Share to:

 

Pengakuan Iman Schleitheim

Judul halaman dari Pengakuan Schleitheim

Pengakuan Iman Schleitheim (bahasa Latin: Confessio Schlattensis) adalah pernyataan yang paling representatif tentang prinsip-prinsip Anabaptis, yang dibuat oleh sekelompok orang Anabaptis Swiss pada tahun 1527 di Schleitheim, Swiss. Judul aslinya adalah BrĂ¼derliche vereynigung etzlicher Kinder Gottes siben Artickel betreffend... ("Persekutuan Persaudaraan Sejumlah Anak Allah Mengenai Tujuh Artikel")

Latar Belakang

Para reformator magisterial, seseorang yang bekerja sama dengan magistrat sekuler, membaharui ajaran Gereja, tetapi banyak diantaranya hanya dibiarkan.[1] Mereka menyetujui pandangan Katolik Abad Pertengahan bahwa negara Kristen ideal adalah tempat semua warganya dibaptis sebagai anggota satu gereja dengan satu pengakuan iman.[1] Pengakuan ini secara tidak langsung mengatakan, bahwa yang tidak setuju akan dipaksa.[1] Idealisme ini dipertanyakan oleh beberapa reformator Protestan yang belum cukup radikal, mereka adalah kelompok Anabaptis.[1] Kedua pandangan ini menimbulkan konflik terbuka di Zurich.[1]

Persoalan gereja negara dan baptisan anak yang menjadi penyebab perpecahan tersebut. Awalnya Zwingli menentang baptisan anak, tetapi ia kemudian beralih pendapat ketika ia menyadari bahwa baptisan anak perlu diadakan untuk mempertahankan gereja negara.[1] Sikap para radikal yang menentang baptisan anak semakin mengeras, dan sesudah 1525, setelah mengadakan perdebatang dengan Zwingli, mereka pun membaptis ulang pengikut-pengikutnya.[1] Melihat kondisi tersebut, Dewan Kota lalu mengusir orang-orang yang telah dibaptis ulang dan tahun berikutnya hukuman mati diberlakukan untuk pembaptisan ulang.[1]

Para Anabaptis menentang gereja Negara yang dipaksakan kepada semua orang.[1] Menurut mereka, iman Kristen itu bebas dan dianut atas kemauan sendiri, bukan dipaksakan.[1] Mereka berpendapat bahwa gereja itu seharusnya hanya terdiri dari orang-orang yang percaya sesungguhnya, murid-murid yang terikat pada tujuan bersama.[1] Gereja sebenarnya bukanlah sekelompok orang terpilih di dalam lingkungan gereja negara, yang merangkum segala macam orang Kristen.[1] Kemurniannya harus dijaga dengan menolak orang berdosa yang tidak mau bertobat.[1] Ide tersebut tidaklah diterima pada abad ke-16.[1]

Pada tanggal 24 Februari 1527, sejumlah tokoh Anabaptis dari Swiss dan Jerman Selatan merumuskan kesepakatan ajaran-ajaran tentang pokok-pokok tertentu.[2] Pengakuan ini dikenal dengan nama Pengakuan Iman Schleitheim.[1] Pengakuan ini terdiri dari tujuh pokok, yaitu baptisan, disiplin gereja, perjamuan kudus, sikap menjauhkan diri dari perbuatan keji, jabatan gereja, pedang, dan sumpah.[2] Pertemuan ini dipimpin oleh Michael Sattler di Schlaten am Randen, bekas wakil kepala biara yang bermukim di Zurich dan Strasbourg.[2] Pada bulan Mei 1527, ia ditangkap oleh para penguasa Katolik Roma dan dibakar di dekat Tubingen dan beberapa hari kemudian, isterinya ditenggelamkan.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Tony Lane. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.
  2. ^ a b c F.D.Wellem. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia 2009.
Kembali kehalaman sebelumnya