Share to:

 

Museum Kerang

Museum Kerang adalah salah satu museum yang ditetapkan sebagai lembaga konservasi dalam bentuk sebuah museum zoologi. Museum ini dikelola oleh Oentoeng Sutomo kepada CV. Bali Shell Museum. Museum ini terletak di Jl. Sunset Road 819, Br. Abian Base, yang terletak di kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Museum Kerang berdiri sejak tahun 2009 dan ditetapkan sebagai museum zoologi melalui SK Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. SK.630/Menhut-II/2010 tanggal 11 November 2010. Museum ini menempati luas sekitar 1.500 m2, pengunjung dapat melihat ribuan jenis koleksi kerang yang berada di Indonesia. Museum ini dibagi menjadi tiga lantai.[1] Museum Kerang yang ada di Bali ini merupakan museum muda yang sama dengan museum kerang yang ada di Prancis, Thailand, Jepang, Filipina, dan Amerika Serikat. Pemiliknya bernama Stephen. Ia mengumpulkan kerang selama puluhan tahun. Kerang tersebut diperoleh dari perjalanannya mengelilingi dunia yang tujuannya untuk mengoleksi fosil kerang yang langka. Berkat kegigihannya jadila Museum Kerang di Bali.[2] Biaya yang dikeluarkan dalam proses pembangunan museum ini mencapai Rp 6 miliar, koleksi yang disajikan di museum ini mencapai 10 ribu spesies kerang berumur 100 hingga 500 juta tahun. Sementara jumlah spesies kerang di dunia mencapai 200 ribu lebih.[3]

Koleksi

Museum Kerang dibagi menjadi tiga lantai. Lantai pertama menampilkan koleksi pajangan dinding dan hiasan lampu yang terbuat dari kerang. Berlanjut ke lantai dua, pengunjung dapat melihat fosil kerang yang bentuknya mirip dengan cumi-cumi, konon usianya mencapai 400 juta tahun. Selain itu, di lantai dua juga pengunjung bisa melihat fosil karang yang mirip dengan tumbuhan. Fosil tersebut dinamakan Crinoid yang usianya telah mencapai 440 tahun. Fosil tersebut memiliki diameter panjang 1,4 meter dan beratnya mencapai 1,7 kg. Di lantai tiga pengunjung bisa melihat koleksi Cypraea Moneta. Jenis kerang ini biasa digunakan untuk alat tukar dalam kegiatan berdagang. Usia kerang semakin tua, maka nilainya pun semakin tinggi. Biasanya kerang ini digunakan untuk membayar mahar perempuan ketika menikah, atau dijadikan alat tukar untuk hutang nyawa manusia yang disebabkan oleh perang suku. Selain koleksi Cypraea Moneta, di lantai tiga juga terdapat koleksi bulu babi, hiu, dan binatang laut lainnya.[1][4][5]

Fasilitas

Museum Kerang memiliki beberapa fasilitas, seperti perpustakaan, ruang administrasi, penyimpanan koleksi, ruang pamer tetap, ruang pamer temporer, toilet, dan tempat parkir.[1] Selain itu, Museum Kerang dilengkapi oleh fasilitas home theater, di mana para pengunjung bisa menyaksikan film dokumenter tentang kerang-kerang itu didapatkan. Di bagian akhir kunjungan, wisatawan bisa membeli oleh-oleh berupa cinderamata di bagia art shop.[6] Museum Kerang dibuka setiap hari dari pukul 09.30 hingga pukul 21.30 WITA . Untuk biaya masuk museum ini, pengunjung dikenakan tarif Rp 50.000 untuk dewasa, dam Rp 30.000 untuk anak-anak.[7]

Rujukan

  1. ^ a b c DIREKTORI MUSEUM INDONESIA. Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendikan dan kebudayaan. 2012. hlm. 504–507. 
  2. ^ Nursastri, Sri Anindiati. "Bali Shell Museum, Satu-satunya Museum Kerang di Indonesia". detikTravel. Diakses tanggal 2024-05-30. 
  3. ^ Liputan6.com (2010-01-16). "Bali Shell Museum, Satu-satunya Museum Kerang". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-05-30. 
  4. ^ Kartika, Eka (2017-05-18). "Museum Kerang, Museum Unik di Indonesia yang Asik dijelajahi - Bobo". bobo.grid.id. Diakses tanggal 2024-05-30. 
  5. ^ Katharina (2020-08-25). "Musem Balaputra Dewa Tampilkan Sejarah dan Tradisi Sumsel". Republika Online. Diakses tanggal 2024-05-30. 
  6. ^ Adel. "10 Gambar Bali Shell Museum 2024 Harga Tiket Masuk Entrance Fee Kerang Ubud Kuta | JejakPiknik.com". Diakses tanggal 2024-05-30. 
  7. ^ Alam (2016-08-08). "Bali Shell Museum atau Museum Kerang Bali". Denpasarkota. Diakses tanggal 2024-05-30. 


Kembali kehalaman sebelumnya