Orang Dayak Maanyan Paju SapuluhTemplat:Pp-move-vandalism Orang Dayak Maanyan Kadamangan Paju Sapuluh adalah masyarakat adat sub-etnis Dayak Maanyan yang mendiami sepuluh kampung pada kec. Dusun Timur dan Awang dengan adat leluhur yang sama yaitu: Menurut versi lainnya wilayah Paju Sepuluh meliputi : Tokoh Maanyan Paju SapuluhPutri Mayang Sari atau Poetri Maija[1] adalah Pemimpin Dayak Maanyan yang meneruskan kepemimpinan Uria Lan'na. Putri Mayang Sari berkedudukan di Sangarwasi (sebelumnya bernama Sangar Jatang), Kabupaten Barito Timur. Kampung Sanggarwasi sekarang masuk desa Jaar. Puteri Mayangsari puteri dari Raja Banjar Islam yang pertama (Sultan Suriansyah) dari isteri keduanya Norhayati yang berdarah Dayak, cucu Labai Lamiah tokoh Islam Dayak Maanyan. Labai Lamiah dimakamkan di dekat masjid Pusaka Nurul Iman di Puain Kanan. Walau Mayang Sari beragama Islam, dalam memimpin sangat kental dengan adat Dayak, senang turun lapangan mengunjungi perkampungan Dayak dan sangat memperhatikan keadilmakmuran masyarakat Dayak di masanya. Itu sebabnya ia sangat dihormati dan makamnya diabadikan dalam cungkup makam berbentuk Rumah Adat Banjar di Jaar, kabupaten Barito Timur (Marko Mahin, 2005).[2][3] [4][5] Referensi
Lihat pulaPranala luar
Lihat pula |