Néstor Kirchner
Néstor Kirchner, nama lengkapnya Néstor Carlos Kirchner Ostoić (25 Februari 1950 – 27 Oktober 2010) adalah Presiden Argentina yang menjabat sejak 25 Mei 2003. Sebelumnya, Kirchner menjabat gubernur provinsi Santa Cruz (1991-2003). [1] Masa mudaKirchner dilahirkan di Río Gallegos, di provinsi Patagonia, Santa Cruz. Ayahnya, seorang pejabat kantor pos, adalah keturunan Swiss; ibunya, Marija Ostoić, dilahirkan di Chili selatan, berlatar belakang Kroasia. Ia belajar di SD dan sekolah menengah negeri di kota kelahirannya, dan mendapatkan ijazah SMU dari Colegio Nacional República de Guatemala. Sejak muda, Kirchner ikut serta dalam Gerakan Justicialist (Movimiento Justicialista), mula-mula sebagai anggota Peronis Muda, yang radikalisme sayap kirinya sangat keras menentang pemerintahan diktatur militer. Pada pertengahan tahun 1970-an, ia belajar ilmu hukum di Universitas Nasional de la Plata dan mendapatkan gelarnya pada 1976. Ia kembali ke Río Gallegos bersama istrinya, Cristina Fernández, yang juga seorang pengacara dan anggota Partai Justicialist (Partido Justicialista, PJ), untuk melakukan praktik sebagai pengacara. Pada masa rezim diktatur Proses Reorganisasi Nasional di bawah Videla, ia pernah dipenjarakan, namun tidak jelas alasannya dan untuk berapa lama. Dari pernikahannya dengan Cristina Elisabeth Fernández mereka mempunyai dua anak. Istrinya, dianggap banyak orang merupakan senjata rahasianya, seperti Evita Duarte bagi Juan Perón. Seperti Evita, Cristina lebih suka tampil dengan suaminya. Ia menjadi Presiden Argentina pada tahun 2003 setelah unggul dari 18 calon presiden, termasuk Carlos Menem yang mundur empat hari sebelum pemilu presiden babak kedua. Penampilan luar Kirchner tidak meyakinkan orang bahwa dia penerus tradisi. Keberhasilannya sebagai gubernur pun menurut para pengkritiknya bukan indikator, karena Santa Cruz yang berada di wilayah Patagonia adalah provinsi luas yang jarang penduduknya. Menolak membayar utangDengan total 102,6 miliar dolar AS utang luar negeri, Argentina menyatakan tidak akan membayar semuanya. Presiden Nestor Kirchner mengutarakan bahwa Argentina hanya membayar US$38,5 miliar – US$41,8 miliar pada 13 Januari 2005 di Buenos Aires. “Tawaran segera diluncurkan dan tidak diubah lagi meski ada penolakan dari para kreditor. Tawaran itu benar-benar tidak diubah dan segera dilaksanakan,” tandas Presiden Kirchner. Lebih dari 600.000 kreditor Argentina di seluruh dunia diminta menerima usulannya dengan batas akhir 25 Februari 2005. Dari US$41,8 miliar utang yang rencananya dibayar, Argentina meminta kreditor, apakah dipatok berdasarkan kurs uang yang tersedia yakni peso Argentina, dolar AS, euro, atau yen. Utang dikonversikan ke dalam bentuk obligasi baru yang memiliki jangka waktu pembayaran hingga 2045 atau 40 tahun. Pengumuman tersebut justru membuat nilai mata uang peso dan harga obligasi meningkat. Akibat gagal bayar utang pada tahun 2001, Argentina mengalami krisis terburuk sepanjang sejarah. Setengah dari 20 juta penduduknya jatuh miskin. Awalnya, Argentina hanya akan membayar 12% dari total utang luar negerinya.
Rujukan
Pranala luar
|