Nuh Ha Mim Keller
biografiNuh Ha Mim Keller, penerjemah Muslim Amerika dan spesialis Hukum Islam. Lahir pada tahun 1954 di Amerika Serikat bagian barat laut, menempuh pendidikan filsafat dan bahasa Arab di Universitas Chicago dan UCLA. Ia masuk Islam pada tahun 1977 di al-Azhar di Kairo, dan kemudian mempelajari Ilmu-ilmu Islam tradisional seperti hadis, yurisprudensi Syafi'i dan Hanafi, metodologi hukum (ushul al-fiqh), dan prinsip-prinsip keimanan (`aqidah) di Suriah dan Yordania, tempat ia tinggal sejak tahun 1980. Terjemahan bahasa Inggrisnya dari `Umdat al-Salik [Ketergantungan Sang Pengembara] (1250 hlm., Sunna Books, 1991) merupakan karya hukum Islam pertama dalam bahasa Eropa yang menerima sertifikasi dari al-Azhar, lembaga pendidikan tinggi tertua di dunia Muslim. Ia juga memiliki ijazah atau "sertifikat otorisasi" dalam yurisprudensi Islam dari para syekh di Suriah dan Yordania. Terjemahan dan karya lainnya meliputi: Al-Maqasid: Manual Islam Imam Nawawi; Jalan Sunni: Buku Pegangan Kepercayaan Islam; dan Catatan Tariqa (buku pegangan bagi mereka yang berada di jalur tasawuf Shadhilli). Saat ini ia menerjemahkan Kitab al-Adhkar [Kitab Kenangan Allah] karya Imam Nawawi, sebuah ringkasan dari sekitar 1.227 hadis tentang doa dan dzikir sunnah nabi. Ia juga sedang menyelesaikan sebuah karya tentang masalah kiblat yang akan segera tersedia. Beberapa Durus Audio [pelajaran] tersedia di situs web VA Suhba.[2] Kehidupan dan beasiswaKeller mempelajari filsafat dan bahasa Arab di Universitas Chicago dan Universitas California, Los Angeles. Keller pindah agama dari Katolik Roma ke Islam pada tahun 1977.[3] Ia mengutip tulisan-tulisan filsuf Islam Seyyed Hossein Nasr sebagai salah satu alasan ia pindah agama ke Islam.[4] Ia kemudian memulai studi panjang tentang ilmu-ilmu Islam dengan para ulama terkemuka di Suriah dan Yordania dan diberi wewenang sebagai syekh pada tahun 1996. Ia bergabung dengan tarekat Sufi Shadhili, menjadi murid penyair Sufi Sheikh ‘Abd al-Rahman al-Shaghouri dari Damaskus (dari siapa ia menerima wewenangnya) dari tahun 1982 hingga kematiannya pada tahun 2004.[5] Terjemahan bahasa Inggrisnya dari Umdat al-Salik, Reliance of the Traveller, (Sunna Books, 1991) adalah manual Syariah Shafi'i.[6] Ini adalah karya hukum Islam pertama dalam bahasa Eropa yang menerima sertifikasi dari Universitas Al-Azhar.[7] Keller merilis terjemahan Al-Quran berjudul The Quran Beheld pada tahun 2022 yang berupaya memberikan pembaca kesan unik tentang kefasihan dan keindahan Al-Quran yang tinggi sekaligus mempertahankan keakuratan linguistik dan retorika.[8]Dalam kata-kata penerjemahnya sendiri, "Tujuh area makna utama" "diabaikan oleh terjemahan sebelumnya. Kesenjangan tersebut mengakibatkan hilangnya elemen-elemen penting dari tema, logika, argumen, pesan, dan makna Al-Quran. Dengan demikian, The Quran Beheld mengungkap hal-hal yang bermakna dalam bahasa Arab dalam Al-Quran untuk pertama kalinya dalam bahasa Inggris." Keller juga telah menulis banyak artikel dan menjadi kontributor tetap untuk Majalah Islamica dan situs web masud.co.uk.[9] Saat ini, Keller tinggal di Amman, Yordania,[10]di mana ia mendirikan sebuah zawiya (seminari) pada awal tahun 2000-an. Pada puncaknya, komunitas yang menghadiri lembaga tersebut diyakini berjumlah sekitar 60 keluarga. Namun, setelah Keller memerintahkan penutupan sekolah komunitas tersebut mengingat adanya penyelidikan internal atas tindak kekerasan, jumlah komunitas tersebut menyusut menjadi sekitar 20 keluarga, menurut para mantan anggotanya.[11] Ia menikah dengan Besa Krasniqi, seorang sarjana yang merupakan putri Mazhar Krasniqi.[12] Pandangan politikKeller mengajukan tiga poin kritik terhadap teori evolusi. Kami telah berupaya menjawab ketiga poin tersebut dengan memperthatikan detail-detail penting yang bermanfaat bagi diskursus Islam dan evolusi. Keller berargumen bahwa teori evolusi bukanlah teori saintifik yang kokoh. Kami pun menunjukan bahwa melalui konsistensi induksi (consilience of induction), evolusi merupakan penjelasan terbaik bagi asal-muasal dan keragaman biologis. Keller juga berargumen bahwa naturalisme dan prinsip peluang yang ada pada teori evolusi sangat problematik dan dapat menyebabkan seseorang keluar dari batas-batas keislaman. Kami mendemonstrasikan bahwa jika seseorang menggunakan MN (naturalisme metodologis) dan menginterpretasikan pemaknaan yang mirip peluang dalam teori evolusi sebagai EC1, EC2, atau OC1, maka tidak ada konflik antara evolusi dan Islam yang memungkinkan munculnya penghakiman sekeras itu, bahkan jika dilihat dari pandangan teologi yang dianut oleh Keller sendiri. Selanjutnya, Keller meyakini bahwa Al Qur’an dengan cukup jelas menyatakan bahwa Adam diciptakan di surga, dan bahwa ia merupakan ciptaan unik, dibuktikan dengan disebutkannya tangan Tuhan dalam proses penciptaannya. Kedua hal itu bertentangan dengan konsep evolusi manusia. Kami pun telah menunjukan bahwa penafsiran-penafsiran ini tidak cukup jelas untuk dijadikan dasar bagi kesimpulan tersebut. Selain itu, kami juga menggaris bawahi dua pilihan penafsiran yang sesuai dengan teori evolusi manusia. Terakhir, tampaknya tidak ada konsensus ulama tentang kesesuaian (atau ketidak sesuaian) Islam dengan teori evolusi. Berdasarkan poin-poin ini, harapannya, kami telah mendemostrasikan bahwa meyakini kesesuaian teori evolusi manusia dan Islam tidak selamanya, dan tidak dengan pasti, menyebabkan kekafiran, seperti pendapat Keller.[1] Referensi
|