NihongaNihonga (Jepang: 日本画) adalah gaya lukisan Jepang yang menggunakan pigmen mineral, dan terkadang tinta, bersama dengan pigmen organik lainnya pada sutra atau kertas. Istilah ini diciptakan selama periode Meiji (1868–1912) untuk membedakannya dari gaya serupa, yang dikenal sebagai Yōga (洋画) atau lukisan gaya Barat. Istilah ini secara harfiah berarti "lukisan Jepang."[1] Nihonga dimulai ketika Okakura Tenshin dan Ernest Fenollosa berusaha menghidupkan kembali seni lukis tradisional Jepang sebagai respons terhadap munculnya gaya lukis Barat baru, Yōga. Hashimoto Gahō, seorang pelukis dari Aliran Kano, adalah pendiri sisi praktis dari gerakan kebangkitan ini. Ia tidak hanya melukis lukisan gaya Jepang menggunakan teknik tradisional, tetapi juga merevolusi seni lukis tradisional Jepang dengan menggabungkan perspektif Yōga dan menetapkan arah bagi gerakan Nihonga selanjutnya. Sebagai profesor pertama di Sekolah Seni Rupa Murni Tokyo (sekarang Universitas Seni Tokyo), ia melatih banyak pelukis yang kemudian dianggap sebagai maestro Nihonga, termasuk Yokoyama Taikan, Shimomura Kanzan, Hishida Shunsō, dan Kawai Gyokudō.[2][3] Istilah ini sudah digunakan pada tahun 1880-an dan pembahasan tentang konteksnya pada akhir periode Edo dapat ditelusuri dalam monograf Foxwell berjudul Making Modern: Japanese-style Painting.[4] Sebelumnya, sejak periode modern awal, lukisan diklasifikasikan menurut aliran: aliran Kanō, aliran Maruyama-Shijō, dan aliran Tosa dari genre yamato-e, misalnya.[5] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|