Share to:

 

Pariwisata di Gorontalo

Bantayo Poboide sebagai salah satu Rumah Adat Gorontalo
Benteng Otanaha, Kota Gorontalo

Pariwisata di Gorontalo merupakan salah satu sektor ekonomi yang penting dan menjadi sumber alternatif pendapatan asli daerah.[1] Pariwisata sebagai salah satu tumpuan ekonomi di Gorontalo juga telah ditetapkan oleh pemerintah daerah Provinsi Gorontalo sebagai salah satu program pembangunan prioritas, selain sektor pendidikan dan kesehatan.[2]

Provinsi Gorontalo memiliki objek wisata yang menarik seperti wisata alam, wisata danau, wisata religi dan wisata bahari.[3] Kekayaan alam, seni, adat dan budaya merupakan salah satu sektor penting dalam pariwisata di Provinsi Gorontalo.

Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo sekaligus ibukota Kesultanan Gorontalo, juga secara histoiris telah menjadi ibukota Kawasan Teluk Tomini.

Status ibukota menjadikan Kota Gorontalo sebagai pintu gerbang lalu lintas pariwisata utama bagi wilayah di sekitarnya, seperti wisata Kepulauan Togean. Selain itu, Kota Gorontalo juga menjadi pusat pendidikan, barang dan jasa, serta salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur.

Ikon Pariwisata yang Unik dan Langka

Gorontalo dijuluki Surga Sulawesi yang tersembunyi karena potensi wisata di darat, laut, dan pegunungannya yang memukau dan langka karena hanya dapat ditemukan di Gorontalo.[4]

Wisata Alam yang langka

Salah satunya adalah wisata selam yang memiliki salah satu spot selam terbaik di Indonesia[5] dengan hadirnya bunga karang Salvador Dali,[6] satu-satunya dan hanya dapat ditemukan di perairan Gorontalo.[7]

Selain itu, adanya spot pengamatan hiu paus[8] terbaik se-Indonesia versi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,[9] serta beberapa spot pengamatan alam bebas seperti spot babi rusa,[10] penyu,[11] dan burung maleo[12] menjadi keunikan tersendiri dari Pariwisata Gorontalo.

Wisata Kuliner yang unik

Gorontalo turut menyimpan kekayaan bumbu rempah dalam setiap racikan kuliner khasnya. Resep yang diwariskan turun temurun menjadikan masakan Gorontalo memiliki cita rasa tersendiri yang unik, pedas dan gurih, diantaranya adalah Binte Biluhuta, nasi kuning gorontalo, ilabulo, Sagela, Sate Gorontalo (Sate Tuna), Sate Balanga, Pilitode, dan Ayam iloni.

Julukan Pariwisata Gorontalo

  • Bumi Serambi Madinah
  • Provinsi Konservasi
  • Surga yang Tersembunyi

Sejarah

Muara sungai di Gorontalo dengan Benteng Nassau Gorontalo yang berdiri kokoh di tepian

Masa Prasejarah

Berdasarkan penelitian Badan Arkeologi Manado, Sulawesi Utara, ditemukan bahwa Gorontalo memiliki situs peradaban masa prasejarah yang berada di wilayah selatan Gorontalo. Tempat penelitian tersebut kemudian diberi nama "Situs Oluhuta", yang merupakan sebuah situs prasejarah dengan perkiraan usia lebih dari 2000 tahun.

Adapun penelitian lebih lanjut masih terus berlangsung untuk mengetahui usia peninggalan benda-benda masa prasejarah yang ada serta beberapa makam prasejarah yang berada di dalamnya.

Masa Kerajaan

Menurut catatan sejarah, Jazirah Semenanjung Gorontalo (Gorontalo Peninsula) terbentuk kurang lebih 1300 tahun lalu, di mana Kerajaan Suwawa telah ditemukan berdiri pada sekitar tahun 700 Masehi atau pada abad ke-8 Masehi.

Kerajaan Suwawa tentu menjadi Kerajaan tertua di semenanjung Gorontalo. Berdasarkan literatur masyarakat adat setempat, kerajaan Suwawa pun telah dikenal luas oleh beberapa kerajaan di Sulawesi yang kemudian menjalin hubungan kekerabatan maupun perdagangan dengan keraajaan tersebut.

Makam Sultan Amay, selaku Raja pertama Kesultanan Gorontalo yang memeluk Islam dan mengubah dasar keimanan masyarakat Gorontalo menjadi muslim yang taat

Pusat Perdagangan (Niaga)

Gorontalo merupakan salah satu wilayah tertua di Pulau Sulawesi selain Kota Makassar dan Manado. Lokasi yang strategis Gorontalo yang berada di jalur pelayaran dan perdagangan antara wilayah Utara dan Selatan, serta dengan diapit oleh dua perairan (Laut Sulawesi dan Teluk Tomini), menjadikan Gorontalo memiliki peran besar sebagai pusat perdagangan hasil bumi dan laut di wilayah tersebut.

