Miekichi Suzuki
Literatur klasik Kojiki dirangkumnya menjadi Kojiki Monogatari (Hikayat Kojiki) dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak. Sejak dimuat bersambung dalam majalah Akai Tori pada tahun 1920, Hikayat Kojiki sudah beberapa kali diterbitkan ulang, dan disenangi orang dewasa karena mudah dimengerti.[1]
BiografiMiekichi dilahirkan di kota Hiroshima sebagai putra ketiga dari ayah bernama Etsuji dan ibu bernama Fusa. Setelah lulus sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Hiroshima, Suzuki pindah ke Kyoto untuk bersekolah di Dai San Kōtō Gakkō (Sekolah Lanjutan Atas III sistem lama, sekarang Fakultas Seni Budaya Universitas Kyoto). Setelah lulus, Suzuki meneruskan ke Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra Universitas Kekaisaran Tokyo. Sejak di bangku sekolah menengah, Suzuki sudah senang menulis. Cerita yang ditulisnya dengan nama pena Eizan sering dimuat majalah Shōkokumin dan Shinsei. Di kelas 2 SMP, sejumlah cerita anak yang ditulisnya, seperti Ahō Hato dimuat dalam majalah Shōnen Kurabu. Sewaktu masih di bangku kuliah, Suzuki menderita sakit dan pergi beristirahat ke Pulau Nōmi di lepas pantai Prefektur Hiroshima. Pengalamannya selama di sana dituangkan dalam cerpen berjudul Chidori. Natsume Sōseki memuji cerpen tersebut, dan mengusulkannya untuk dimuat dalam majalah Hototogisu. Sejak itu pula, Suzuki menjadi salah seorang murid Sōseki dan menerima bimbingan dalam bidang tulis menulis. Setelah lulus kuliah, Suzuki terus menulis sambil bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sekolah menengah pertama. Novelnya yang berjudul Kuwa no Mi dimuat bersambung di harian Kokumin Shimbun dari 25 Juli hingga 15 November 1913, dan namanya mulai terkenal sebagai novelis. Novel tersebut juga diterbitkan penerbit Shunyōdō pada bulan Januari tahun berikutnya. Namun setelah itu, Suzuki mengalami kebuntuan, dan berhenti menulis novel sejak tahun 1915. Pada tahun berikutnya, Suzuki beralih menjadi penulis bacaan anak setelah menulis cerita untuk anak perempuannya. Pada tahun 1918, Suzuki menerbitkan majalah sastra anak Akai Tori (Burung Merah), dan teman-temannya sesama sastrawan diminta untuk menyumbangkan tulisan.[2] Ryūnosuke Akutagawa menyumbangkan cerita anak-anak berjudul Kumo no Ito (Jaring Laba-laba), sedangkan Takeo Arishima dengan Hitofusa no Budō (Setangkai Buah Anggur). Kitahara Hakushū menyumbangkan lagu anak-anak, sedangkan Osanai Kaoru dan Kubota Mantarō menyumbangkan naskah sandiwara anak-anak. Penulis bacaan anak seperti Jōji Tsubota dan Nankichi Niimi juga sering menulis untuk majalah Akai Tori. Setelah terbit 196 edisi selama 17 tahun, penerbitan Akai Tori terhenti pada tahun 1936 setelah Suzuki meninggal dunia. Pada masa jayanya, Akai Tori dikabarkan beroplah lebih dari 30 ribu eksemplar. Jumlah pembacanya diperkirakan jauh lebih banyak lagi. Majalah yang dibeli sekolah dan perkumpulan pemuda desa umumnya dibaca secara bergiliran. Sejak tahun 1948, nama Suzuki Miekichi diabadikan dalam bentuk Penghargaan Suzuki Miekichi. Penghargaan ini diberikan untuk anak-anak Jepang yang pandai mengarang. Bibliografi
Catatan kaki
Pranala luar
|