Permaisuri Wei
Permaisuri Wei (韋皇后, Wéi huánghòu, nama pribadi tidak diketahui) (meninggal pada 21 Juli 710) adalah seorang permaisuri dari Kaisar Dinasti Tang Tiongkok. Ia adalah istri utama kedua dari Kaisar Zhongzong, yang memerintah dua kali. Saat suaminya mangkat pada 7 Juli 710, dia menjadi ibu suri bagi anak tirinya Li Chongmao yang naik tahta sebagai Kaisar Shang. Masa kecilTidak diketahui waktu kelahiran Wei. Pada masa Kaisar Taizong, kakeknya Wei Hongbiao (韋弘表) bertindak sebagai penasehat militer bagi putra Kaisar Taizong, Li Ming (李明) Pangeran dari Cao. Saat Li Zhe, cucu Taizong, dinobatkan menjadi putra mahkota, Wei menjadi istri keduanya. Tetapi kemudian istri pertama Li Zhe, Putri Zhao, ditahan hingga mati kelaparan oleh ibunda Li Zhe, Permaisuri Wu. Pada 682, Wei melahirkan putra tunggal mereka, Li Chongzhao. Sebagai PermaisuriKaisar Gaozong mangkat pada akhir tahun 683 dan Li Zhe naik tahta menggantikan ayahnya sebagai kaisar (kelak dianugerahi nama kuil Zhongzong). Hal ini menjadikan Wei dinobatkan sebagai permaisuri. Walaupun begitu, pemegang kendali kekaisaran yang sebenarnya berada di tangan Wu yang kini menjadi ibu suri. Dengan segera, sang kaisar baru menunjukkan tanda-tanda ketidakpatuhan terhadap ibunya. Atas pengaruhnya, Zhongzong menetapkan ayah permaisuri, Wei Xuanzhen, sebagai perdana menteri dan memberinya berbagai jabatan penting lain, suatu hal yang ditentang oleh menterinya, Pei Yan.[1] Pei melaporkan hal tersebut kepada Wu. Bekerja sama dengan Pei, Liu Yizhi, dan pejabat Cheng Wuting (程務挺) dan Zhang Qianxu (張虔勖), Wu menggulingkan Zhongzong. Wei Xuanzhen diasingkan ke Perfektur Qin (欽州), sementara Wei dan mantan kaisar diasingkan ke Perfektur Fang (房州), kemudian ke Perfektur Jun (均州) dan dijadikan tahanan rumah di sana. Pengasingan dan Putri MahkotaPada tahun 690 saat Wei dan Li Zhe masih berada dalam pengasingan, Wu menyatakan dirinya sebagai Maharani dengan nama Wu Zetian. Wu Zetian juga menyatakan berdirinya Dinasti Zhou dan mengakhiri masa kekuasaan Dinasti Tang yang dibentuk keluarga Li sejak tahun 618. Di masa pengasingan, Wei melahirkan seorang putri bernama Li Guo'er. Setelah ayah Wei wafat, pemimpin suku lokal, Ning Chengji (寧承基) berkeinginan menikahi adik perempuan termuda Wei. Namun ketika ibunya, Nyonya Cui, menolaknya, Ning membunuhnya beserta keempat anaknya. Pada tahun 698, dua keponakan Wu Zetian, Wu Chengsi dan Wu Sansi memohon Wu Zetian untuk menunjuk salah satu di antara mereka sebagai putra mahkota, dengan alasan bahwa seorang kaisar bermarga Wu harus mewariskan tahtanya pada orang bermarga Wu pula. Di Renjie, menteri kepercayaan Wu, menentang gagasan tersebut dan justru menyarankan agar Li Zhe diangkat menjadi putra mahkota. Gagasan Di didukung menteri lain dan penasehat dekat Wu Zetian. Wu menyepakati gagasan tersebut dan memanggil kembali Li Zhe dan Wei dari pengasingan saat musim semi tahun 698. Li Dan kemudian menyerahkan kedudukan putra mahkota kepada kakaknya, Li Zhe, menjadikan Wei ditetapkan sebagai putri mahkota. Li Zhe kemudian berganti nama menjadi Li Xiǎn dan kemudian mengubah nama marganya menjadi Wu Xiǎn. Permaisuri yang keduaTahun 705, Wu Zetian menyerahkan tahtanya pada Li Zhe setelah kudeta dan Li Zhe kembali naik tahta sebagai kaisar, sehingga Wei kembali ditetapkan sebagai permaisuri. Kejatuhan