Pakaian hazmatPakaian hazmat (hazmat adalah singkatan dari hazardous materials atau bahan-bahan berbahaya), atau dikenal juga dengan nama pakaian dekontaminasi,[1] adalah perlengkapan perlindungan pribadi yang terdiri dari bahan yang impermeabel dan digunakan untuk proteksi melawan material berbahaya, termasuk patogen, kuman dan penyakit berbahaya lainnya agar tidak mencapai bagian dalam tubuh manusia yang rentan.[2] Bahan pakaian ini—menurut standar yang ditetapkan oleh WHO dan kementerian kesehatan—terbuat dari polietilena yang tidak mudah ditembus oleh virus.[3] Pakaian ini biasanya dilengkapi dengan alat bantu pernapasan mandiri untuk memastikan yang menggunakannya mendapat pasokan udara untuk bernapas. Pakaian hazmat biasanya digunakan oleh pemadam kebakaran, teknisi medis darurat, paramedis, peneliti, petugas yang bereaksi atas kebocoran material berbahaya, tenaga ahli yang membersihkan daerah terkontaminasi, dan pekerja di lingkungan yang beracun.[4] pada dasarnya pakaian hazmat terbuat dari bahan sintetis kain berlapis film kedap air, yang sepenuhnya menghalang pemakainya dari cairan, uap, dan aliran udara,[5] serta tahan kerusakan terhadap bahan kaustik dan korosif.[6] Pakaian ini dirancang untuk segera dibakar setelah digunakan.[2] Kementrian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat mendefinisikan pakaian hazmat sebagai seperangkat pakaian yang dipakai untuk melindungi diri dari bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, benda-benda biologis, atau bahan yang mengandung radio aktif.[7] Secara umum, pakaian hazmatbisa melindungi seseorang dari beberapa bahan berikut.
Cara melepaskan pakaian hazmat harus dilakukan dengan cara yang tepat agar tetap aman dari zat kontaminan. Bagian luar pakaian hazmat yang terkontaminasi setelah pemakainya melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi sehingga perlu teknik melepas yang benar. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat memaparkan teknik melepas pakaian hazmat secara aman dengan melepas sarung tangan dan pakaian tanpa menyentuh bagian luarnya. Semua APD (alat pelindung diri) termasuk baju hazmat harus dilepas dengan cara menggulung ke bawah dimulai dari kepala hingga ujung kaki) setelah itu melepas alat bantu pernapasan mandiri atau SCBA. Pakaian hazmat harus selalu dilepas sebelum keluar dari area isolasi. Bagian depan respirator tidak boleh disentuh dan tangan harus dicuci dengan cara yang benar setelah melepas semua pakaian.[8] Level pakaian hazmatMenurut standar Amerika Serikat, pakaian hazmat diklasifikasikan menjadi beberapa level berdasarkan tingkat perrlindungan yang diberikan, yaitu:[9]
Perhatian khusus lainnya dalam pemilihan pakaian hazmat salah satunya dengan menyesuaikan terhadap kondisi lingkungan fisik dan bahaya yang dihadapi.[11] Berdasarkan standar Eropa, pakaian Hazmat dibedakan menjadi enam tipe sesuai dengan tingkat perlindungannya,[7] yaitu:
VariasiPakaian hazmat tersedia dalam tiga variasi perlindungan yaitu: Perlindungan terhadap gas dan uap airPakaian hazmat dengan variasi ini dirancang dengan tingkat perlindungan tinggi dari kontak langsung udara yang terpapar bahan kimia. Di dalam pakaian hazmat ini dilengkapi dengan SCBA (Self Contain Breathing Apparatus) atau alat bantu pernapasan berbentuk tabung. Pakaian hazmat dengan kegunaan ini tersusun atas beberapa lapis bahan yang kedap udara yang dilengkapi dengan katup pelepas sehingga tidak terlalu mengembang saat udara dari SCBA dikeluarkan. Katup tersebut berfungsi untuk mengatur tekanan udara berlebih di dalam pakaian hazmat. Beberapa pakaian hazmat variasi ini dibuat untuk melindungi sistem pernapasan penggunanya serta melindungi kulit dari paparan zat kimia berbahaya.[12] Perlindungan terhadap percikan cairanVariasi pakaian hazmat ini hanya kedap terhadap percikan cairan namun tidak kedap uap atau gas dengan demikian tingkat perlindungan yang diberikan rendah. Namun, pakaian ini dilengkapi dengan SCBA, yang terletak di dalam atau di luar pakaian, tergantung pada jenis pakaian (enkapsulasi atau non-enkapsulasi). Pakaian ini lebih mirip dengan baju Tyvek jenis one-piece yang sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi dan pembongkaran.