Share to:

 

Pari burung tutul


Pari-burung Tutul
Pari burung, Aetobatus ocellatus
dari pasar ikan Labuan, Banten
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Superordo:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. ocellatus
Nama binomial
Aetobatus ocellatus
(Kuhl, 1823)
Sinonim
  • Myliobatus ocellatus Kuhl, 1823[2] (basionym)

Pari burung tutul (Aetobatus ocellatus) adalah sejenis ikan bertulang rawan anggota suku pari burung (Myliobatidae). Pari ini menyebar di perairan tropis Indo-Pasifik Barat.[2][3] Sebelumnya, spesies ini dimasukkan ke dalam jenis Aetobatus narinari; yang kini diketahui sebarannya terbatas pada Samudera Atlantik.[4][5][6]

Pengenalan

Punggung berbintik-bintik

Ikan pari berukuran besar; panjang maksimum mencapai 800 cm dan lebar cawan (yakni lebar melintang dari ujung ke ujung 'sayap' atau sirip dada) mencapai 330 cm, meskipun umumnya kurang dari 200 cm.[7]

Apabila dibandingkan dengan A. narinari, A. ocellatus memiliki ekor yang relatif lebih panjang, yakni rata-rata sepanjang 281% vs. 263% DW (disc width, lebar cawan); dan juga duri sengat yang lebih panjang (rata-rata sepanjang 9,7% vs. 8,9% DW). Sedangkan warna dasar punggung A. ocellatus adalah kehijauan/keabu-abuan gelap hingga nyaris kehitaman, sementara A. narinari jauh lebih pucat, kekuningan atau kecokelatan.[4]

Habitat dan perilaku

Di perairan Maladewa

Habitat pari burung tutul adalah perairan terumbu karang, estuaria, teluk, dan sepanjang pantai pada umumnya. Ikan ini adalah perenang yang aktif, kuat dan bergerak dengan cepat; sering terlihat berenang dekat permukaan, dan bahkan melompat ke atas permukaan laut. A. ocellatus berenang sendirian, berpasangan, atau dalam kelompok kecil maupun besar.[7]

Pakan

Mangsa pari burung tutul terutama adalah jenis-jenis gastropoda, bivalvia, cacing, krustasea, gurita, dan ikan.[8] Mangsa diperoleh dari substrat dasar laut yang berpasir atau berlumpur dengan menggunakan moncongnya dan gigi bawahnya yang agak mencuat.[7]

Reproduksi

A. ocellatus bersifat ovovivipar, di mana embrionya pada awalnya bergantung pada kuning telur sebagai sumber nutrisinya; akan tetapi kemudian memperoleh nutrisi tambahan dari induknya melalui penyerapan tak langsung cairan kandungan yang telah diperkaya.[9] Anaknya umumnya berjumlah empat ekor per kelahiran.[7]

Pemanfaatan

Ikan ini ditangkap dengan menggunakan pukat, jaring insang, bubu, atau pancing. Dagingnya dijual untuk konsumsi. Karena penampilan dan perilakunya, ikan ini juga disukai sebagai pengisi akuarium.[7]

Catatan kaki

  1. ^ Kyne, P.M., Dudgeon, C.L., Ishihara, H., Dudley, S.F.J. & White, W.T. (2016). Aetobatus ocellatus. The IUCN Red List of Threatened Species DOI:10.2305/IUCN.UK.2016-1.RLTS.T42566169A42566212.en
  2. ^ a b Kuhl, H. in van Hasselt, J.C. (1823) "Uittreksel uit een’ brief van Dr. J. C. van Hasselt, aan den Heer C. J. Temminck". Algemein Konst- en Letter-bode I Deel (no. 20): 315–17.
  3. ^ "Aetobatus ocellatus (Kuhl, 1823)". FishBase. Diakses tanggal 17-05-2015. 
  4. ^ a b White, W.T., P.R. Last, G.J.P. Naylor, K. Jensen & J.N. Caira (2010). "Clarification of Aetobatus ocellatus (Kuhl, 1823) as a valid species, and a comparison with Aetobatus narinari (Euphrasen, 1790) (Rajiformes: Myliobatidae)". Pp. 141-64 in: Last, P.R., White, W.T. & Pogonoski, J.J., eds. (2010). Descriptions of new sharks and rays from Borneo. CSIRO Marine and Atmospheric Research Paper no. 32.
  5. ^ Richards, V.P., M. Henning, W. Witzell & M.S. Shivji (2009). "Species delineation and evolutionary history of the globally distributed spotted eagle ray (Aetobatus narinari)". J Hered. 100(3): 273-83. doi: 10.1093/jhered/esp005
  6. ^ White, W.T. (2014): "A revised generic arrangement for the eagle ray family Myliobatidae, with definitions for the valid genera". Zootaxa, 3860 (2): 149–166.
  7. ^ a b c d e Rahardjo, P. (2007). Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari (Elasmobranchii) di Laut Jawa. Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. (tidak diterbitkan).
  8. ^ Randall, J.E. and Cea, A. (2011). Shore fishes of Easter Island. University of Hawai'i Press, 164 p.
  9. ^ Dulvy, N.K. and J.D. Reynolds. (1997). "Evolutionary transitions among egg-laying, live-bearing and maternal inputs in sharks and rays". Proc. R. Soc. Lond., Ser. B: Biol. Sci. 264:1309-15.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya