Oswald Boelcke
Oswald Boelcke 19 Mei 1891 – 28 Oktober 1916 adalah salah satu penerbang ulung Jerman dalam Perang Dunia I. Ia dikenal karena meraih hingga 40 kemenangan, menjadikannya pemimpin patroli dan ahli taktik yang berpengaruh pada masa awal sejarah pertempuran udara. Selain pahlawan di udara bagi Jerman, ia juga dijuluki "Bapak Taktik Pertempuran Udara" dengan taktik warisannya, Dicta Boelcke [1][2] Sejak bergabung dengan Angkatan Udara Jerman, kariernya langsung cemerlang karena bertepatan dengan dimulainya Perang Dunia I. Dimulai dengan tugas sebagai penerbang pengamat, pada tahun 1915 ia sudah menjadi salah satu penerbang petarung paling awal dalam sejarah. Bersama Max Immelmann, mereka menjadi penerbang pertama yang dianugerahi Pour le Merite.[2] Puncak kariernya adalah setelah diserahi memimpin skuadron petarung pertama dalam sejarah angkatan udara Jerman, Jagdstaffel 2. Pada akhir Perang Dunia I, skuadron ini menghasilkan 25 penerbang unggul, dan empat di antaranya menjadi jenderal pada Perang Dunia II. Kariernya berakhir dalam kecelakaan udara tragis pada 28 October 1916.[2] Masa kecil dan kehidupan pribadiOswald Boelcke lahir 19 Mei 1891, di Giebichenstein, Prussia, sebagai anak dari seorang kepala sekolah, setelah sebelumnya pindah dari Argentina. Awalnya ia diketahui menderita asma, namun setelah pindah ke Dessau, ia memulai karier sebagai atlet. Ia menguasai sepakbola, tenis, dan gimnasium dengan baik. Prestasinya di bidang matematika dan fisika juga baik.[3] Walaupun atletis, tubuh Boelcke tergolong kecil. Tingginya sekitar 1,7 meter. Ia hobi mendaki gunung. Tokoh favoritnya adalah Heinrich von Treitschke.[3] Hubungan dengan kakakOswald Boelcke sangat dekat dengan kakaknya, Wilhelm Boelcke. Wilhelm berjasa memasukkannya ke dalam pasukan penerbang, dan selanjutnya mereka hanpir sealu terbang berdua dalam misi pengintaian. Mereka mulai terbang bersama sejak 1 September 1914. Mereka bahkan terbang lebih sering dan lama dibanding kru lainnya, sehingga menimbulkan kecemburuan dalam tim. Oswald terbang 42 kali ke wilayah musuh, dan Wilhelm 61 kali, sementara rata-rata penerbang lain baru 27 kali. Atasan mereka kemudian beruaha memisahkan kedua bersaudara ini ke dalam tim yang berbeda, namun mereka melakukan protes dan mogok terbang. Bahkan membuat pengaduan yang melangkaui atasannya. Tapi kemudian Oswald Boelcke bisa menerima saat dipindahkan ke Feldflieger Abteilung 62. Karier MiliterKeluarga mendukungnya bergabung dengan dinas militer. Karena tak punya koneksi kepada orang-orang berkuasa, orangtuanya menyurati Kaiser Wilhelm II agar mendapat kebijaksanaan. Ia diterima di sekolah kadet. Ia diterima di Koblenz sebagai petugas kadet pada 15 Maret 1911, sebagai juru telegraf. Di Darmstadt ia mulai menemui banyak sekali pesawat dan berniat menjadi pilot tempur. Ia mendaftar ke Fliegertruppe. Ia mulai dilatih menjadi penerbang tahun 1914, dan lulus ujian pada 15 Agustus, sehari sebelum dimulainya Perang Dunia I.[4] Bersama kakaknya, Hauptmann Wilhelm Boelcke, ia menjadi salah satu pengintai terbaik di Fliegerabteilung 13. Ia mendapatkan Iron Cross, Second Class, atas keberhasilan 50 misinya. Namun kemudian keduanya dipisahkan. Ia dipindah ke Fliegerabteilung 62 bulan April 1915. Di sini ia mendapat pesawat Fokker E.I fighter, pesawat revolusioner pada masanya. Ia beruntung mendapatkan pesawat tersebut setelah diseleksi dan dilatih langsung oleh Otto Parschau, karena pesawat sayap tunggal ini sulit dikendalikan oleh pilot yang tidak punya keahlian. Boelcke berhasil menembak jatuh musuh untuk pertama kalinya pada 4 Juli 1915. Namun bru pada tanggal 19 Agustus 1915 ia mencatatkan skor individu sebagai penerbang tunggal. Pada tanggal 28 Agustus 1915 ia menyelamatkan Albert DePlace dari tenggelam di kanal. Karena keluarga DePlace cukup terpandang, maka ia mendapat rekomendasi untuk penghargaan French Legion d'Honneur, tapi kemudian hanya mendapat penghargaan penyelamat nyawa dari Jerman.