Natasha Dematra
Natasha Dematra (lahir 9 April 1998) adalah seorang pemeran film, sutradara dan juga penulis buku Indonesia. Natasha juga merupakan seorang aktivis dan Executive Director dari Visions of Peace Initiative [1], sebuah organisasi non-profit yang fokus pada pembelajaran toleransi, Hak Asasi Manusia dan kesopanan bagi generasi muda yang berusia 5 hingga 18 tahun. Natasha dikenal karena kontribusinya dalam mendukung gerakan perdamaian, keadilan, dan pengembangan kesejahteraan masyarakat [2] Sepanjang karirnya, Natasha telah meraih lebih dari 100 penghargaan diberbagai bidang seperti (akting, sutradara film, musik, penulisan lagu, fotografi, editing dan kegiatan sosial) [3] Kehidupan awalNatasha Dematra lahir pada tanggal 9 April 1998, dia merupakan anak perempuan dari sutradara film Indonesia Damien Dematra. Natasha juga memiliki latar belakang yang kuat dalam bidang sutradara. Sejak kecil Damiem Dematra, menantang Nastasha untuk terjun langsung kebidang sutradara untuk membuat sebuah film [3] KarierSutradaraNatasha memulai akting ketika berperan dalam film-film garapan ayahnya Damien Dematra seperti Dream Obama (2011), L4 Lupus (2011), Let’s Play Ghost (2013), I’m Star (2013), Tears of Ghost (2015), dan From Seoul to Jakarta (2015). Saat berusia 11 tahun, Natasha Dematra mendapatkan penghargaan sebagai sutradara film panjang perempuan termuda oleh Royal World Records dan Museum Rekor Dunia MURI [3] Ketika usianya mencapai 13 tahun, ia didorong oleh ayahnya untuk mencoba menyutradarai sebuah film. Pada tahun 2011, Natasha berhasil menyutradai film Mama, Aku Harus Pergi, dan pada tahun 2022, ia kembali menyutradarai sebuah film dokumenter berjudul Holy Prostitution [4] Natasha Dematra juga turut menyutradarai delapan film pendek dan musik video yang memenangkan penghargaan, seperti film musim "Earth". AktingSebagai seorang aktris, Natasha Dematra dikenal dengan perannya dalam film layar lebar seperti L4 Lupus (2010), Dream Obama (2011), I'am Star (2013), Let's Play, Ghost (2023), Tears of Ghost (2015) dan From Soul To Jakarta (2017). Atas perannya dalam film Dream Obama, Natasha Dematra berhasil menerima perhargaan pemeran utama terbaik dari Accolade Competition di Amerika Serikat termasuk Award of Excellence [5] MusikSebagai seorang penyanyi, Natasha Dematra juga berhasil mendapatkan 45 perhargaan dalam karya musiknya. Ia memulai debut pertamanya sebagai seoarang penyanyi pada tahun 2014 [3] dan turut menyanyikan bebrapa soundtrack untuk film From Seoul To Jakarta. Editor, Producer dan Penulis LaguSebagai penulis lagu, Natsha Dematra berhasil menulis 20 lagu dengan tema yang seringkali didasari oleh pengalaman pribadi. Karya-karyanya sering memenangkan berbagai penghargaan. AktivisSebagai aktivis, Natasha Dematra berperan aktif dalam berbagai kampanye nasional seperti acara Peace 20 yang mendukung gerakan perdamaian, keadilan dan kesejahteraan manusia yang berlangsung di India [2] Kegiatan ini memperoleh dukungan langsung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia juga pernah menyampaiakn pidato tentang perdamaian dan kemanusiaan pada Hari Martin Luther King dan Hari Toleransi Sedunia. Semasa karirnya, Natasha uga berpartisipasi dalam acara internasional seperti United Nations Climate Change Conference. Filmografi
Publikasi
PenghargaanNatasha telah menerima lebih dari 150 penghargaan [13] Diawal karir nya sebagai sutradara pendatang baru, Natasha dinobatkan sebagai sutradara perempuan Asia pertama yang mendapatkan penghargaan dalam ajang American Movie Awards melalui film berjudul Tears of Ghost [10] Natasha juga juga pernah mendapatkan penghargaan film musik terbaik di Five Continents International Film Festival yang berada yang berlangsung di Venezuela melalui film musik berjudul Bumiku [14] Salah satu film yang disutradarai sendiri oleh Natasha dengan judul Dream Obama juga berhasil memperoleh tiga perhargaan sekaligus dalam Accolade Competition di Amerika Serikat. Tiga penghargaan tersebut termasuk Award of Excelence dan Award of Merit. Dream Obama terpilih karena dinilai memiliki kualitas artistik dan kreatifitas yang melebihi standar industri perfilman saat itu [5] Natasha juga turut dinobatkan sebagai sutradara perempuan termuda melalui karya-karya film panjangnya saat masih berumum 11 Tahun [15] Karir nya sebagai seoarang aktivis sekaligus Direktur Eksekutif Visions of Peace Initiative (VOPI) juga menorehkan berbagai penghargaan [16]Visions of Peace Initiative telah mempromosikan kesopanan dan penghormatan terhadap sesama dengan menerapkan etika timbal balik, yang dikenal sebagai aturan emas, sebuah nilai universal yang sangat penting dalam perilaku sosial yang beradab [16]Visions of Peace Initiative (VOPI) berhasil menerbitkan buku dengan tema perdamaian berjudul The Art of Peace pada tanggal 1 Agustus 2023. Buku ini berhasil mendapatkan penghargaan dari Royal World Record Amerika Serikat sebagai buku terbesar dengan tema perdamaian di dunia [16] Buku ini telah diperkenalkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat. Referensi
Pranala luar
|