Masyarakat Peduli Sejarah Aceh
Masyarakat Peduli Sejarah Aceh disingkat Mapesa adalah sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sejarah dan kebudayaan Aceh. Organisasi ini dimulai pada tahun 2010 dan disahkan dengan akta notaris pada tahun 2012. Kegiatan awal Mapesa dimulai dengan gotong-royong untuk membersihkan dan menata situs sejarah seperti makam-makam masa kesultanan Aceh.[1][2] Tujuan dan JalanSecara garis besar, Mapesa memiliki dua tujuan inti dan pokok, yaitu:
Untuk sampai kepada dua tujuan inti tersebut, Mapesa menempuh jalan dengan:
KegiatanKegiatan-kegiatan yang dilakukan Mapesa selama ini terarah pada:
AdvokasiSejak berdirinya Mapesa sudah sering terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi penyelamatan situs bersejarah. Pada tahun 2012, Mapesa aktif mengawal rencana pengubahan situs bersejarah Kerajaan Lamuri di Lamreh menjadi lapangan golf. Dari luas 200 hektar perbukitan Lamreh, seluas 100 hektar rencananya akan dijual oleh pemerintah Kabupaten Aceh Besar kepada investor. Rencana ini akhirnya dapat digagalkan.[5] Selain itu Mapesa juga aktif mengawal kawasan situs bersejarah di Gampong Jawa dan Gampong Pande yang akan diubah menjadi instalasi pengolahan air limbah Kota Banda Aceh. Kawasan Gampong Jawa dan Gampong Pande merupakan kawasan pesisir Kota Banda Aceh yang banyak ditemui batu nisan tokoh-tokoh Kesultanan Aceh periode awal seperti makam sultan, ulama, keluarga kerajaan dan pejabat kerajaan.[6][7] PenghargaanKemendikbudristek menganugerahi Mapesa Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) tahun 2023 kategori pelestari budaya khususnya sejarah Aceh. Penghargaan ini diberikan atas sumbangsih selama 13 tahun ke belakang terhadap pelestarian peninggalan Aceh.[8][9] Sumber
Lihat pulaPranala luar |