Peristiwa Ratu AnatahanPeristiwa Ratu Anatahan adalah sebuah peristiwa seorang wanita bernama Kazuko Higa yang terkurung di sebuah pulau terpencil Anatahan bersama dengan 32 pria. Ia menyaksikan bahwa para pria tersebut memperebutkan pistol hanya untuk membunuh satu sama lain sehingga mereka dapat memiliki Kazuko sebagai pendampingnya. Latar belakangSetelah Perang Dunia I berakhir dan Jerman kalah dalam perang, Jepang pun akhirnya menjadi salah satu anggota Liga Bangsa-bangsa dan dikuasai oleh Jerman berdasarkan mandat Nanyang. Di bawah mandat Nanyang, banyak perusahaan swasta asing yang masuk ke wilayah Nanyang dan banyak dari mereka tidak tahu bahwa menanam investasi disana akan mengalami kerugian sehingga akhirnya menimbulkan kerusuhan yang cukup besar. Pada tahun 1939, Kazuko Higa pun akhirnya memutuskan untuk pindah dari Okinawa ke pulau Saiban untuk menemui kakaknya yang berada di Nanyang. Setelah itu, dia pun pindah lagi ke pulau Barkandan menjadi pelayan di sebuah café dan disinilah dia berkenalan dengan seorang pria muda yang akhirnya menikah dengannya pada usia 18 tahun. Suami Kazuko merupakan seorang supervisor di Nanyang dan dia bertugas untuk mengamati ladang kelapa di pulau itu. Kemudian pada tahun 1944, dia dan Kazuko Higa pun dipindahkan ke sebuah pulau bernama Anatahan. Anatahan sendiri adalah sebuah pulau gunung berapi yang merupakan bagian utara dari pulau Mariana dengan penduduk sebanyak 20 penduduk asli. Pada tahun 1944, mereka berdua dipindahtugaskan ke pulau tersebut bersama dengan boss suami Kazuko. Namun setelah beberapa waktu, pulau tersebut tiba-tiba diserang dengan menggunakan pesawat tempur dan suami Kazuko tiba-tiba hilang tanpa jejak dan tak pernah kembali lagi. Setelah serangan yang membuat pulau tersebut mengalami kehancuran yang cukup parah, Kazuko dan boss suaminya pun akhirnya memutuskan untuk hidup bersama sebagai pasutri. PeristiwaPada 12 Juni 1944, perahu nelayan Bonito diserang oleh tentara Amerika dan banyak melarikan diri dari sana dengan cara berenang ke pulau Anatahan. Terhitung ada 10 tentara angkatan laut dan 21 tentara lainnya, sehingga total 31 orang tiba-tiba masuk ke pulau Anatahan dan tinggal bersama dengan Kazuko Higa. Pada 15 Agustus 1945, tentara Amerika memberikan berita bahwa mereka akan dibebaskan darisana, tetapi sayangnya ke 33 orang ini tidak percaya pada berita yang disampaikan oleh tentara Amerika ini. Namun, orang aborigin pulau itu berangsur-angsur pulang kembali ke tanah Jepang. Ke-33 orang yang bertahan di pulau ini pun akhirnya melakukan pelatihan militer sendiri dan memburu makanan mereka di hutan-hutan untuk dapat tetap bertahan hidup. Pada Agustus 1946, mereka menemukan adanya rongsokan mobil perang Amerika B29 yang tertinggal disana dan di dalamnya mereka juga menemukan adanya 4 buah pistol serta bom. Setelah diperbaiki, akhirnya hanya ada dua pistol yang bisa digunakan dan inilah yang menjadi senjata mereka satu-satunya. Pada suatu hari, kapten kapal ditemukan meninggal karena tenggelam di dalam air. Sementara di lain kejadian, dua tentara lainnya ditemukan tewas karena luka tembak. Kematian tersebut menyebabkan ketegangan semakin meningkat di antara penduduk pulau itu. Orang-orang mulai saling mencurigai satu sama lain. Kazuko Higa menjadi satu-satunya wanita di Pulau Anatahan. Karena satu-satunya wanita yang tinggal di situ, ia menyebabkan konflik di antara orang-orang di pulau itu. Siapapun yang memiliki pistol tersebut, maka ia yang berhak memiliki Kazuko. Hal tersebut menyebabkan mereka akhirnya saling membunuh satu sama lain. Beberapa di antara mereka menghilang secara misterius dan tidak ditemukan kembali. Kala Kazuko mengetahuinya, ia akhirnya meminta pertolongan pada tentara Amerika untuk membawanya keluar dari pulau tersebut satu bulan setelahnya. Kejadian setelahnyaKazuko pun akhirnya menceritakan segala hal yang terjadi pada dirinya selama dia berada di pulau tersebut kepada keluarganya. Keluarganya juga mengungkapkan bahwa dulunya mereka pernah menerima surat dari tentara Amerika, tetapi mereka tidak mempercayainya karena mereka takut mereka masuk ke dalam perangkapnya. Setahun setelah Kazuko meninggalkan pulau tersebut, pria terakhir yang berada di pulau tersebut pun akhirnya mengaku menyerah pada 6 Desember 1951 dan kembali ke Jepang. Suami pertama Kazuko sudah pulang ke Jepang dari awal dan dia bahkan telah mempunyai keluarga yang baru. Awalnya dia mengira Kazuko telah meninggal di pulau tersebut sehingga dia pun meninggalkan pulau tersebut. Setelah itu, Kazuko akhirnya menikah lagi pada usia 31 tahun dan membuka sebuah toko kecil disana. Namun, suaminya akhirnya meninggal dunia setelah 4 tahun menikah dengannya. Pada Maret 1974, Kazuko meninggal akibat tumor otak. Budaya populerKisah tersebut diadaptasi menjadi sebuah film drama Anatahan arahan sutradara Josef von Sternberg, pada tahun 1953. Kisah tersebut juga menginspirasi novel terbitan 1998 berjudul Cage on the Sea.[1] Referensi |