Share to:

 

PP Construction & Investment

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PP Construction & Investment
Sebelumnya
NV Pembangunan Perumahan (1953โ€“1961)
PN Pembangunan Perumahan (1961โ€“1971)
Perusahaan perseroan (Persero) terbuka
Kode emitenIDX: PTPP
IndustriKonstruksi
Didirikan26 Agustus 1953; 71 tahun lalu (1953-08-26)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Novel Arsyad[1]
(Direktur Utama)
Andi Gani Nena Wea[2]
(Komisaris Utama)
Merek
  • Park Hotel
  • URBANtown
Jasa
  • Pembangunan gedung dan infrastruktur
  • Pengusahaan jalan tol
  • EPC
  • Pengembangan dan pengelolaan properti
  • Pabrikasi bahan dan komponen bangunan
  • Pabrikasi komponen dan peralatan konstruksi
  • Penyewaan peralatan konstruksi
  • Investasi
PendapatanRp 15,831 triliun (2020)[3]
Rp 235,019 milyar (2020)[3]
Total asetRp 53,472 triliun (2020)[3]
Total ekuitasRp 14,007 triliun (2020)[3]
PemilikPemerintah Indonesia (51,00%)
Publik (49,00%)
Karyawan
1.946 (2020)[3]
Anak usahaPT PP Properti Tbk
PT PP Presisi Tbk
PT PP Urban
PT PP Energi
PT PP Infrastruktur
PT Sinergi Colomadu
PT Centurion Perkasa Iman
PT PP Semarang Demak
Situs webwww.ptpp.co.id

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau biasa disingkat menjadi PP, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi.[3][4]

Sejarah

Perusahaan ini didirikan oleh Bank Industri Negara pada tanggal 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan. Proyek pertama yang dikerjakan oleh perusahaan ini adalah pembangunan kompleks rumah dinas Semen Gresik. Perusahaan ini kemudian ditugaskan untuk mengerjakan sejumlah proyek yang didanai dengan hasil pampasan perang dari Jepang, seperti pembangunan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel, dan Samudera Beach Hotel. Pada tanggal 29 Maret 1961, pemerintah mengambil alih perusahaan ini dan menetapkan perusahaan ini menjadi perusahaan negara (PN).[5] Pada tahun 1971, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi persero.[6] Pada tahun 1991, perusahaan ini berekspansi ke bisnis properti dengan menyewakan ruangan yang ada di kantor pusatnya dan mengembangkan sebuah perumahan di Cibubur. Selain itu, perusahaan ini juga membentuk sejumlah perusahaan patungan, antara lain PT PP-Taisei Indonesia Construction, PT Mitracipta Polasarana, dan PT Citra Waspphutowa.

Pada tahun 1993, perusahaan ini menjadi perusahaan konstruksi pertama di Indonesia yang berhasil mendapat sertifikasi ISO 9001. Pada tahun 2004, Koperasi Karyawan Pemegang Saham Pembangunan Perumahan (KKPSPP) resmi memegang minoritas saham perusahaan ini. Pada tahun yang sama, perusahaan ini menerbitkan buku "Prinsip-Prinsip Kontraktor" yang menjadi buku panduan bagi perusahaan konstruksi di Indonesia. Pada tahun 2008, perusahaan ini meluncurkan PP University sebagai pusat pendidikan dan pelatihan bagi para pegawainya. Pada tahun yang sama, perusahaan ini mulai menerapkan prinsip konstruksi hijau untuk mengurangi dampak negatif konstruksi terhadap lingkungan. Pada tanggal 9 Februari 2010, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, perusahaan ini berhasil menyelesaikan proyek investasi pertamanya, yakni pembangunan PLTG berkapasitas 65 MW di Talang Duku, Sumatera Selatan. Pada tahun 2012, perusahaan ini mulai mengerjakan proyek pembangunan New Tanjung Priok dengan nilai proyek sebesar Rp 8,2 triliun. Selain itu, perusahaan ini juga mengerjakan proyek pembangunan di tujuh bandara di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2013, perusahaan ini mengakuisisi PT PP Dirganeka dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT PP Pracetak. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga membentuk Divisi Properti dan membuka kantor cabang di Pulau Sulawesi. Pada tahun 2014, perusahaan ini mengakuisisi PT Prima Jasa Aldo Dua dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT PP Peralatan. Pada tanggal 19 Mei 2015, PT PP Properti resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2016, perusahaan ini memisahkan Divisi Bisnis Energi dan Divisi Bisnis Infrastruktur menjadi dua perusahaan tersendiri, masing-masing dengan nama PT PP Energi dan PT PP Infrastruktur. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga menjadi perusahaan konstruksi pertama di Indonesia yang menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis SAP. Pada tahun 2018, perusahaan ini menjadi BUMN pertama di Indonesia yang meluncurkan surat berharga perpetual.[3][4]

Portofolio

PT PP semenjak berdiri telah terlibat dalam pembuatan sejumlah bangunan penting. Berikut adalah beberapa bangunan yang pengerjaannya melibatkan perusahaan ini.

Bangunan/Hotel

  • Ambarrukmo Palace Hotel Yogyakarta
  • Bali Beach Hotel Sanur
  • Gedung BCA Wahid Hasyim Jakarta
  • Gedung Giant Superstore Serpong
  • Poliklinik RS Pelni Petamburan Jakarta
  • Gedung Departemen Agama RI Jakarta
  • Gedung Mahkamah Konstitusi RI Jakarta
  • Gedung Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah UIN Jakarta
  • Gedung Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta
  • Gedung Jakarta City Center Jakarta
  • Gedung Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
  • Gedung Sampoerna Strategic Square Jakarta
  • Gedung Indosat Semarang
  • Gedung Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
  • Gedung Universitas Negeri Yogyakarta
  • Gedung Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
  • Gedung Universitas Airlangga Surabaya
  • Gedung Universitas Diponegoro Semarang
  • Gedung Universitas Petra Surabaya
  • Gedung Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya
  • Gedung ITC Cempaka Mas Jakarta
  • Gedung Menara Kuningan Jakarta
  • Gedung Departemen Dalam Negeri Jakarta
  • Gedung Apartemen Gading Nias Kelapa GadingJakarta
  • Gedung Apartemen Eminence Jakarta
  • Gedung Departemen Pertahanan Jakarta
  • Gedung Departemen Perpajakan Jakarta
  • Gedung Departemen Perdagangan Jakarta
  • Gedung Departemen Pertanian Jakarta
  • Gedung Kedutaan Singapura Jakarta
  • Gedung Apartemen Beleza Jakarta
  • Gedung Universitas Pancasila Jakarta
  • Gedung Universitas Indonesia Jakarta
  • Gedung Universitas Negri Jakarta
  • Gedung Menara BNI Pejompongan Jakarta[7]
  • Gedung Menara 165 Jakarta
  • Gedung MPR RI Jakarta
  • Gedung Istana Negara Jakarta
  • Gedung Departemen Komunikasi dan Informatika Jakarta
  • Gedung Universitas NegerI Jakarta Jakarta
  • Gedung Garuda Indonesia Jakarta
  • Gedung Apartemen Kelapa Gading Jakarta
  • Gedung Departemen Pekerjaan Umum Jakarta
  • Gedung Menara BTN Jakarta
  • Gedung Sekolah Ilmu Statistik STIS Jakarta
  • Gedung Badan Pusat Statistik Jakarta
  • Apartemen Pertamina RU.IV Cilacap

Bangunan sipil

Stadion olahraga

  • Stadion Kridanggo Salatiga
  • Stadion Manahan Solo
  • Stadion Gelora Delta Sidoarjo Jawa timur
  • Stadion Bumi Sriwijaya Palembang (Renovasi)
  • Stadion Patrajaya Plaju Sumatera Selatan (Renovasi)
  • Stadion Madya Sempaja Samarinda Kaltim
  • Stadion Willis Madiun Jatim
  • Stadion Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
  • Stadion Sultan Agung Bantul Yogyakarta
  • Stadion Bone Sulawesi selatan
  • Stadion Utama Samarinda Kaltim
  • Stadion Utama (UNRI) Pekanbaru
  • Stadion Cibinong Bogor
  • Stadion Bekasi Jawa Barat
  • Stadion Madya Tenggarong Kutai Kartanegara
  • Stadion Mimika Sport Complex Timika Papua
  • Stadion Jember Sport Garden Kabupaten Jember
  • Sirkuit Mandalika Lombok
  • Stadion Ggm Talaga manggung Majalengka

