Pemberontakan Burkina Faso 2014
Pemberontakan Burkina Faso 2014 adalah serangkaian demonstrasi dan kerusuhan di Burkina Faso pada bulan Oktober 2014, yang dengan cepat menyebar ke sejumlah kota. Pemberontakan ini terjadi dalam menanggapi upaya perubahan konstitusi yang memperbolehkan President Blaise Compaoré untuk berkuasa lagi dan memperpanjang masa jabatannya yang sudah berlangsung selama 27 tahun. Setelah pecahnya kerusuhan pada tanggal 30 Oktober 2014, yang ditandai dengan keterlibatan mantan Menteri Pertahanan Kouamé Lougué, aksi pembakaran gedung parlemen dan bangunan pemerintah lainnya, serta pendudukan markas besar partai Kongres Demokrasi dan Perubahan, Compaoré membubarkan pemerintahan dan menyatakan keadaan darurat sebelum melarikan diri ke Pantai Gading dengan dukungan dari Presiden Alassane Ouattara. Jenderal Honoré Nabéré Traoré mengumumkan bahwa pemerintahan transisi akan memerintah negara sampai diadakannya pemilu berikutnya. Setelah terjadinya unjuk rasa besar-besaran, Compaoré yang awalnya menolak mundur akhirnya mengundurkan diri pada tanggal 31 Oktober setelah memerintah selama 27 tahun, dan Traoré mengambil alih posisinya sebagai kepala negara sementara. Tetapi, Letnan Kolonel Yacouba Isaac Zida juga mengklaim dirinya sebagai kepala negara, menyatakan bahwa Traoré tidak didukung oleh rakyat. Pernyataan yang dikeluarkan oleh kepala militer menyatakan bahwa Zida mendapat dukungan dari rakyat. Koalisi dari partai-partai politik anonim menolak kepemimpinan militer. Unjuk rasa kembali terjadi pada pagi hari tanggal 2 November 2014.[2] Referensi
|