Netherlands Institute for Art HistoryNetherlands Institute for Art History atau RKD (Rijksbureau voor Kunsthistorische Documentatie) adalah salah satu lembaga dokumentasi dan penelitian terkemuka dunia.[1] RKD berlokasi di KB-complex, Den Haag, Belanda. RKD secara resmi dibuka pada tahun 1932. Tujuan utama dari RKD adalah mengembangkan, mengeksplorasi, mengelola, dan mempromosikan materi dokumenter, perpustakaan, dan arsipnya.[2] Staf RKD secara rutin memberikan kontribusi keilmuan atau organisasi untuk pameran, publikasi, dan simposium. RKD berperan penting dalam memberikan dukungan kepada museum, universitas, rumah lelang, galeri, dealer seni dan lembaga lainnya, serta untuk peneliti independen, kolektor, dan individu yang tertarik lainnya. RKD tidak hanya melayani para profesional dan siswa yang ingin berkonsultasi dengan koleksi untuk pekerjaan atau studi mereka, tetapi juga orang-orang pribadi yang melakukan penelitian sejarah seni. Koleksi di RKD tidak hanya mencakup lukisan, gambar, dan pahatan, tetapi juga seni monumental, media modern, dan desain. Koleksinya hadir dalam bentuk digital dan analog. SejarahDari akhir 1936 hingga 1982, RKD terletak di sudut Korte Vijverberg dan Toernooiveld. Berbagai departemen, yang tersebar selama bertahun-tahun, kemudian dipersatukan kembali dan akhirnya ditempatkan di kompleks Royal Library (KB) sejak tahun 1982. RKD memiliki berbagai koleksi gambar dan katalog yang awalnya terdiri dari tiga koleksi yang berbeda. Sumbangan pertama dari Dr. Cornelis Hofstede de Groot (1863-1930) yang mendasari koleksi di RKD. Setelah kepergiannya, sejarawan seni meninggalkan banyak koleksi dokumentasi kepada RKD, termasuk sekitar 100.000 foto tentang seni Flemish dan Belanda dari abad ketujuh belas.[3] Sebelum pembukaan resmi RKD, koleksi ini ditambahkan dengan sumbangan dari kolektor dan pakar seni Frits Lugt (1884-1970). Donasi tersebut terdiri dari lebih dari 100.000 reproduksi, 22.000 katalog lelang dan beberapa ribu buku. Sumbangan terakhir dari ketiga koleksinya adalah sumbangan materi pada potret Belanda oleh Esq. EA. van Beresteyn LL.M. (1876-1948). Tak lama setelah Perang Dunia Kedua, koleksi tradisionalnya, the Old Netherlandish Paintings, dilengkapi dengan koleksi seni modern dan kontemporer nasional dan internasional. Sejumlah dokumentasi pers, arsip, dan patung semakin memperkaya koleksi ini. Dengan penambahan koleksi tersebut, RKD berkembang menjadi pusat dokumentasi sejarah seni rupa internasional yang terkenal hingga saat ini. Sejak 1995, RKD telah menjadi yayasan independen. Namun, koleksi di bawah pengelolaan RKD tetap milik negara. Namanya diubah pada tahun 2014 menjadi RKD - Netherlands Institute for Art History. Skala koleksi analog, digital, ilustrasi, perpustakaan, dan arsip RKD menempatkannya di puncak lembaga pengetahuan sejarah seni paling penting di dunia. Rujukan
|