Norwegian Cruise Line
Norwegian Cruise Line (NCL), juga dikenal sebagai Norwegian, adalah sebuah operator kapal pesiar asal Amerika yang didirikan pada tahun 1966, didaftarkan sebagai sebuah badan hukum di Bermuda, dan berkantor pusat di Miami.[2] Berdasarkan jumlah penumpangnya, perusahaan ini adalah operator kapal pesiar terbesar ketiga di dunia, dengan menguasai sekitar 8,7% pangsa penumpang kapal pesiar dunia hingga 2018[update].[3] Perusahaan ini adalah anak usaha dari Norwegian Cruise Line Holdings. SejarahPerusahaan ini didirikan pada tahun 1966 oleh Knut Kloster asal Norwegia dan Ted Arison asal Israel, dengan kapal pertamanya adalah Sunward seberat 8.666 ton dan sepanjang 140 meter,[4] yang pada tahun 1966 beroperasi sebagai kapal feri antara Southampton dan Gibraltar, untuk satu musim saja. Sunward awalnya dikelola oleh Arison Shipping Company, dan dipasarkan dengan nama Ensign Cruises.[5] Arison kemudian keluar dari perusahaan tersebut untuk mendirikan Carnival Cruise Lines, sementara Kloster mengakuisisi kapal tambahan untuk pelayaran ke Karibia, dan Arison Shipping Company pun diubah namanya menjadi Norwegian Caribbean Line. Norwegian Caribbean LineNorwegian mempelopori sejumlah hal di industri kapal pesiar, seperti pulau privat pertama, yakni Great Stirrup Cay di Bahama,[perlu dijelaskan] program kombinasi udara-laut pertama (dipasarkan sebagai "Cloud 9 Cruises"), yang mengkombinasikan perjalanan dengan pesawat terbang dan kapal pesiar, serta operator kapal pertama yang mengembangkan pelabuhan baru di Karibia, seperti Ocho Rios di Jamaika. Kapal baru pertamaKapal kedua dan ketiga Norwegian, yakni Starward dan Skyward, adalah kapal baru pertama bagi perusahaan ini.[5] Seperti Sunward buatan tahun 1966, kedua kapal tersebut dapat mengangkut mobil melalui pintu buritan yang tersembunyi. Lalu, ruang untuk mobil diubah menjadi kabin dan bioskop dua lantai, dan kemudian juga digunakan sebagai kasino. Norwegian lalu memesan dua unit kapal pesiar baru yang tidak dapat digunakan untuk mengangkut mobil, yakni Southward pada tahun 1971, dan Seaward, yang akhirnya tidak dioperasikan oleh perusahaan ini, tetapi dioperasikan oleh P&O Cruises.[5] Perusahaan ini kemudian menjual Sunward pada tahun 1973, karena ukurannya dianggap terlalu kecil untuk pasar kapal pesiar modern. Perusahaan ini lalu membeli Cunard Adventurer pada tahun 1977, dan mengubah namanya menjadi Sunward II.[6] SS NorwayNorwegian mendapat banyak perhatian ketika mengakuisisi kapal samudera SS France pada tahun 1979, lalu merehabilitasinya menjadi sebuah kapal pesiar dan mengubah namanya menjadi ''Norway''[7] Rehabilitasi tersebut pun menghabiskan biaya lebih dari US$100 juta.[8] Dengan panjang 1.000 kaki dan berat 52.000 ton, Norway jauh lebih besar dari kapal pesiar yang ada pada saat itu, sehingga memungkinkan penambahan lebih banyak fasilitas hiburan di atas kapal. Kapal baru & akuisisiDengan kapal kecil yang mulai menua pada akhir dekade 1980-an jika dibandingkan dengan kapal modern besar yang dioperasikan oleh Carnival dan Royal Caribbean, Norwegian pun memesan kapal baru pada tahun 1987, yakni Seaward.[9] Kloster kemudian menyerahkan dua unit kapal milik Royal Viking Line ke Norwegian, dan mengubah nama dari kedua kapal tersebut menjadi Westward dan Sunward (III).[10] Kloster lalu mengakuisisi Royal Cruise Line pada tahun 1989–90,[11] dan menyerahkan Westward milik perusahaan ini ke Royal Cruise Line. Norwegian kemudian memesan sejumlah kapal baru yang berukuran kecil pada dekade 1990-an, yakni Dreamward dan Windward.[12] Pada pertengahan dekade 1990-an, perusahaan ini mulai mengakuisisi sejumlah kapal bekas, antara lain Leeward pada tahun 1995. Pada tahun 1996, Crown Odyssey milik Royal Cruise Line diserahkan ke perusahaan ini dan diubah namanya menjadi Norwegian Crown.[12] Pada tahun 1997, Norwegian mengakuisisi Majesty Cruise Line, dan mengubah nama dari kedua kapal milik perusahaan tersebut menjadi Norwegian Majesty dan Norwegian Dynasty.