Mervyn Aubrey Jaspan
Meryvn Aubrey Jaspan[Catatan 1] (Parameter harus diisi 1 — 12 1926 – 26 April 1975), adalah seorang professor, antropolog, sekaligus sosiolog berkebangsaan Inggris yang diakui sebagai sosok pelopor kajian/studi Asia Tenggara di Universitas Hull.[1] Jaspan juga dikenal luas sebagai salah satu peneliti utama kajian tentang masyarakat Rejang dan bahasanya di Sumatera Barat Daya. Kehidupan pribadiLahir di Johannesburg pada 1926, Jaspan lulus dengan gelar sosiologi dan antropologi dari Universitas Natal tahun 1948.[2] KarirPada tahun 1949, Jaspan mulai melakukan penelitian lapangan terhadap masyarakat berbahasa Zulu di Natal Barat Daya, yang nanti menjadi tesisnya pada Universitas Oxford tahun 1951. Setelah mengajar sementara di Manchester dan menjadi research fellow di Exeter, tahun 1955 Jaspan ditunjukan sebagai kepala jurusan sosiologi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.[2] Karya-karyanya yang mengisi koleksi arsip Universitas Hull dimulai pada tahun ini. Pada 1961 Jaspan ditunjuk sebagai seorang research fellow di Universitas Nasional Australia, Canberra. Setelahnya ia menghabiskan waktu tiga tahun mengadakan penelitian dan kajian lapangan terhadap masyarakat Rejang di Provinsi Bengkulu, Sumatera Barat Daya.[2] Selama meneliti masyarakat Rejang, Jaspan memusatkan kajiannya di Topos yang berada di wilayah Rejang Pegunungan di Kabupaten Lebong yang sekarang, serta di Padang Bendar di wilayah dataran rendah (Ulau Bioa) di Kabupaten Bengkulu Utara yang sekarang. Hasil penelitian Jaspan mengenai Rejang merupakan salah satu bagian terbesar dari material ilmiah yang ditinggalkannya, sekaligus korpus inti karangan ilmiah tentang Rejang. Jaspan mencatat peribahasa, mitos penciptaan dan silsilah, cerita rakyat dan dongeng, sekaligus pantun dan teka-teki Rejang.[2] Ia juga mempersiapkan catatan dan kartu yang berisi daftar kosakata bahasa Rejang yang hendak dijadikannya sebagai sebuah kamus tiga bahasa. Tesisnya yang berjudul From patriliny to matriliny: structural change among the Redjang of Southwest Sumatra berhasil dipertahankan pada 1964. Pada tahun yang sama, tulisannya mengenai empat teks berbahasa Rejang yang berjudul Folk literature of South Sumatra: Redjang Ka-Ga-Nga texts dipublikasikan. Jaspan pula pada tahun tersebut ditunjuk menjadi dosen senior di Universitas Australia Barat, Perth, sekaligus menjadi direktur pertama, Pusat Kajian Asia di universitas itu.[2] Pada 1966 Jaspan mulai meneliti orang Champa di tepian Sungai Mekong, Kamboja, dan sejak 1967 ia banyak berkontak dengan Petrus Voorhoeve yang nanti menjadi editor bagi calon kamus bahasa Rejang, yang hingga kematian Jaspan, tak pernah diterbitkan sebagai sebuah kamus, melainkan hanya sebatas kumpulan material saja. Jaspan dan Voorhoeve berkolaborasi dalam mengoleksi, mengalihaksara, dan mengalihbahasakan teks-teks bahasa Melayu Barisan Selatan, khususnya yang ditulis dalam Surat Ulu.[2] Jaspan didaulat menjadi kepala Kajian Sosiologi Asia Tenggara di Universitas Hull pada 1968, lebih kurang enam tahun sejak ia mendirikan dan menjadi direktur Pusat Kajian Asia Tenggara di universitas tersebut. Pada 1969, Jaspan melakukan banyak penelitian ke Malaysia, Sumatra, dan Kamboja. Setahun kemudian, perjalanannya berlanjut ke Myanmar. Penelitian-penelitian itu umumnya mengenai literatur lokal dan pengobatan tradisional. Ia meluncurkan Sumatra Research Bulletin tahun 1971.[2] Setelah ia meninggal dunia pada 1975, koleksi pribadinya yang berupa pamflet dan buku tentang Asia Tenggara dari sudut pandang sosiologi dan arkeologi didonasikan ke berbagai perpustakaan. KaryaBerikut adalah beberapa karya terpilih dari sekian banyak karya yang dilahirkan Jaspan semasa hidupnya.
Judul karya-karya Jaspan yang lain mengenai Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya, dapat dilihat dalam katalog Hull History Centre.[3] Catatan
Referensi
Daftar Pustaka
|