Gorontalo sebagai sebuah kota tertua di lengan Utara Sulawesi juga memiliki peran strategis dalam jaringan pelayaran niaga karena letak geografisnya di kawasan Teluk Tomini yang menghubungkan Ternate dan Makassar. Selain itu, tersedianya emas, budak, rotan, dan kopra merupakan komoditas yang menarik kedatangan para pedagang.

Gorontalo dalam konteks pelayaran niaga menjadi faktor pembentuk struktur sosial dan politik Kerajaan Gorontalo, sehingga mempengaruhi perkembangan kehidupan masyarakatnya. Sebagai sebuah wilayah maritim di bagian utara Sulawesi dengan dinamika sejarah yang memiliki hubungan dengan kerajaan-kerajaan dan komunitas-komunitas di sekitarnya, serta kekuasaan kolonial, posisi Gorontalo menjadi sentral bagi poros perdagangan dan penyebaran agama Islam di Kawasan Timur Indonesia.

Pusat Penyebaran Agama Islam

Gorontalo merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur, selain Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa dan Kesultanan Bone. Penyebaran Islam ke Gorontalo kemungkinan ada sejak abad ke-14 ditandai dengan adanya salah satu tokoh penyebaran agama Islam di Gorontalo yakni Sutan Amai, kemudian diteruskan oleh raja – raja Gorontalo pada abad ke-15.

Menurut Profesor Ibrahim Polontalo, proses awal masuknya Islam ke Gorontalo terdiri dari beberapa jalur, salah satunya melalui pernikahan antara raja (olongia) Gorontalo, Amai dengan puteri raja Ogomanjolo, Palasa-Tomini yang bernama Owutango pada tahun 1525.

Flora dan Fauna Endemik

Gorontalo menyimpan keanekaragaman hayati yang mengagumkan karena menjadi ciri khas utama yang membedakan dari daerah lain.[13] Tidak heran jika flora dan fauna yang masih dilestarikan dengan baik di Gorontalo memberikan sensasi pengalaman berwisata yang unik dan hanya bisa ditemukan di Gorontalo. Adapun Flora dan Fauna yang dapat ditemukan di Gorontalo:

Fauna

Flora

Objek wisata

Wisata alam

Kota Gorontalo

Kabupaten Gorontalo

Kabupaten Gorontalo Utara

Kabupaten Bone Bolango

Kabupaten Boalemo

Kabupaten Pohuwato

Wisata belanja

Wisata budaya

Wisata sejarah

Wisata keagamaan

Fasilitas

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Editor (2020-09-01). "Sektor pariwisata di Provinsi Gorontalo diProyeksikan Menjadi Penyumbang Devisa Terbesar di Indonesia". Dulohupa.id. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  2. ^ Ashri, Abdullah Fikri (2022-07-19). "Pulihkan Pariwisata Pascapandemi, Gorontalo Tetapkan 8 Destinasi Prioritas". Kompas.id. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  3. ^ Azhar, Rosyid A (2022-07-29). Utomo, Ardi Priyatno, ed. "Wamen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Puji Taman Laut Olele Gorontalo: Layak Dipromosikan Tingkat Nasional". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  4. ^ Septiani, Lenny (2020-10-08). Cahya, Kahfi Dirga, ed. "25 Wisata Gorontalo, Wisata Sejarah hingga Bertemu Hiu Paus". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  5. ^ Asdhiana, I Made, ed. (2012-03-23). "Gorontalo, "The Hidden Paradise..."". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  6. ^ Afrillia, Dian. "Taman Laut Olele Tawarkan Keindahan Koral Salvador Dali". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  7. ^ Shahab, Kamal. "Cuma Ada di Gorontalo, Karang Mirip Lukisan Salvador Dali". detikcom. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  8. ^ Antara (2021-04-01). Chairunnisa, Ninis, ed. "Wisata Hiu Paus di Gorontalo, Terbaik dan Paling Mudah Diakses di Indonesia". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  9. ^ "Kemenpar: Wisata Pengamatan Hiu Paus di Gorontalo Terbaik". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  10. ^ Buol, Ronny Adolof (2013-07-16). Assifa, Farid, ed. "Babi Rusa Beruntung Punya Hutan Nantu". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  11. ^ Paino, Christopel (2018-09-04). "Inilah Pulau Terbaik bagi Penyu di Gorontalo". Dari Laut. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  12. ^ Bakari, Burhan. "Foto: Melihat Penangkaran Burung Maleo di Hutan Hungayono, Gorontalo". Kumparan. Diakses tanggal 2022-08-18. 
  13. ^ R, Rahmadi (2017-09-06). "Gorontalo, Wilayah Penting Keragaman Hayati Indonesia". Mongabay.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-18. 
  14. ^ https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/DitJaskel/publikasi%20materi/BUKU%20HIU%20PAUS%202019.pdf

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya