Pembersihan etnik DobojPembersihan etnis Doboj mengacu pada kejahatan perang, termasuk pembunuhan, perusakan sewenang-wenang, pembersihan etnis, dan penganiayaan yang dilakukan terhadap suku Bosnia dan Kroasia di kota Doboj oleh Tentara Rakyat Yugoslavia dan berbagai pasukan paramiliter Serbia dari Mei hingga September 1992 selama Perang Bosnia. Pada tanggal 26 September 1997, tentara Serbia Nikola Jorgić dinyatakan bersalah oleh Düsseldorf Oberlandesgericht (Pengadilan Regional Tinggi) atas 11 tuduhan genosida yang melibatkan pembunuhan 30 orang di wilayah Doboj, menjadikannya terdakwa Genosida Bosnia yang pertama. Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) menggolongkannya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan serta menghukum lima pejabat Serbia. Dari lebih dari 40.000 Bosnia yang tercatat tinggal di Doboj, hanya sekitar 1.000 yang tetap bertahan. Menurut Pusat Penelitian dan Dokumentasi (IDC), 2.323 orang tewas atau hilang di munisipalitas Doboj selama perang. Di antara mereka adalah 322 warga sipil Bosnia dan 86 warga sipil Kroasia.[1] Kejatuhan Doboj 1992Doboj merupakan kota yang strategis selama Perang Bosnia. Sebelum perang, pada tahun 1991, populasi munisipalitas adalah 40,14% Bosniak (41.164), 38,83% Serbia (39.820), 12,93% Kroasia (13.264), 5,62% Yugoslav (5.765) dan etnis lainnya 2,48% (2.536).[2] Kota dan desa-desa sekitarnya direbut oleh pasukan Serbia pada Mei 1992 dan Partai Demokrat Serbia mengambil alih pemerintahan kota. Yang terjadi selanjutnya adalah pelucutan senjata dan penangkapan semua warga sipil non-Serbia (yaitu Bosnia dan Kroasia).[3] Penjarahan dan pembongkaran terhadap rumah dan harta benda orang non-Serbia dilakukan setiap hari di mana masjid-masjid di kota itu diratakan dengan tanah.[3] Banyak orang non-Serbia yang tidak segera dibunuh ditahan di berbagai tempat di kota, dengan keadaan yang tidak manusiawi, termasuk dipukuli, diperkosa, disiksa dan dipaksa kerja berat.[3] Sebuah sekolah di Grapska dan sebuah pabrik milik perusahaan Bosanka yang memproduksi selai dan jus di Doboj digunakan sebagai kamp pemerkosaan. Empat jenis tentara yang berbeda hadir di kamp pemerkosaan termasuk milisi Serbia setempat, Tentara Yugoslavia (JNA), "Martićevci" (pasukan polisi RKS yang berpusat di Knin, dipimpin oleh Milan Martić)[3] dan satuan paramiliter "Elang Putih".[3] Dalam suatu dokumentasi, wanita Bosnia dan Kroasia yang ditempatkan di bekas kompleks perumahan stadion Olimpiade diperkosa secara massal. Beberapa ribu wanita non-Serbia diperkosa dan dianiaya. Bus-bus dari Beograd membawa para pria ke kompleks untuk memerkosa para wanita ini. Kekejaman ini turut didanai oleh berbagai kelompok paramiliter Serbia yang beroperasi di daerah tersebut. Diketahui, kelompok paramiliter ini merupakan perpanjangan dari JNA. Banyak wanita yang meninggal di kamp Doboj karena penganiayaan. Tuntutan hukumICTYDalam putusannya, Pengadilan Pidana Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY) menemukan pasukan Serbia bersalah atas penganiayaan terhadap suku Bosniak (berupa penyiksaan, perlakuan kejam, tindakan tidak manusiawi, penahanan yang ilegal, perampasan atau penjarahan harta benda selama dan setelah serangan terhadap kota-kota non-Serbia, penerapan dan pembiaran tindakan restriktif dan diskriminatif), pembunuhan, pemindahan paksa, deportasi dan penyiksaan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan di kawasan Doboj.[4] Radovan Karadžić dihukum karena kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang di seluruh Bosnia, termasuk Doboj. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.[5] Biljana Plavšić dan Momčilo Krajišnik, bertindak secara individu atau bekerja sama dengan orang lain guna merencanakan, menghasut, memerintahkan, melakukan atau membantu dan mendukung perencanaan, persiapan atau pelaksanaan penghancuran secara keseluruhan atau sebagian warga Bosnia dan Kroasia, suku, ras atau agama di beberapa tempat, termasuk Doboj. Plavšić dijatuhi hukuman penjara 11 tahun dan Krajišnik diganjar 20 tahun penjara.[6][7][8] Stojan Župljanin, mantan komandan polisi yang memiliki kendali operasional atas pasukan polisi yang bertanggung jawab atas kamp penahanan, dan Mićo Stanišić, mantan Menteri Dalam Negeri Republika Srpska, masing-masing menerima hukuman penjara selama 22 tahun. Keputusan itu berbunyi:
Pada tahun 2011, Jovica Stanišić dan Franko Simatović diadili, antara lain atas kejahatan perang di Doboj.[10] LainnyaPada 26 September 1997, Nikola Jorgić dinyatakan bersalah oleh Düsseldorf Oberlandesgericht (Pengadilan Regional Tinggi) atas 11 dakwaan genosida yang melibatkan pembunuhan 30 orang di wilayah Doboj, menjadikannya terdakwa Genosida Bosnia yang pertama. Namun, ICTY beranggapan bahwa genosida tidak terjadi.[6] Banding Jorgić ditolak oleh Bundesgerichtshof Jerman (Mahkamah Agung Federal) pada tanggal 30 April 1999. Oberlandesgericht menemukan bahwa Jorgić, seorang Serbia Bosnia, menjadi pemimpin kelompok paramiliter di wilayah Doboj yang telah mengambil bagian dalam aksi teror terhadap penduduk lokal Bosniak yang didukung oleh para tokoh Serbia sebagai bagian dari kebijakan "pembersihan etnis" mereka.[11][12][13] Referensi
|