Naomi Kawase
Naomi Kawase (河瀨直美 , Kawase Naomi, lahir 30 Mei 1969) adalah sutradara film asal Jepang. Kawase berfokus membuat karya film independen dan dokumenter. Filmnya banyak terinspirasi dari pengalaman dan lingkungan fisik serta spiritual yang melingkupi kehidupan pribadinya. Ia juga merupakan sutradara termuda yang memenangkan penghargaan Caméra d’Or di Festival Film Cannes melalui film debutnya yang berjudul Moe No Suzaku (Suzaku) (1997).[1] Filmnya yang lain, Mogari No Mori (The Mourning Forest) berhasil mendapatkan penghargaan Grand Prix pada Festival Film Cannes 2007.[2] Pada 2018, Kawase telah ditunjuk oleh Komite Olimpiade Internasional untuk mengabadikan film dokumenter Olimpiade Tokyo 2020 yang akhirnya diundur pada 2021 akibat pandemi global COVID-19.[3] Kehidupan awalOrangtua Kawase berpisah saat ia masih berusia 18 bulan.[4] Setelah perceraian tersebut, Kawase diasuh oleh paman dan bibinya.[5] Pada usia 14 tahun, pamannya meninggal dunia. Hingga saat ini, Kawase masih hidup bersama dengan bibinya. Dibesarkan di daerah pedesaan Nara menginspirasi Kawase untuk membuat film yang berlatar belakang kehidupan rural yang sedikit banyak menggambarkan pengalaman personalnya dengan orang-orang dari masa kecilnya.[4] Pengalaman ditinggalkan oleh kedua orangtuanya saat masih bayi meninggalkan luka bagi Kawase. Pengalaman ini mendorongnya untuk mengangkat keluarga sebagai tema sentral dalam film-filmnya. Ia berharap dapat mengisi kekosongan yang ia rasakan melalui film-film tersebut.[6] KarierKawase menyelesaikan studinya di Osaka School Photography (sekarang berganti nama menjadi Visual Arts College) pada 1989. Semula ia tertarik untuk mendalami produksi televisi. Namun, dalam perkembangannya Kawase memilih untuk membuat film. Kawase membuat film dokumenter pertamanya saat mengambil studi di Osaka School of Photography pada akhir 1980-an. Saat itu ia mengangkat tema seputar lingkungan terdekatnya dan keluarganya, terutama bibi yang telah membesarkannya.[7] Ia lulus dari sekolah tersebut pada 1989.[8] Pada 2010, Kawase ikut menginisiasi Festival Film Internasional Nara.[9] Sepanjang karirnya dalam penyutradaraan film independen dan dokumenter, Kawase tidak banyak mendapatkan kesuksesan secara komersial. Ia memegang prinsip bahwa dunia perfilman harus berlandaskan pada cinta dan passion.[4] Penghargaan
Filmografi
Referensi
Pranala luar |