[13] Norwegian kemudian mengubah nama dari semua kapalnya menjadi diawali dengan "Norwegian" (kecuali SS Norway), dan mengubah livery cerobong kapalnya menjadi berwarna biru gelap dengan logo NCL diberi warna emas.[13] Norwegian lalu mengembangkan destinasinya, dengan meliputi Alaska, Eropa, Bermuda, dan Hawaii. Antara tahun 1997 dan 2001, perusahaan ini juga mengoperasikan kapal pesiar dari Australia dengan nama Norwegian Capricorn Line, serta mengakuisisi Orient Lines pada tahun 1998.[14] Akuisisi oleh Star Cruises & Freestyle CruisingPada tahun 2000, Norwegian dijual oleh Kloster ke Star Cruises, anak usaha dari Genting Hong Kong, bagian dari Genting Group asal Malaysia.[15] Di bawah pemilik baru, perusahaan ini pun memperkenalkan konsep pesiar gaya bebas dengan kapal baru, yakni Norwegian Sky. Konsep tersebut membebaskan jam makan penumpang, menawarkan sejumlah opsi makan, serta menawarkan lebih banyak lounge, bar, bioskop, dan opsi hiburan lain.[16] Modernisasi armadaDengan dukungan keuangan dari Star Cruises, Norwegian Cruise Line pun dapat mulai menggantikan kapal bekas dan kapal tuanya dengan kapal baru.[12] Selain Norwegian Sun, Star Cruises sendiri juga telah memesan sejumlah kapal di Meyer Werft, yang kemudian diserahkan ke Norwegian, yakni Norwegian Star pada tahun 2001 dan Norwegian Dawn pada tahun 2002.[16] Perusahaan ini lalu berencana untuk membeli empat unit kapal baru dalam waktu lima tahun ke depan.[17] NCL AmericaPada tahun 2002, Norwegian membeli lambung dari kapal pertama pada Project America, yang saat itu masih dalam tahap perakitan di Ingalls Shipbuilding di Pascagoula, Mississippi, Amerika Serikat. Lambung tersebut kemudian diderek ke Jerman untuk dilanjutkan perakitannya di galangan kapal Lloyd Werft.[16] Kemudian, Norwegian mengakuisisi hak untuk memindahkan dua unit kapal yang diproduksi di luar Amerika Serikat untuk berlayar dengan bendera Amerika Serikat, sehingga memungkinkan perusahaan ini untuk beroperasi di Amerika Serikat dengan nama NCL America.[18][19] Pada tahun 2003, perusahaan ini mengumumkan pembelian terhadap United States dan Independence yang berbendera Amerika Serikat. Pada laporan keuangan bulan Juli 2007, Norwegian menyebut bahwa Independence telah dijual, setelah namanya sempat diubah menjadi SS Oceanic. Pada tanggal 1 Juli 2010, SS United States Conservancy sepakat untuk membeli SS United States dengan harga $3 juta.[20] Pada tanggal 1 Februari 2011, kepemilikan atas kapal tersebut resmi dialihkan ke SS United States Conservancy.[21] Keluarnya SS NorwaySebuah ledakan pendidih pada bulan Mei 2003 memaksa Norwegian untuk menghentikan operasional Norway, dan meletakkan kapal tersebut di Bremerhaven, Jerman, hingga pada tahun 2005, saat kapal tersebut diderek ke Port Klang Malaysia, dan diklaim akan digunakan sebagai kasino apung. Tetapi, kapal tersebut akhirnya dijual dan diubah namanya menjadi Blue Lady.[22] Kapal tersebut kemudian diletakkan di Alang, Gujarat, India, pada bulan Agustus 2006, dan diklaim bahwa bahan berbahaya yang ada di atas kapal tersebut belum dibersihkan.[23] Pada tanggal 11 September 2007, Mahkamah Agung India memperbolehkan kapal tersebut dibongkar di Alang, walaupun terdapat asbestos di atas kapal tersebut.[24][25] Apollo Management dan reorganisasiPada bulan Agustus 2007, Star Cruises menjual 50% saham Norwegian dengan harga $1 milyar ke Apollo Management asal Amerika Serikat untuk memperkuat posisi keuangan Norwegian.[26] Pada tahun 2007, Star Cruises menjual Marco Polo milik Orient Line ke Transocean Tours,[27] dan Orient Lines pun berhenti beroperasi pada awal tahun 2008.[28] Pasca penawaran umum perdana dan reorganisasi perusahaan pada tahun 2013, Norwegian dijadikan anak usaha dari Norwegian Cruise Line Holdings (NCLH),[29][30] sementara pemilik Norwegian sebelumnya, yakni Genting Hong Kong, Apollo Management dan TPG Capital menukar saham Norwegian dengan saham NCLH.[31] Referensi
Pranala luarWikiwisata memiliki panduan wisata Norwegian Cruise Line.
|