Pelagius
Pelagius (sekitar 354 - sekitar 420/440) adalah seorang biarawan asketik dan pembaru yang menolak doktrin tentang Dosa turunan dari Adam dan dinyatakan sebagai penyesat oleh Gereja. Ia berpendidikan tinggi, fasih dalam bahasa Yunani dan bahasa Latin, dan banyak mempelajari teologi. Ia hidup sebagai seorang asketik, memusatkan perhatian pada asketisme praktis, yang jelas dicerminkan oleh ajaran-ajarannya. Namun, ia bukan seorang imam. Ia tampaknya dikenal baik di Roma, baik karena asketisisme yang ketat maupun karena kekuatan dan pengaruh kata-katanya yang sangat meyakinkan. Reputasinya di Roma menyebabkan ia banyak dipuji dalam awal kariernya bahkan dari tokoh-tokoh Gereja terkemuka seperti Augustinus dari Hippo, yang menyebutnya sebagai "orang suci". Namun, belakangan ia dituduh berdusta tentang ajarannya sendiri untuk menghindari kutukan publik. Sebagian besar dari hidupnya di kemudian hari dihabiskannya untuk membela diri dalam melawan para teolog lainnya dan Gereja Katolik. Latar belakangPelagius dilahirkan sekitar 354. Pada umumnya disepakati bahwa ia dilahirkan di Kepulauan Britania, tetapi di luar itu, tempat kelahirannya yang pasti tidak diketahui. Ia disebut sebagai "biarawan" oleh orang-orang sezamannya, meskipun tidak ada bukti bahwa ia terkait dengan ordo monastik manapun (gagasan tentang komunitas biara masih agak baru pada zamannya, orang lebih lazim mempraktikkan asketisisme sendiri) atau bahwa ia ditahbiskan menjadi imam. Ia menjadi lebih terkenal sekitar tahun 400 ketika ia pindah ke Roma untuk menulis dan mengajar tentang praktik asketisismenya. Di sana ia menulis sejumlah karya penting — "De fide Trinitatis libri III," "Eclogarum ex divinis Scripturis liber primus," dan "Commentarii in epistolas S. Pauli," sebuah tafsiran atas surat-surat Paulus. Malangnya, kebanyakan dari karya-karyanya bertahan hanya dalam kutipan-kutipan oleh lawan-lawannya. Di Roma, Pelagius merasa prihatin tentang kehidupan moral masyarakat yang kendur. Ia mempersalahkan hal ini pada teologi anugerah ilahi yang diajarkan, antara lain, oleh Augustinus. Sekitar tahun 405, konon Pelagius mendengar sebuah kutipan dari karya Augustinus, Pengakuan-pengakuan, 'Berikan kepadaku apa yang Engkau perintahkan, dan perintahkan kepadaku apa yang Engkau inginkan.' Kutipan ini membuat Pelagius prihatin karena tampaknya di sini Augustinus mengajarkan doktrin yang bertentangan dengan pemahaman-pemahaman Kristen tentang anugerah dan kehendak bebas, dan mengubah manusia menjadi robot saja. Ketika Alaric merajah Roma pada 410, Pelagius dan pengikutnya yang terdekat Caelestius melarikan diri ke Karthago dan di sana ia melanjutkan karyanya dan berjumpa dengan Augustinus secara pribadi. KematianPelagius mungkin meninggal di Palestina sekitar tahun 420, seperti yang pernah dilaporkan. Ada yang mengatakan ia masih hidup 20 tahun setelah itu. Sebab kematian tidak diketahui, tetapi ada desas-desus ia dibunuh musuh-musuhnya di gereja Katolik Roma, atau bahwa ia meninggalkan Roma karena frustasi dan pergi ke Afrika atau Timur Tengah. Kematiannya tidak mengakhiri ajarannya, meskipun para pengikutnya mengubah ajaran-ajaran itu. Karena sedikit sekali informasi mengenai ajaran sebenarnya, mungkin saja sebagian ajarannya diubah dan ditutupi oleh musuh-musuhnya (pengikut Agustinus dan pemimpin gereja secara keseluruhan waktu itu). Kepercayaan Pelagianisme dan Semi-Pelagianisme menjadi umum di beberapa abad setelah kematiannya, terutama di Inggris, Palestina dan Afrika Utara. Lihat pulaTulisan karya Pelagius
Pranala luar
|