Masyarakat multikulturalisme
Masyarakat multikulturalisme adalah masyarakat yang jelas memiliki tradisi memahami, menghormati dan menghargai budaya orang lain. Masyarakat multikultur adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras yang saling berinteraksi dalam hubungan sosialnya. Segala sesuatu yang dilakukan setiap orang dalam suatu kelompok etnis selalu bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan bagi setiap anggota dalam kelompoknya. Untuk mencapai tujuan tersebut setiap orang dalam suatu kelompok memiliki cara-cara tersendiri yang biasanya berbeda dengan anggota kelompok etnis yang lainnya.[1] Salah satu masalah pada masyarakat multikulturalisme adalah sikap etnosentris. Etnosentris adalah sikap menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsa merupakan cara hidup yang paling baik.Dampak negatif yang lebih luas dari sikap etnosentris lainnya, yaitu: Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuaan, menghambat pertukaran budaya, menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda, dan memicu timbulnya konflik sosial. Bukti adanya sikap Etnosentris adalah hampir setiap individu merasa bahwa kebudayaan yang paling baik dan lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan lainnya. Misalnya, bangsa Amerika bangga akan kekayaan materinya, bangsa Prancis bangga akan bahasanya, bangsa Italia bangga akan musiknya.[2] Faktor penyebab masyarakat multikulturalisme di IndonesiaDalam membentuk masyarakat multikultural dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:[3] Faktor sejarahBerdasarkan faktor sejarah terdapat dua aspek munculnya multikulturalisme, yakni migrasi yang masuk ke suatu daerah dan adanya kebanggaan sebagai minoritas. Sedangkan aspek kedua lebih bersifat pada unsur identitas yang dimiliki oleh individu yang dirasa lebih kuat daripada rasa nasionalismenya. Misalnya saja negara Indonesia, yang dikenal akan masyarakatnya yang multikultural. Indonesia sendiri merupakan negara dengan sumber daya alam yang begitu melimpah terutama dalam sektor rempah-rempah. Hal inilah yang membuat negara seperti Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang ingin menjajah Indonesia. Karena penjajahan inilah membuat beberapa negara dapat tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama di Indonesia, bahkan beberapa diantaranya sampai menikah dengan bangsa Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan terjadi penambahan kekayaan budaya serta ras di Indonesia sehingga memunculkan masyarakat multikultural.[3] Letak geografisSuatu negara atau wilayah memiliki karakteristik dan kondisi geografis yang berbeda-beda. Kondisi geografis ini akan mempengaruhi fenomena alam yang sering terjadi di wilayah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung, fenomena alam akan mempengaruhi kehidupan sosial dalam suatu lingkungan masyarakat. Perbedaan dari kondisi geografis ini akan menimbulkan corak dan cara hidup yang beranekaragam dalam masyarakat. Contohnya Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak daerah gunung dan daerah laut, tentunya cara hidup masyarakat di daerah gunung akan berbeda dengan mereka yang hidup di daerah laut atau pesisir pantai.[3] Adanya pengaruh kebudayaan asingSelain dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia adanya masyarakat multikultural disebabkan oleh adanya pengaruh kebudayaan asing.Masuknya pengaruh kebudayaan asing ini dipengaruhi juga oleh letak geografis di Indonesia sehingga banyak berbagai unsur agama dan juga budaya yang masuk ke Indonesia. Indonesia terletak diantara Samudera Hindia dan Pasifik dan jalur tersebut merupakan jalur lintasan para pedagang yang berasal dari China, India, dan lain-lain. Para pedagang tersebut datang ke Indonesia tidak hanya untuk berdagang akan tetapi bertujuan juga untuk menyebarkan kebudayaan dan agama yang dianutnya sehingga saat ini di Indonesia terdapat bermacam-macam agama.[3] Kondisi iklimKondisi Iklim yang berbeda-beda dan juga banyaknya macam-macam ras di Indonesia yang tumbuh membuat masyarakat Indonesia menjadi masyarakat multikultiral. Selain itu perbedaan yang menyebabkan masyarakat Indonesia disebut masyarakat multikultural yaitu adanya perbedaan antara tipe masyarakat perkotaan, pertanian, dan juga komunitas budaya suku bangsa lainnya. Masih berhubungan dengan kondisi geografis, kondisi iklim dan cuaca juga termasuk fenomena alam yang dipengaruhi faktor geografis dari suatu wilayah. Perbedaan iklim dan cuaca akan mempengaruhi pola perilaku manusia dalam menyesuaikan diri dengan iklim tersebut. Contohnya masyarakat yang tinggal di daerah yang lebih dingin akan menggunakan pakaian yang lebih tebal, sedangkan yang tinggal di daerah panas akan mengenakan pakaian yang lebih tipis.[3] Integrasi nasionalFaktor penyebab terjadinya masyarakat multikultural yang terakhir yaitu adanya bentuk integrasi sosial. Integrasi nasional tersebut berasal dari suku bangsa di Indonesia yang beraneka ragam. Adanya integrasi suku bangsa menjadi suatu kesatuan bangsa Indonesia dipengaruhi oleh empat peristiwa diantaranya yaitu, peristiwa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, adanya penjajahan Belanda, pada masa pergerakan nasional yang menyebabkan munculnya sumpah pemuda dan peristiwa yang sangat berpengaruh yaitu kemerdekaan Indonesia. KarakteristikMenurut Pierre L Van den Berghe ciri-ciri atau karakteristik masyarakat multikultural adalah:[4]
Referensi
|