MobilisasiMobilisasi adalah tindakan pengerahan dan penggunaan secara serentak sumber daya nasional serta sarana dan prasarana nasional yang telah dibina dan dipersiapkan sebagai komponen kekuatan pertahanan keamanan negara untuk digunakan secara tepat, terpadu, dan terarah bagi penanggulangan setiap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri.[1] Lawan kata dari mobilisasi adalah demobilisasi. Dalam hal seluruh atau sebagian wilayah negara dalam keadaan bahaya, Presiden dapat menyatakan mobilisasi. mobilisasi dikenakan terhadap warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana prasarana nasional yang dimiliki negara, swasta, dan perseorangan termasuk personel yang mengawakinya. Tingkat MobilisasiMobilisasi dapat diselenggarakan sesuai kebutuhan keadaan bahaya dengan tingkat-tingkat sebagai berikut:
Penguasa penyelenggaraan mobilisasi adalah penguasa keadaan bahaya berdasarkan peraturan perundang-undangan.[2] Asas Penyelenggaraan MobilisasiPenyelenggaraan mobilisasi dilaksanakan dengan
Mobilisasi dalam sejarahMobilisasi adalah tindakan mengumpulkan dan membentuk pasukan dan suplai untuk persiapan perang. Rencana mobilisasi yang rumit merupakan salah satu sebab Perang Dunia I, karena pada tahun 1914, berdasarkan hukum dan kebiasaan perang pada masa itu, mobilisasi umum dari kekuatan militer suatu negara dianggap sebagai pernyataan perang. Pada tanggal 28 Juli 1914, Tsar Nicholas II dari Rusia memerintahkan mobilisasi parsial untuk menghadapi Austro-Hungaria. Dia hanya memerintahkan mobilisasi parsial karena dia tidak berperang dengan Jerman, dan rencana militer Rusia pada saat itu berdasarkan asumsi bahwa Rusia akan berperang dengan Austro-Hungaria dan Jerman pada saat bersamaan. Militerisme sangat kuat sehingga para pemimpin militer takut akan terjadi kekacauan jika rencana ini berubah, sehingga pada 29 Juli 1914, Tsar memerintahkan mobilisasi penuh. Karena hal ini maka Jerman menyatakan perang terhadap Rusia. Tentara Jerman dimobilisasi berdasarkan Rencana Schlieffen, yang menggunakan asumsi perang dua front dengan Rusia dan Prancis. Seperti Rusia, Jerman memutuskan untuk mengikuti rencana dua front meskipun hanya menghadapi satu front. Jerman menyatakan perang dengan Prancis pada 3 Agustus 1914, sehari setelah mengeluarkan ultimatum terhadap Belgia untuk meminta hak bagi pasukannya untuk melewati wilayah Belgia sebagai bagian dari manuver putar. Akhirnya Inggris menyatakan perang terhadap Jerman karena melanggar netralitas Belgia. Aliansi dari Triple Alliance dan Triple Entente membuat rencana mobilisasi yang rumit dan menyeret semua negara adikuasa di Eropa ke dalam Perang Dunia I. Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Mobilisasi.
|