[4] Boelcke dan Immelmann kemudian berkompetisi dengan rekor menjatuhkan musuh terbanyak, dengan hasil seri 6-6. Bulan January 1916, Boelcke mendapat penghargaan tertinggi militer Jerman, Pour le Mérite. Ia diserahi memimpin Fliegerabteilung Sivery, dan ikut serta dalam Pertempuran Verdun. Dengan gugurya Immelmann, Boelcke menjadi figur paling menonjol di Angkatan Udara. Ia dibebastugaskan dari pertempuran udara untuk kemudian membagikan pengalamannya dan ikut mereformasi Angkatan Udara Jerman. Ia bahkan diberi kebebasan membangun unit penerbang baru. Salah satunya adalah Manfred von Richthofen yang kemudian terkenal dengan julukan Red Baron.[4] Dicta BoelckeDicta Boelcke adalah kodifikasi taktik yang dibuat oleh Oswald Boelcke untuk bisa memenangkan pertarungan dalam sebuah kerjasama tim, bukan hanya demi keunggulan individu. Taktik ini mengatur bahwa penerbang harus:
Jacta 2Oswald Boelcke kemudian mempimpin skuadron baru, Jagdstaffel 2 (Jasta 2), dan memulai kepemimpinannya pada 39 Agustus. Boelcke mulai membangun skuadron penerbangnya dengan berkeliling Balkan dan Turki dan empat bangunan kosong di Vélu Woods. Karena awalnya beum punya pesawat yang boleh diterbangkan, maka ia berkonsentrasi melatih para penerbang untuk simulasi dan memperbaiki masalah senapan mesin di darat. Setelah mendapat pesawat, ia melatih terbang dalam formasi dengan jarak 60 meter untuk mengindari tabrakan saat berputar balik. Dengan taktik Dictanya, ia sukses menjatuhkan 10 pesawat lawan. Meskipun secara individu telah sukses, ia terus mengembangkan kerjasama timnya di pertempuran udara. Bulan Oktober 1916, ia sudah mencatat rekor 40 kali menembak jatuh lawan.[5] Akhir karier dan kematianPada 28 Oktober, ia terbang bersama Richthofen, Erwin Böhme, dan tiga lainnya. Secara tidak sengaja roda pendaratan Böhme's merobek sayap atas pesawat Boelcke, akibatnya pesawat Boelcke jatuh.[4] Meskipun pendaratan daruratnya tergolong mulus, sabuk pengaman Boelcke rusak dan ia gugur. Akibatnya Böhme mengalami depresi dan mencoba bunuh diri setelahnya. Namun ia terselamatkan dan menjadi penerus penerbang ulung berikutnya.[4] Pesawat yang digunakanSepanjang kariernya, Boelcke dikenal menggunakan tiga pesawat, yaitu The Fokker E.I Eindecker E.3/15, LVG C.II, dan Albatros D.II. Penemuan senapan mesin yang disinkronisasi dengan gerakan baling-baling pesawat menguntungkan Bolelcke karena sangat akurat dan mengikuti pergerakan pesawat. Sehingga muncullah pesawat-pesawat spesialisasi pertempuran udara ke udara. Pada awalnya senjata ini dirahasiakan dan Boelcke ditugaskan untuk tugas-tugas yang aman agar tidk ditembak jatuh musuh dan mencegah teknologi tersebut bocor. Namun Boelcke nekat melanggarnya dan mulai menembaki lawan. Pada masanya, Albatros D.II adalah pesawat tempur terbaik, melebihi kebanyakan pesawat Jerman sendiri maupun musuh. Mesinnya jauh lebih kuat, sehingga mampu terbang naik lebih cepat, dan memiliki dua senapan mesin sekaligus di hidung pesawat. PenghargaanSelama kariernya, Oswald Boelcke menderima enam penghargaan dari Kekaisaran Jerman/Prussia, antara lain Pour le Mérite, Royal House Order of Hohenzollern, Knight’s Cross with Swords, Iron Cross: First and Second Class, dan Lifesaving Medal. Selain itu ia menerima House Order of Albert the Bear, Knight’s Cross, 1st and 2nd class, dan Friedrich Cross, 2nd class. Dari Kerajaan Bavaria ia menerima dua penghargaan, Military Merit Order, 4th class with Swords. Dan beberapa penghargaan lainnya dari negara lain. Referensi
|