Pembersihan etnik biasanya disertai dengan upaya penghapusan bukti fisik dan kebudayaan dari kelompok yang ditargetkan dalam kawasan tersebut melalui penghancuran rumah, pusat sosial, kebun, dan infrastruktur, dan dengan penodaan monumen, pemakaman dan tempat ibadah.
Awalnya digunakan oleh para pelaku pada masa Peperangan Yugoslavia (dengan sebutan etničko čišćenje=pembersihan etnik) dan dikutip dalam konteks tersebut sebagai perwujudan dari "Solusi Akhir", pada 1990an, istilah tersebut meraih ketenaran karena jurnalisme dan media menggunakan istilah tersebut dalam pengartian umum.[2]
^Thum, Gregor (2006–2007). "Ethnic Cleansing in Eastern Europe after 1945". Contemporary European History. 19 (1): 75–81. doi:10.1017/S0960777309990257.
Anderson, Gary Clayton. Ethnic Cleansing and the Indians: The Crime that Should Haunt America. Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, 2014.
de Zayas, Alfred M.: Nemesis at Potsdam, Routledge, London 1977.
de Zayas, Alfred M.: A Terrible Revenge. Palgrave/Macmillan, New York, 1994. ISBN 1-4039-7308-3.
de Zayas, Alfred M.: Die deutschen Vertriebenen. Leopold Stocker, Graz, 2006. ISBN 3-902475-15-3.
de Zayas, Alfred M.: Heimatrecht ist Menschenrecht. Universitas, München 2001. ISBN 3-8004-1416-3.
de Zayas, Alfred M.: "The Right to One's Homeland, Ethnic Cleansing and the International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia", Criminal Law Forum (2005)
de Zayas, Alfred M.: "Forced Population Transfer" in Max Planck Encyclopedia of Public International Law, Oxford online 2010.
Douglas, R. M.: Orderly and Humane: The Expulsion of the Germans after the Second World War. Yale University Press, 2012ISBN 978-0300166606.
Prauser, Steffen and Rees, Arfon: The Expulsion of the "German" Communities from Eastern Europe at the End of the Second Century. Florence, Italy, European University Institute, 2004.