Share to:

 

Muhammad Amin Al-Banjari

Infobox orangMuhammad Amin Al-Banjari
Biografi
Kelahiran1840 dekade Edit nilai pada Wikidata
Kematian1897 Edit nilai pada Wikidata (47/57 tahun)
Tempat pemakamanMakam Datu Amin Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
Mufti
1876 – 1896 Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanulama Edit nilai pada Wikidata

Syekh Mufti Haji Muhammad Amin Al-Banjari atau Datu Amin Benua Anyar (lahir sekitar tahun 1840-an, meninggal sekitar tahun 1897) adalah seorang ulama dari daerah Benua Anyar, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dia merupakan anak dari Shalihah/Juragan Yakub binti Tuan Giyat/Qadhi Muhammad Saad. Dia merupakan cucu saudara tuan Guwat, salah seorang istri Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.[1]

Makam Datu Amin beserta keluarga dan keturunannya di Benua Anyar, Banjarmasin

Kiprah

Menjadi Mufti

Dia diangkat sebagai Mufti Tua di daerah Kuin pada tahun 1876 (1294 Hijriah). kemudian menjadi Mufti Banjarmasin sejak tahun 1880 sampai 1896. yaitu saat Kesultanan Banjar diserang oleh Hindia Belanda.[1]

Ketika pasukan Hindia Belanda ingin menangkapnya, dia justru bersembunyi di lubang pepahatan kayu ulin yang ada di sekitar rumahnya, sehingga mereka tidak bisa menangkapnya.[1]

Sebelum meninggal, dia pernah berwasiat kepada Syekh Jamaluddin Al-Banjari atau Datu Surgi Mufti untuk menggantikan posisinya sebagai mufti di Banjarmasin dan pada tahun 1989, dilantiklah Datu Surgi Mufti sebagai Mufti di Banjarmasin.[2]

Mendirikan kampung Benua Anyar

Masjid Jami Al-Amin Benua Anyar, Banjarmasin

Awalnya dia bermukin di Sungat yang sekarang di kawasan Pasar Lama. Karena ingin fokus mengajar agama dan terjadi konflik dengan Hindia Belanda, maka dia pindah daerah lain dan ketika dia berada di suatu daerah, dia mencium tanah dari tepian sungai yang harum sehingga dia memutuskan tinggal di daerah tersebut yang kini dikenal dengan nama Benua Anyar dan di sana dia membangun musala untuk kegiatan belajar mengajar yang dia bina.[3]

Beberapa anak dan keturunannya

  • Diyang Kuin binti Syekh Mufti Haji Muhammad Amin, adalah anak pertama beliau yang menikah dengan Muhamnad Tohir, anak keturunan beliau diantaranya bermukim di Desa Podok, Kecamatan Aluh Aluh, Kabupaten Banjar, Kalsel[4]
  • K. H. M. Yunan bin Syekh Mufti Haji Muhammad Amin (penghulu Sungai Bilu, Banjarmasin pada tanggal 11 Zulhijjah 1317 Hijriah atau 1900 Masehi, Mufti di Amuntai, dan Qadi di Kandangan pada tahun 1942)[3]
  • K.H Marwan bin Syekh Mufti Haji Muhammad Amin[3]
  • K.H. Hasan Mugeni bin K.H Marwan (Seorang qari terkemuka di Kalimantan Selatan, lahir pada tanggal 27 Syawal 1325 Hijriah dan meninggal pada tanggal 12 Syawal 1404 Hijriah)[1]
  • K. H. Tarmizi Abbas (Imam Besar Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin)[1][5]
  • Yudhi Wahyuni (Walikota Banjarmasin periode 2005-2010), dimana orang tuanya dimakamkan di samping makam Datu Amin. [6]

Referensi

  1. ^ a b c d e Tim MUI Kalsel; Tim LP2M UIN Antasari Banjarmasin (2019). Ulama Banjar dari Masa ke Masa (Edisi Revisi). Banjarmasin: Antasari Press. ISBN 9786237665052. 
  2. ^ "Syekh Jamaluddin al-Banjari, Sang Mufti dari Banjarmasin | Republika ID". republika.id. Diakses tanggal 2023-11-25. 
  3. ^ a b c klikkalsel.com (2018-07-07). "Datu Amin, Mufti Banjar Penuh Karamah". Klikkalsel.com. Diakses tanggal 2023-11-25. 
  4. ^ Barije, Ahmad (2018). Mengenal Ulama dan Tokoh Banjar. Banjarmasin: CV Rahmat Hafiz Al Mubaraq. 
  5. ^ Barije, Ahmad (2018). Mengenal Ulama dan Tokoh Banjar. Banjarmasin: CV Rahmat Hafiz Al Mubaraq. 
  6. ^ "Seuntai Kenangan tentang H Ahmad Yudhi Wahyuni". jejakrekam.com. 2021-12-20. Diakses tanggal 2023-11-24. 
Kembali kehalaman sebelumnya