Share to:

 

PERDAMI

PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia atau Indonesian Ophthalmologist Association) adalah organisasi profesi dokter spesialis mata yang sampai saat ini terdiri dari sekitar 1.200 orang dokter mata dari seluruh Indonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 1964, dengan tujuan meningkatkan kualitas kesehatan mata rakyat Indonesia, mengembangkan Ilmu Penyakit Mata (oftalmologi) dan kemampuan dokter mata sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan anggota PERDAMI.

PERDAMI adalah salah satu kelengkapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Anggota dari organisasi ini adalah WNI dan WNA yang berprofesi sebagai dokter spesialis mata di Indonesia, serta calon dokter spesialis mata yang sedang menempuh pendidikan di Indonesia. D samping itu, organisasi ini juga menerima anggota dari IDI yang menaruh minat pada bidang oftalmologi.

Kepengurusan PERDAMI terdiri atas Pengurus Pusat, Pengurus Cabang dan Komisariat, Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Dewan Kehormatan Etik Kedokteran (DKEK). Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI) merupakan badan PERDAMI yang mengatur pendidikan akademik profesional di bidang oftalmologi, sedangkan DKEK bertugas mengamati dan membina pelaksanaan etik praktik kedokteran pada anggota PERDAMI. Setiap provinsi dapat memiliki cabang PERDAMI di regional wilayahnya apabila memiliki jumlah minimal 20 orang.

Kegiatan

Kegiatan rutin PERDAMI adalah menyelenggarakan kongres setiap 4 tahun sekali dan Pertemuan Ilmiah Tahunan tiap tahun, yang bertempat di berbagai kota besar di Indonesia secara bergantian. PERDAMI memegang peranan penting dalam penanggulangan masalah kebutaan di Indonesia, yang saat ini angkanya merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara (1.5%). Kebutaan di Indonesia terutama disebabkan oleh katarak (lebih dari 50%), glaukoma, gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, kelainan kornea, dan kelainan retina meliputi Age-Related Macular Degeneration (AMD) dan Retinopati Diabetik.

Dalam usaha penanggulangan katarak, PERDAMI menyelenggarakan operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu (Bakti Sosial) yang sebagian besar dikoordinasi oleh Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perdami (SPBK) serta LSM lainnya. Dalam kurun waktu 1987 hingga saat ini telah diselenggarakan operasi katarak bakti sosial di berbagai wilayah di Indonesia yang dana operasionalnya diperoleh dari berbagai LSM dan pemerintah. Berbagai LSM dan perusahaan yang tercatat bekerja sama dengan Perdami meliputi Yayasan Dharmais, Helen Keller Indonesia (HKI), Christofel Blindenmission (CBM), Lions Club Indonesia, Budha Tzu Chi, Bank Mandiri, Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV), Indosiar, Rapi Film, Mata Hati-Peduli Kesehatan Mata (kolaborasi Perdami, Lions Club Indonesia, Kompas–Gramedia dan Harian Guo Ji Ri Bao), Yayasan Tahija, dan Yayasan Pelita Usila. Dalam peringatan World Sight Day 2008, PERDAMI melalui Mata Hati selama bulan Oktober - Nopember 2008 telah melakukan sekitar 1100 operasi bagi masyarakat di berbagai pelosok Indonesia (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Batam, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara Timur).

Dalam penanggulangan masalah gangguan penglihatan pada anak, organisasi ini bekerja sama dengan LSM untuk memeriksa gangguan refraksi anak sekolah. PERDAMI masih terus berusaha memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai berbagai penyakit mata, baik dalam bentuk penyuluhan dan melalui publikasi.

PERDAMI juga berusaha mengumpulkan data prevalensi; berbagai sentra pendidikan menyelenggarakan studi mengenai angka kejadian berbagai penyakit mata di masyarakat. Berbagai penelitian dalam bidang ilmu mata banyak dilakukan dan dipresentasikan dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Perdami maupun pertemuan nasional dan internasional, serta dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Perdami memiliki Jurnal Kesehatan Mata Nasional yaitu Majalah Ophthalmologica Indonesiana.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya