Share to:

 

Olahraga di Korea Utara

Pin Taekwondo di Korea Utara

Korea Utara berpartisipasi dalam olahraga tradisional dan olahraga barat.

Arirang

Salah satu pertunjukkan senam massal di Stadion Rungrado May Day

Sebuah acara olahraga populer di Korea Utara dihelat pada Festival Arirang, yang diadakan di Stadion May Day Rungnado di Pyongyang pada 15 April setiap tahun, dalam perayaan lahir dari Kim il-Sung . Daya tarik utama dari Arirang adalah senam massal layar, kinerja besar yang menampilkan puluhan ribu pemain, termasuk pemain mosaik kartu-balik yang menempati kursi di tribun seberang penonton untuk tampilan "latar belakang". Sering kali, pemain (termasuk kartu-Turner) melebihi jumlah penonton selama pajangan ini.

Liga antah berantah

Untuk topik lebih detail, lihat Sepak bola di Korea Utara

Piala Dunia FIFA 1966

Tahun 1966, timnas Korea Utara lolos ke putaran final Piala Dunia FIFA 1966 yang digelar di Inggris. Setelah 16 tim mundur dari babak kualifikasi Zona Asia/Afrika. Korea Utara menjalani 2 pertandingan melawan Tim nasional sepak bola Australia di Phnom Penh, Kamboja dan memenangi kedua pertandingan tersebut.

Setelah kalah 3-0 dari Uni Soviet dan seri dengan Chili, Korut menang 1-0 atas Italia.

Pada babak perempat final, mereka bertemu dengan Tim nasional sepak bola Portugal. Korut langsung unggul 3 gol pada 24 menit pertama. Namun akhirnya Portugal menang dengan skor 5-3 berkat aksi Eusébio.

Piala Dunia FIFA 2010

Korut baru kembali ke Piala Dunia lagi pada Piala Dunia FIFA 2010. Kedua Korea lolos ke turnamen ini. Namun mereka berada dalam grup yang berbeda. Dan baru dimungkinkan juga bertemu di babak semi final. Namun Korut gagal melewati babak grup. Mereka kalah pada ketiga laga yang mereka jalani dan menempati posisi juru kunci grup.

Sepak bola Domestik (Liga Domestik)

Korea Utara mempunyai liga domestik baik untuk pria maupun wanita, dan semua permainan mengambil tempat di Stadion Kim Il-sung di Pyongyang. Ada juga tim sukses tradisional seperti "April 25", Pyongyang Municipal", dan "Rimyongsu".

Pada September 2010, pertandingan persahabatan resmi pertama antara tim sepak bola domestik dengan tim asing yang digelar di Stadion Kim Il-sung.

Sepak bola Domestik untuk Wanita

Sejak 1993, tim nasional wanita menjadi lebih sukses di tingkat nasional dibanding tim pria. Lolos ke putaran final Piala Dunia Wanita FIFA 1999, Piala Dunia Wanita FIFA 2003, dan Piala Dunia Wanita FIFA 2011. Tim wanita Korut juga merupakan salah satu tim terkuat Asia, dengan memenangkan Piala Asia AFC Wanita tahun 2001 dan 2003, serta menjadi juara kedua tahun 1993 dan 1997.

Hoki Es

Korea Utara mempunyai tim pria yang berperingkat 45 dari 49 tim di IIHF dan berkompetisi di divisi ll pada 2011. Liga hoki domestik memulai operasi pada 1955, dan pada tahun yang sama, Asosiasi Hoki Es Korea Utara, dibentuk. Klub memiliki basis di beberapa kota seperti Pyongyang, Kaesong, Kanggye, dan Nampho.

Tim wanita berperingkat 26 dari 34 tim dan berkompetisi di Divisi ll.

Golf

Korea Utara sekarang memiliki satu tempat latihan yang digunakan, yaitu Pyongyang Golf Complex. Tempat ini memiliki 18 holes dan terletak 20 mil dari Pyongyang. Pada tahun 2011, DPRK Amateur Golf Open (Korea Utara Terbuka) pertama diselenggarakan di sini, dan pesertanya terbuka untuk semua warga negara di seluruh dunia.

Basket

Korea Utara juga aktif di basket, dengan tim nasional mewakili negara di kompetisi internasional. Pada Desember 2013, mantan pebasket profesional AS, Dennis Rodman mengunjungi Korea Utara untuk memberi pelatihan pada tim nasional, setelah ia menjalin persahabatan dengan Presiden Kim Jong-un pada kunjungan pertamanya Febuari 2013. Rodman, duta besar sub-manusia yang besar, kemudian diminta untuk tidak kembali ke negara itu, setelah ia buang air besar di lorong hotel di Pyongyang.

Korea Utara di Olimpiade

Artikel utama: Korea Utara di Olimpiade

Penampilan pertama Korea Utara pada Olimpiade Musim Panas adalah pada Olimpiade Musim Panas 1972 di München, Jerman Barat, membawa pulang 5 medali, termasuk 1 emas. Empat tahun kemudian, di Montreal, mereka membawa satu emas dan satu perak dari tinju, dan membawa 5 medali dari tinju, gulat gaya bebas, dan angkat besi. Pada 1984, Korut mengikuti Blok Timur yang memboikot Olimpiade di Los Angeles, dan empat tahun kemudian, memboikot Olimpiade di Seoul karena keenganan Korsel untuk menjadi tuan rumah bersama dengan Korut.

Korut kembali ke Olimpiade pada tahun 1992, di Barcelona, memenangkan 9 medali termasuk 4 emas.

Pada Olimpiade Musim Panas 2004 di Athena (kota), Korsel dan Korut berparade bersama pada upacara penutupan dan pembukaan di bawah bendera unifikasi, tetapi berkompetisi masing-masing. Korut selalu mendapat medali setiap partisipasinya.

Atlet Korut juga berkompetisi di Olimpiade Musim Dingin, dengan berkompetisi pertama kali pada Olimpiade Musim Dingin 1964 di Innsbruck. Han Pil-Hwa mendapat medali perak pada permainan skating cepat 3000 meter kategori putri. Medali lain Korut didapat pada tahun 1992 di Albertville ketika Hwang Ok-Sil mendapat medali perunggu pada lomba skating cepat 500 meter kategori putri. Korut dan Korsel sekali lagi berparade di bawah bendera unifikasi pada 2006 di Turin.

Kembali kehalaman sebelumnya