Share to:

 

Museum Situs Calio Paleolitik

Museum Situs Calio Paleolitik, dikenal juga sebagai Museum Prasejarah Calio, merupakan kawasan wisata sejarah yang menyimpan koleksi temuan fosil binatang purba dan artefak batu dari Kawasan Depresi Walennae, Kabupaten Soppeng.[1]

Museum Situs Calio Paleolitik berlokasi di Kelurahan Ujung, Kecamatan Lilirilau, yang berjarak sekitar 15 km dari Kota Watansoppeng. Pendirian museum ini tidak hanya sebagai lokasi penyimpanan temuan arkeologi, namun juga sebagai upaya pelestarian sejarah dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai arkeologi dan paleontologi.[2]

Sejarah

Bangunan pertama Museum Situs Calio dibangun pada tahun 1986. Pada mulanya bangunan ini difungsikan sebagai tempat penyimpanan temuan fosil dan artefak. Pendirian Museum Situs Calio Paleolitik diprakarsai oleh Anwar Akib yang merupakan warga lokal yang sekaligus kolektor temuan paleolitik di Depresi Walennae. Pada tahun 1990, Museum Calio dipindahkan ke bangunan yang lebih besar atas bantuan peneliti Walennae lainnya, GJ Barstra dan RP Soejono. Museum Situs Calio Paleolitik berada dalam pengawasan Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Purbakala, Suaka Sulselra. [2]

Koleksi

Museum Situs Calio Paleolitik hanya memiliki satu ruang pameran, dengan luas 7x7 meter. Beberapa koleksi temuan yang dipamerkan di museum ini antara lain berupa artefak alat batu, data paleontologi, fosil binatang purbakala dari Lembah Walennae, papan informasi kegiatan, papan informasi data arkeologi, peta geologi lembah Walennae, dan evolusi gajah yang digantung di dinding ruang pameran.[2] Temuan alat batu di museum ini diperkirakan berasal dari zaman Pleistosen dan Holosen.[3] Adapun temuan fosil binatang purbakala yang tersimpan di museum ini, antara lain berupa fosil gajah kerdil endemik, fosil kura-kura purba, fosil babi purba, fosil ikan purba, dan fosil buaya purba. Di antara keseluruhan fosil di museum ini hanya beberapa fosil yang dipamerkan, karena hanya ada lima lemari pameran berukuran kecil yang tidak dapat menahan fosil yang terlalu berat.[4]

Referensi

  1. ^ Nur, M. (2015). Nilai Penting Kawasan Depresi Walennae, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Jurnal Konservasi Cagar Budaya, 9(2), 24-42.
  2. ^ a b c Sangiran, BPSMP (2016-04-13). "museum prasejarah calio soppeng : catatan perjalanan dari walanae". BPSMP Sangiran. Diakses tanggal 2024-05-30. 
  3. ^ Alink, G., Adhityatama, S., & Simanjuntak, T. (2017). The descriptive analysis of Palaeolithic stone tools from Sulawesi, collected by the Indonesian-Dutch Expedition in 1970. Amerta, 35(2), 75-92.
  4. ^ Kompasiana.com (2017-07-21). "Ternyata Ada Gajah Kerdil Endemik Sulawesi di Soppeng". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2024-05-31. 
Kembali kehalaman sebelumnya