Perang Siak–JohorPerang Siak–Johor atau Perang Saudara Johor atau bisa disebut sebagai Perang Kemerdekaan Siak adalah sebuah perang yang terjadi akibat konflik takhta dan perang ini juga menyebabkan Kesultanan Lingga dan Kesultanan Siak Sri Inderapura merdeka dari Johor.
Latar BelakangPada tahun 1699, Kesultanan Siak yang pada saat itu menjadi vassal dari Kesultanan Johor, sedang tidak memiliki pemimpin selama 100 tahun yang menyebabkan kondisi di Siak kurang stabil dan tidak aman yang membuat kekosongan takhta.[1] Dan akhirnya daerah ini diawasi dan dikuasai langsung oleh Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut hasil cukai di daerah Siak dan juga mengambil hasil hutan dan hasil laut dari Siak itu sendiri. Dan setelah itu Raja Kecik, seorang Pangeran dari Kesultanan Siak, hendak merebut takhta pada 1717 dan itu berhasil tetapi takhta nya direbut kembali oleh Tengku Sulaiman yang memicu peperangan. [2] PeperanganPada tahun 1717, pasukan milik Raja Kecik melancarkan perlawanan di Bintan dan juga Johor Bahru. Serangan itu berhasil menyebabkan kepungan kepada pasukan Johor dan mampu memenangkan nya. Tetapi tak lama kemudian, pasukan Johor yang dipimpin Sulaiman berhasil menghalau serangan itu dan akhirnya memojokkan pasukan Siak yang berada di Bintan tetapi sekali lagi pasukan Siak berhasil mempertahankan Bintan dan mereka melancarkan serangan ke Johor dan serangan itu berhasil.[3] Tak lama kemudian kedua pihak mengalami kekalahan dan kerugian yang besar dan pada akhirnya pasukan dari kedua pihak memutuskan untuk meninggalkan tempat masing-masing. Pasukan yang dipimpin Raja kecik mundur ke Siak dan mendirikan sebuah kerajaan yang baru disana demi menghindari konflik. Lalu, pasukan Sulaiman mundur dari Johor ke Bintan dan mendirikan kerajaan baru juga disana.[4] DampakDan pada akhirnya, perang ini berakhir dan juga Penyerbuan ke Johor dianggap sebagai serangan yang sukses dan mampu memojokkan Johor untuk memberikan takhta kepada Raja Kecik yang dianggap berbahaya dan dinobatkan sebagai Raja Johor. Akan tetapi pemberontakan takhta kembali muncul. Kali ini, menyebabkan kerugian besar kepada Raja Kecik yang pada akhirnya menyebabkan Raja Kecik mundur dari Johor dan mendirikan kerajaan di Siak.[5] Referensi
|