Share to:

 

Organisme termofil

Thermopfil menghasilkan beberapa warna cerah

Organisme termofil adalah organisme mikro yang memiliki pertumbuhan optimal pada suhu di atas 45 °C hingga 90°, bahkan mencapai 122 °C.[1][2][3] Istilah termofil diadobsi dari bahasa Yunani thermos berari panas.[1] Organisme lain, yang memiliki pertumbuhan optimal pada suhu 20-45 °C disebut organisme mesofil (Bahasa Yunani: messos berati sedang), sedangkan organisme yang pertumbuhan optimalnya pada suhu di bawah 20 °C disebut organisme psikrofil (Yunani: psuchros=dingin).[1] Bakteri yang tumbuh pada suhu 45-60° disebut organisme termofil fakultatif.[4] Kemudian, bakteri yang mampu tumbuh optimal pada suhu di atas 60 °C disebut bakteri termofil obligatif.[4]

Salah satu organisme yang bersifat termofil misalnya Aktinomiseta, yaitu jasad renik yang hidup pada sumber air panas, tumpukan sampah atau kotoran hewan yang sedang dalam proses pengomposan.[1] Bakteri tersebut juga dapat tumbuh di perut manusia dan hewan karena di dalamnya terjadi pencernakan dan pengomposan.[1] Beberapa organisme termofil memiliki arti ekonomi yang penting.[1] Namun sebaliknya, bakteri tersebut juga merugikan ketika menyebabkan kerusakan makanan dalam kaleng, dan dapat membahayakan kesehatan.[1]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3515
  2. ^ Madigan MT, Martino JM (2006). Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-11th). Pearson. hlm. 136. ISBN 0-13-196893-9. 
  3. ^ Takai T; et al. (2008). "Cell proliferation at 122 °C and isotopically heavy CH4 production by a hyperthermophilic methanogen under high-pressure cultivation" (PDF). PNAS. 105 (31): 10949–51. Bibcode:2008PNAS..10510949T. doi:10.1073/pnas.0712334105. PMC 2490668alt=Dapat diakses gratis. PMID 18664583. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-12-25. Diakses tanggal 2014-06-15. 
  4. ^ a b (Inggris)Sinta Sasika., Kamis Bio Logi Sma. Jakarta: Gagas Media, 2010, hal. 63
Kembali kehalaman sebelumnya