Metrik sainsMetrik sains (bahasa Inggris: Scientometrics) adalah studi tentang pengukuran dan analisis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi. Masalah pokok penelitiannya meliputi pengukuran dampak, rangkaian referensi artikel untuk menyelidiki dampak dari jurnal dan lembaga, pemahaman terhadap kutipan ilmiah, pemetaan bidang ilmiah dan pembuatan indikator untuk digunakan dalam konteks kebijakan dan manajemen.[1] Dalam prakteknya, ada hal yang tumpang tindih antara metrik sains dan bidang keilmuan lainnya seperti metrik pustaka (bibliometrics), sistem informasi, ilmu informasi dan ilmu tentang kebijakan sains. Sejarah perkembanganMetrik sains modern sebagian besar mengacu pada karya Derek J. de Solla Price dan Eugene Garfield. Garfield membuat Science Citation Index dan membangun Institute for Scientific Information yang banyak menggunakan analisis metrik sains. Sebuah jurnal yang khusus didekasikan untuk itu, Scientometrics, diterbitkan pada tahun 1978. Industrialisasi sains meningkatkan jumlah publikasi dan karya ilmiah, dan penggunaan komputer memungkinkan analisis data metrik semakin efektif.[2] Jika sosiologi sains menitikberatkan pada perilaku ilmuan, maka metrik sains ini berfokus pada analisis publikasi. Oleh karena itu, metrik sains juga dianggap sebagai studi empiris dan ilmiah atas sains dan luarannya.[3][4] Kemudian di awal pergantian abad, evaluasi dan ranking ilmuwan dan perguruan tinggi menjadi perhatian. Berdasarkan analisis metrik pustaka (bibliometric) publikasi ilmiah dan sitasi, terbitlah Peringkat Akademis Universitas Dunia ("Shanghai ranking") pada tahun 2004 oleh Universitas Jiao Tong Shanghai.[5] Faktor dampak (impact factor) kemudian menjadi instrumen penting dalam memilih berbagai jurnal dan menentukan ranking seperti pada Academic Ranking of World Universities, kemudian Times Higher Education World University Rankings (THE-ranking) menjadi indikator utama dalam menentukan status perguruan tinggi. Indeks-h menjadi indikator utama produktivitas dan dampak karya seorang ilmuwan. Meskipun demikian, indikatro-indikator alternatif di level penulis telah diajukan (lihat contoh[6]). Dalam waktu yang kurang lebih bersamaan, minat pemerintah dalam mengevaliuasi riset untuk tujuan pengukuran dampak pendanaan sains meningkat. Sejak investasi di bidang riset ilmiah menjadi bagian dari American Recovery and Reinvestment Act of 2009 (ARRA), paket stimulus ekonomis, program seperti STAR METRICS dibuat untuk mengukur apakah dampak positif terhadap ekonomi benar-benar akan terjadi.[7] MetodeMetode penelitian yang digunakan meliputi pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan komputasi. Fokus utama studi seputar perbandingan produktivitas institusi ranking institusi, ranking jurnal,[8] menentukan standar produktivitas dan kepangkatan dosen,[9] mengukur pengaruh artikel ilmiah yang hebat,[10] dan mengembangkan profil penulis dan institusi yang hebat dalam hal kinerja riset.[11] Salah satu temuan signifikan dalam bidang ini adalah prinsip eskalasi biaya yang mempengaruhi hasil temuan berikutnya berdasarkan tingkat prioritas yang berkembang secara eksponensial lebih mahal dalam hal usaha dan sumber daya. Akan tetapi, metode algoritma baru di bidang pencarian, machine learning dan data mining menunjukkan hal tersebut tidak demikian pada masalah penelusuran informasi dan persoalan-persoalan yang berbasis ekstraksi. Bidang-bidang terkait adalah sejarah sains dan teknologi, philosophy of science and sosiologi pengetahuan ilmiah. Jurnal yang terkait bidang ini antara lain Scientometrics, Journal of the American Society for Information Science and Technology, and Journal of Informetrics.[12] The International Society for Scientometrics and Informetrics didirikan tahun 1993 merupakan asosiasi profesuional di bidang ini. Referensi dan catatan kaki
|