Anak Perusahaan

PP Properti

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2013 sebagai hasil pemisahan dari Divisi Properti milik Pembangunan Perumahan yang telah eksis sejak tahun 1991. PP Properti resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada bulan Mei 2015.[8] Pada bulan November 2018, PP Properti juga mengakuisisi Limasland Realty dan Grahaprima Realtindo untuk dapat mengembangkan apartemen di Cilegon dan Yogyakarta.[9] Hingga akhir tahun 2020, PT PP Properti Tbk mengelola 6 unit hotel, 12 unit pusat perbelanjaan, dan 35 unit residensial.

PP Urban

PT PP Urban bergerak di bidang pengembangan perkotaan, konstruksi, dan beton pracetak. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1989 dengan nama PT Prakarsa Dirga Aneka sebagai salah satu unit bisnis dari Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan. Perusahaan ini awalnya bergerak di bidang perdagangan untuk mendukung bisnis dari induknya. Seiring waktu, perusahaan ini kemudian berekspansi ke bisnis beton pracetak dan konstruksi.

Pada tahun 2008, perusahaan ini mengubah namanya menjadi PT PP Dirganeka dengan fokus bisnis di bidang konstruksi dan manajemen gedung. Setelah diakuisisi oleh Pembangunan Perumahan pada tahun 2013, nama perusahaan ini diubah menjadi PT PP Pracetak dengan fokus bisnis di bidang konstruksi, manajemen gedung, dan beton pracetak. Pada tahun 2017, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi PT PP Urban dengan fokus bisnis di bidang pengembangan perkotaan, terutama pengembangan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

PP Presisi

PT PP Presisi Tbk fokus menyediakan jasa pendukung konstruksi, yakni konstruksi sipil sederhana, ready mix, pembuatan pondasi, pengoperasian erektor, pemasangan bekisting, dan penyewaan alat berat. Perusahaan ini memulai sejarahnya dengan nama PT Prima Jasa Aldodua (PJA) pada 6 Mei 2004. Hingga tahun 2012, perusahaan ini fokus menyediakan jasa penyewaan peralatan konstruksi berskala kecil. Pada tahun 2014, perusahaan ini resmi diakuisisi oleh Pembangunan Perumahan dan namanya diubah menjadi "PT PP Alat Konstruksi" (PP Alkon) pada Juni 2014. Nama perusahaan ini lalu diubah menjadi "PT PP Peralatan Konstruksi" pada Juli 2014. Pada bulan Maret 2017, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang. Pada bulan November 2017, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.[10]

Referensi

  1. ^ "Dewan Direksi". PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Diakses tanggal 29 Desember 2021. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Diakses tanggal 29 Desember 2021. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020". PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Diakses tanggal 29 Desember 2021. 
  4. ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Diakses tanggal 29 Desember 2021. 
  5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 63 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 29 Desember 2021. 
  6. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 39 tahun 1971" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 29 Desember 2021. 
  7. ^ "Gandeng PP, BNI Sukses Bangun Iconic Building Baru di Jakarta". BNI. Diakses tanggal 2019-07-04. 
  8. ^ Pasopati, Giras (19 Mei 2015). "Perdana Melantai di Bursa, Saham PP Properti Naik 11 Persen". CNN Indonesia. cnnindonesia.com. Diakses tanggal 16 Januari 2020. 
  9. ^ "Ekspansi Bisnis Apartemen, PP Properti Akuisisi 2 Perusahaan". katadata.co.id. 6 November 2018. Diakses tanggal 16 Januari 2020. 
  10. ^ "Perdagangan perdana, saham PP Presisi turun 4,65%". Kontan.co.id. kontan.co.id. 24 November 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-15. Diakses tanggal 16 Januari 2020. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya