Share to:

 

Pendamaian dalam Kekristenan

Dalam teologi Kristen Barat, pendamaian (bahasa Inggris: atonement), yang terkadang secara kurang tepat disebut 'penebusan', mendeskripsikan bagaimana manusia dapat diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Kristus sebagai kurban.[1] Pendamaian mengacu pada memaafkan atau mengampuni dosa pada umumnya, dan khususnya dosa asal, melalui kematian dan kebangkitan Yesus,[2] memungkinkan terjadinya rekonsiliasi antara Allah dan ciptaan-Nya.

Secara historis, dalam Kekristenan terdapat tiga[3] atau empat[4] teori utama mengenai bagaimana pendamaian dapat terlaksana:

Teori yang lain misalnya teori rekapitulasi, teori "pendamaian bersama"[5] dan teori kambing hitam.

Pendamaian dalam bahasa Inggris disebut atonement yang awalnya berarti "at-one-ment", yaitu menjadi "satu", dalam keselarasan, dengan seseorang.[6] Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan karya keselamatan yang Allah lakukan melalui Kristus untuk mendamaikan dunia dengan diri-Nya sendiri, dan juga keadaan seseorang yang telah diperdamaikan dengan Allah.[2][7] Selama berabad-abad, kalangan Kristen telah menggunakan metafora-metafora berbeda dan diberikan penjelasan yang berbeda-beda mengenai pendamaian untuk mengungkapkan bagaimana pendamaian dapat terlaksana. Berbagai denominasi Kristen mungkin memiliki beragam metafora atau penjelasan yang dianggap paling akurat untuk menyesuaikan dengan perspektif teologis mereka masing-masing. Bagaimanapun semua kalangan Kristen menekankan bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia dan melalui kematian-Nya dosa-dosa manusia diampuni.[8]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Atonement." Cross, F. L., ed. The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005
  2. ^ a b atonement. CollinsDictionary.com. Collins English Dictionary - Complete & Unabridged 11th Edition. Retrieved October 03, 2012: '2. (often capital) Christian theol a. the reconciliation of man with God through the life, sufferings, and sacrificial death of Christ b. the sufferings and death of Christ'
  3. ^ Christus Victor: An Historical Study of the Three Main Types of the Idea of Atonement, Gustaf Aulen, 1931
  4. ^ Vincent Taylor, The Cross of Christ (London: Macmillan & Co, 1956), p. 71-2
  5. ^ In which the atonement is spoken of as shared by all. To wit, God sustains the Universe. Therefore if Jesus was God in human form, when he died, we all died with him, and when he rose from the dead, we all rose with him. See Jeremiah, David. 2009. Living With Confidence in a Chaotic World, pp. 96 & 124. Nashville, Tennessee: Thomas Nelson, Inc.; Massengale, Jamey. 2013.Renegade Gospel, The Jesus Manifold. Amazon, Kindle.
  6. ^ Niels-erik A. Andreasen, 'Atonement/Expiation in the Old Testament' in W. E. Mills (ed.), Mercer dictionary of the Bible (Mercer University Press, 1990)
  7. ^ Matthew George Easton, 'Atonement' in Illustrated Bible Dictionary (T. Nelson & Sons, 1897).
  8. ^ Ward, K. (2007) Christianity – a guide for the perplexed. SPCK, London, p. 48- 51

Pranala luar

Bacaan lanjutan

  • Janowski, Bernd. "Atonement." In The Encyclopedia of Christianity, edited by Erwin Fahlbusch and Geoffrey William Bromiley, 152-154. Vol. 1. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans, 1999. ISBN 0-8028-2413-7
  • Thomas, G. Michael. The Extent of the Atonement: a Dilemma for Reformed Theology, from Calvin to the Consensus, in series, Paternoster Biblical and Theological Monographs (Carlisle, Scotland: Paternoster Publishing, 1997) ISBN 0-85364-828-X
Kembali kehalaman sebelumnya