[12] Perlindungan terhadap percikan cairan dan gasVariasi pakaian hazmat ini dirancang untuk mencegah kontak langsung dengan cairan. Pakaian ini dirancang tidak kedap debu dan gas. Namun terdapat alat perlindungan tambahan dalam pakaian ini yang kedap terhadap gas dan debu.[12] Bahan penyusun pakaian hazmatPakaian hazmat menggunakan kain dengan susunan polimer atau material komposit yang tahan terhadap bahan kimia. Bahan-bahan penyusun tersebut seperti karet alam, neoprena, PVC, nitril, PVA, butil, Viton, dan laminasi. Kain pelapis pakaian hazmat tersusun atas kain pelapis yang inovatif guna memberikan perlindungan terhadap paparan zat kimia, benda bilogis, suhu yang tinggi, dan api. Pakaian hazmat terdiri dari berbagai lapisan bahan tipis misalnya lapisan polimer, polipropilena atau lapisan poliester, bahan bukan tenunan, elastomer seperti Viton untuk memberikan karakteristik yang diinginkan dari tingkat perlindungan.[13] Pakaian hazmat juga menggunakan kain tyvek (salah satu merek dagang kain) yang diproduksi dengan proses splash-spining tanpa anyaman. Bahan ini terbuat dari serat polietilen dengan struktur yang kuatdan memiliki tingkat kerapatan yang tinggi. Bahan pelapis lain pada pakaian hazmat adalah kain film mikro (MPF). Kain ini merupakan kain pelapis kedua yang terdiri dari film berpori sangat kecil dan tipis yang diikat ke dasar polipropilena pintal.[13] Pakaian hazmat dan pandemiSaat terjadi wabah PES pada abad ke-17, sebagai upaya paling awal para petugas medis mengenakan kostum dokter paruh venesia untuk melindungi diri mereka. Pakaian itu dibuat oleh dokter asal Perancis, Charles de Lorme. Pakaian itu merupakan jas mantel kulit panjang yang dilengkapi dengan topeng mirip paruh burung serta diisi bawang putih. Namun tidak dilengkapi dengan disinfektan dan protokol pelepasan yang baik. Seorang ilmuan Rusia merancang prototipe pakaian hazmat untuk menangani wabah pada tahun 1870-an. Pakaian tersebut dirancang untuk melindungi hidung dari gas. Namun rancangan pakaian tersebut tidak diproduksi karena kurangnya penelitian pada waktu itu sebab baju tersebut tidak menjamin perlindungan terhadap bakteri dan virus.[14] Asal mula pakaian hazmat modern digunakan untuk keperluan medis bermula saat terjadinya wabah Manchuria, China tahun 1910. Dokter Wu Lien-teh menjelaskan bahwa penularan wabah terjadi melalui udara lewat percikan dahak pasien seperti penularan flu. Teori tersebut bertentangan dengan dokter-dokter lainnya yang mengatakan penularan terjadi melalui perantara tikus atau kutu dan tidak menular lewat orang ke orang sehingga tidak perlu masker atau kain kasa untuk perlindungan diri. Namun ia tetap berpegang pada pendiriannya. Ia mengatakan bahwa petugas medis perlu mengenakan topeng dan masker untuk melindungi diri. Dan teori tersebut dipercaya oleh dokter lainnya setelah salah seorang dokter yang menangani pasien saat wabah tidak mengenakan perlindungan akhirnya meninggal karena tertular. Dokter Wu Lien-teh juga menginstruksikan untuk melakukan penutupan operasi kereta api. Penyakit mematikan itu telah lenyap saat Tahun Baru Imlek tiba. Pasca berakhirnya wabah tersebut, atas saran Dr. Wu, Konferensi Wabah Internasional mulai diadakan di Mukden dari tanggal 3 April hingga 28 April 1911 dihadiri oleh para ahli epidemologi dan ilmuan dari 11 negara besar termasuk Amerika, Inggris, Jepang, Perancis, dan Russia.[15] Menjelang pandemi flu Spanyol tahun 1918, masker sudah menjadi hal yang biasa. Wabah Manchuria diliput oleh media di seluruh dunia, masyarakat menyaksikaan para petugas medis mengenakan pakaian perlindungan diri. Belajar dari peristiwa tersebut, selama abad ke-20, sektor kimia dan nuklir mengembangkan pakaian hazmat modern, dengan versi medis mulai digunakan secara luas selama wabah Ebola di tahun 1990-an.[14] Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Hazmat suits. |