grup bom ke-100 sebagai sumber cerita dalam Masters of the Air. Film ini dirilis pada 15 Maret 2024, di Apple TV+.[31]
Penerimaan
Di situs web agregator ulasanRotten Tomatoes, 86% pada 97 ulasan para kritikus adalah positif. Konsensus situs web berbunyi: "Menjulang tinggi dengan desain produksi yang sempurna dan karakter yang sangat teramati dengan baik, Masters of the Air dapat berdiri dengan bangga di samping serial saudaranya, Band of Brothers dan The Pacific."[5]Metacritic, yang menggunakan rata-rata tertimbang, memberikan nilai 73 dari 100 berdasarkan 40 kritikus.[32]