Museum UsadhaMuseum Usadha atau Museum Taru Permana[1] adalah museum yang berlokasi di kawasan Banjarangkan, Klungkung, Bali. Museum ini dibangun atas dasar suka pada tanaman dan ketidakasingan dengan tradisi mengkonsumsi jamu tradisional yang didirikan oleh Indrawati Gunarsa. Museum yang berupa taman dibangun di lahan seluas 5 ha[2] dan masih dalam Komplek Museum Seni Lukis Klasik Bali Nyoman Gunarsa.[3] SejarahMuseum Usadha ini sudah lama direncanakan karena pemilik memang sudah mengoleksi lebih dari 200 ramuan obat tradisional sejak tahun 1990-an.[2] Museum ini diresmikan pada tahun 2013[3] dan juga dimanfaatkan untuk pemeliharaan koleksi museum lainnya.[4] KoleksiAdapun koleksi tanaman yang dibudidayakan di museum ini adalah bratawali, ‘piduh’, daun sembung, mahkota dewa, kumis kucing, kunyit putih, sambiloto, kelor lanang Dayak, temu mangga, suweg, kunyit gonseng dan ratusan jenis tanaman obat lainnya. Tanaman obat tersebut ditanam langsung di tanah dan dibiarkan bertumbuh secara alami serta dikumpulkan dari berbagai daerah. Adapun koleksinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan atau upakara pada upacara keagamaan.[2] Selain itu juga terdapat cengkeh dan kapulaga yang berguna untuk menghindari benda koleksi dari serangga perusak, tikel balung untuk menjauhkan museum lain dari hewan perusak dan liligundi agar area museum tidak banyak serangga.[1] Lihat juga
Referensi
|