Pemberontakan di Maghrib (2002–sekarang)

Pemberontakan Islamis di Maghrib
Bagian dari perang melawan teror
Peta menampilkan wilayah operasi Kelompok Salafi untuk Dakwah dan Pertempuran (merah jambu), negara-negara anggota Inisiatif Pan Sahel (biru gelap), dan berbagai anggota Inisiatif Kontraterorisme Trans-Sahara (biru gelap dan terang) per tahun 2011.
Tanggal 11 April 2002 – sekarang (22 tahun, 8 bulan) Lokasi Maghrib, gurun Sahara[2] Status Sedang berlangsung Pemberontakan di Aljazair menyebar ke Maghrib dan di Sahel ISIS dan Al-Qaidah dikalahkan di Aljazair, para pejuang melarikan diri ke Sahel Operasi Kebebasan Abadi – Trans Sahara pimpinan AS dimulai pada tahun 2007 Islamis merebut Mali utara pada tahun 2012, terlibat dalam perang saudara Operasi Chaambi dan pemberontakan ISIS di Tunisia ISIS merebut wilayah dalam Perang Saudara Libya Kedua, sebagian besar melawan pada tahun 2016 Konflik Al-Qaidah–ISIS
Pihak terlibat
Aljazair  Mali  Niger  Mauritania  Tunisia  Libya  Maroko[1] Koalisi multi-nasional: MINUSMA[2] (hingga 2023) AFISMA[3] (dari 2013) EUTM Mali Didukung oleh:  Prancis[4]  Amerika Serikat (AFRICOM)[2][5][6]  Inggris[5][7][8]  Swedia[9]  Belanda[10]  Jerman[5]  Denmark[11]  Portugal[12]  Ceko[4]  Rusia[13]  Turki[14][15]	Al-Qaidah dan sekutunya: AQIM (dari 2007) Ansar al-Sharia (Tunisia) (dari 2011)[16] Brigade Uqba ibn Nafi (2012-14)[17] GSPC (hingga 2007) Ansar al-Sharia (Libya) (2012–17) Salafia Jihadia[1]  ISIS (dari 2014) Provinsi Libya Wilayat al-Jazair Provinsi Sahel Brigade Uqba ibn Nafi (dari 2014)[18]
Tokoh dan pemimpin
Tampilkan daftar Abdelmadjid Tebboune (dari 2019) Aymen Benabderrahmane (dari 2021) Mohamed Ould Ghazouani (dari 2019) Mohamed Ould Bilal (dari 2020) Kais Saied (dari 2019) Najla Bouden (dari 2021) Mohamed al-Menfi (dari 2021) Abdul Hamid Dbeibeh (dari 2021) Assimi Goïta (dari 2021) Choguel Kokalla Maïga (dari 2021) Mohamed Bazoum (dari 2021) Ouhoumoudou Mahamadou (dari 2021) Mahamat Deby Itno (dari 2021) Emmanuel Macron (dari 2017) Jean Castex (dari 2020) Raja Muhammad VI Aziz Akhannouch (dari 2021) Recep Tayyip Erdoğan (dari 2014) Joe Biden (dari 2021)	Amari Saifi (POW) Nabil Sahraoui † Abdelmalek Droukdel † Abu Ubaidah Yusef al-Annabi Abdelhamid Abou Zeid †[19] Mokhtar Belmokhtar † Ahmed al Tilemsi †[20] Seifallah Ben Hassine † Mohamed al-Zahawi † Abu Hafs al-Hashimi al-Qurashi (Pemimpin ISIS) Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi † Abu al-Hasan al-Hashimi al-Qurashi † Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi † Abu Bakr al-Baghdadi † Abu Nabil al-Anbari † Adnan Abu Walid al-Sahrawi †
Kekuatan
Total pasukan bersenjata (kecuali dinyatakan lain):  Aljazair: 520.000  Mauritania: 15.870  Tunisia: 45.000; 6.000 dikerahkan di Chaambi[21]  Libya: 35.000  Prancis: 5.100 dikerahkan di Sahel[22][23] Didukung oleh:  Amerika Serikat: 1.325+ penasihat, pelatih[24][25]	AQIM (bekas GSPC): 1.000[2][26][27]–4.000[28] Ansar al-Sharia (Tunisia): 1.000[29] Ansar al-Sharia (Libya): 5.000+[30] Salafia Jihadia: 700+[31]  ISIS Provinsi Libya: 5.000[32][33][34]–10.000[35] Wilayat al-Jazair: <30[36][37]
Korban
Korban konflik utama: 2002: 1.100+ tewas di Aljazair[38][39][40] 2003: 1.162 tewas di Aljazair[41] 2004: 429 tewas di Aljazair[41] 2005: 488 tewas di Aljazair[41] 2006: 323 tewas di Aljazair[41] Aljazair: 5.000+ total tewas (2002–11)[42] Libya: 10.071+ tewas (2014–18),[43][44][45] 20.000+ luka-luka (per Mei 2015)[46]

Sebuah pemberontakan Islamis terjadi di daerah Maghrib di Afrika Utara, kelanjutan dari Perang Saudara Aljazair yang berakhir pada tahun 2002.^[47] Kelompok milisi Aljazair Kelompok Salafi untuk Dakwah dan Pertempuran (GSPC) beraliansi dengan al-Qaidah dan menjadi al-Qaidah di Maghrib Islam (AQIM).^[48] Pemerintah Aljazair dan negara-negara Maghrib lainnya yang memerangi milisi telah bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris sejak tahun 2007, ketika dimulainya Operasi Kebebasan Abadi – Trans Sahara.^[5][49]

Meskipun Kebangkitan Arab tahun 2011 mempengaruhi dukungan terhadap pemberontakan, ini juga memberikan kesempatan militer bagi para jihadis.^{[19][48][50][51][52]} Pada tahun 2012, AQIM dan beberapa sekutu Islamis merebut bagian utara Mali. Mereka menguasai wilayah tersebut selama hampir satu tahun, hingga dipaksa keluar dari wilayah urban selama intervensi asing yang dipimpin Prancis, yang kemudian dilanjutkan dengan Operasi Barkhane yang berlaku di seluruh Sahel.^[2][19] Di Libya, ISIS mampu mengendalikan beberapa wilayah terbatas selama Perang Saudara Libya Kedua, di tengah tuduhan kolaborasi lokal dengan saingannya AQIM.^[53][19][54]