Pengajaran mikro
PelaksanaanPembelajaran mikro dilakukan dalam bentuk simulasi dengan model uji-coba. Metode ini diterapkan agar diperoleh suatu pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang diperoleh ini akan berupa kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Melalui pengalaman belajar inilah, cara berpikir para calon pendidik akan berubah menjadi lebih luas dan terbuka. Pembelajaran mikro diadakan di laboratorium pembelajaran mikro. Laboratorium ini harus didesain sedemikian rupa agar calon pendidik menguasai berbagai keterampilan. Laboratorium tersebut minimal mampu memberikan pelatihan keterampilan pengetahuan, sikap, tindakan, reaksi, dan interaksi bagi para calon [3] ManfaatPembelajaran mikro memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya. Pada setiap satuan pendidikan, terdapat tiga pihak yang secara langsung menerima manfaatnya, yaitu calon pendidik, para pendidik, dan pembina tenaga kependidikan.[4] Pengendalian dan pelatihan selama pelaksanaan pembelajaran mikro mampu membuat keterampilan mengajar calon pendidik atau pendidik menjadi berkembang dan lebih terbina. Selain itu, dalam latihan pembelajaran mikro terjadi peningkatan penguasaan keterampilan mengajar tertentu yang terfokus dan objektif. Lembaga pendidikan turut memeroleh manfaat dari pelaksanaan pembelajaran mikro. Fasilitas yang digunakan untuk mengajar menjadi lebih efisien dan lebih efektif dikarenakan praktik mengajar hanya dilakukan dalam waktu yang singkat.[5] Rujukan
Daftar Pustaka
|