Mei Xue Zheng Chun
Mei Xue Zheng Chun (梅雪爭春 pinyin: méi xuě zhēng chūn) adalah sebuah puisi yang ditulis oleh pujangga Tiongkok, Xu Zhimo.[1] Dalam bahasa Inggris judul puisi ini diterjemahkan sebagai Prunus Mume Fight With Snow For Spring, The Plum Flower Seizes Spring From Winter's Grasp, Plum Contending with Snow for Spring Scenery dan sebagainya. Sejarah penciptaan dan kandunganXu Zhimo mendapat inspirasi menciptakan puisi ini ketika ia mengunjungi Lingfeng di luar Hangzhou pada masa-masa kekacauan Revolusi Tiongkok. Tujuannya sekedar ingin melihat mekarnya bunga prem (prunus mume) sewaktu musim semi tiba. Judul puisi "Mei Xue Zheng Chun" (Bunga Prem di Berjuang di tengah Salju) terinspirasi dari Puisi Dinasti Song berjudul Méi xuě zhēng chūn wèi kěn jiàng (梅雪爭春未肯降).[2] Xu menuangkan kesedihan sekaligus kemarahannya terhadap peristiwa Revolusi Tiongkok 1925–1926 yang merenggut banyak korban jiwa rakyat Tiongkok.[2] Dalam periode tersebut terjadi Pembantaian 30 Mei dan Pembantaian 18 Maret yang digerakkan oleh Duan Qirui (jenderal Beiyang).[2] Bunga Prem dalam puisi adalah sebagai metafor seorang anak berusia 13 tahun yang ikut menjadi korban dalam Pembantaian 18 Maret 1926 (三·一八惨案).[2] Bunyi puisi
Penggunaan
Di Taiwan, puisi ini menjadi populer dan telah diangkat menjadi lagu dan tema-tema lukisan musim semi.[1] Dalam lukisan-lukisan tersebut, prem kadang-kadang melambangkan semangat nasional dan kerinduan akan daratan Tiongkok.[1] Karya ini juga diangkat dalam lagu bergenre Folk Kampus yang populer di Taiwan pada dekade 70 hingga 80-an.[2] Komposisi lagu dibawakan oleh penyanyi folk Pao Mei Sheng, dalam album Na Yi Pen Huo / 那一盆火 (1980). Kemudian didaur ulang oleh duo Yang Fangyi & Xu Xiaojing dan grup musik Nanfang Erchong Chang (南方二重唱).[2] Pranala luar
Referensi
|