Wu Zetian menjadikan berakhir pula Dinasti Zhou kedua yang dibentuknya dan Dinasti Tang kembali dipulihkan. Zhang Jianzhi, pejabat yang turut serta dalam upaya kudeta menginginkan untuk menekan para pangeran dari keluarga Wu, tetapi justru Permaisuri Wei memiliki hubungan dengan keponakan Wu Zetian, Wu Sansi. Wu Sansi kemudian justru menjadi penasehat tepercaya dari sang kaisar. Di sisi lain, permaisuri yang tidak menyukai anak tirinya, Li Chongfu sang Pangeran dari Qiao (yang istrinya adalah keponakan Zhang) mendakwanya terlibat dalam kematian Li Chongrun. Ini menjadikan Li Chongfu diasingkan untuk menjadi pemimpin Perfektur Jun. Dikatakan bahwa baik permaisuri maupun putrinya, Li Guo'er (kini bergelar Putri Anle dan menikah dengan Wu Chongxun, putra Wu Sansi), terkenal akan kekuatan dan tindak korupsi mereka. Dikatakan bahwa Li Guo'er sampai menerbitkan maklumat atas nama Kaisar Zhongzong dan meminta kaisar agar dijadikan putri mahkota dan pewaris tahtanya, suatu hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah Tiongkok. Tetapi permintaan itu ditolak dan menetapkan saudaranya, Li Chongjun, sebagai putra mahkota. Dalam keberjalanannya, permaisuri dan Wu Sansi yang tidak menyukai Zhang dan para pejabat lain yang menjadi sekutu kaisar saat penggulingan Wu Zetian, menuduh mereka terlalu sombong atas prestasi mereka. Atas saran Wu Sansi, kaisar menetapkan mereka sebagai pangeran dengan tujuan menjauhkan mereka dari kekuasaan, dan mengirimkan mereka keluar Louyang untuk memimpin perfektur masing-masing. Terkait kematian ibu dan saudara-saudaranya, permaisuri memerintahkan Zhou Rengui (周仁軌), komandan dari Perfektur Guang untuk menyerang Ning Chengji dan saudaranya. Zhou mengalahkan Ning dan membunuh anak buahnya. Mengabaikan kedudukannya sebagai putra mahkota, Li Guo'er dan suaminya kerap merendahkan Li Chongjun. Lebih jauh, Li Guo'er masih tetap membujuk kaisar agar menetapkannya sebagai putri mahkota. Pada musim gugur 707, Li Chongjun mengerahkan pasukan dan membunuh Wu Sansi dan Wu Chengxu dan mengarahkannya ke istana dengan harapan dapat menangkap Permaisuri Wei. Tetapi setelah menantu dari jenderal yang memimpin penyerangan mati di tangan kasim penjaga, pasukan Li Chongjun kalah dan kemudian dibunuh oleh anak buahnya sendiri. Dikatakan pada tahun 708, Permaisuri Wei, Li Guo'er, Putri Changning (putri permaisuri yang lain), Selir Shangguan (selir Zhongzong dan sekutu permaisuri), Nyonya Cheng (saudari permaisuri), Nyonya Zheng (ibu Selir Shangguan), Nyonya Chai dan Helou (keduanya dayang senior), cenayang bernama Diwu Ying'er (第五英兒), dan Nyonya Zhao dari Longxi, memiliki pengaruh yang sangat kuat dan melakukan korupsi, menjual jabatan atas keinginan mereka. Mereka kerap berselisih dengan Putri Taiping, putri Wu Zetian dan saudari Zhongzong, suatu hal yang membuat Zhongzong prihatin, tetapi tidak bisa berbuat banyak untuk mengekang. Tetapi di sisi lain, permaisuri dan kedua anaknya juga banyak membangun kuil Buddha. Walaupun memiliki pengaruh yang sangat besar, Li Guo'er belum dapat meyakinkan kaisar untuk menjadikannya putri mahkota. Di sisi lain, Permaisuri Wei juga menghendaki naik tahta sebagai Maharani sebagai ibu mertuanya. 3 Juli 710, Kaisar Zhongzong mangkat. Banyak sejarawan percaya bahwa kematian kaisar disebabkan racun yang diberikan Permaisuri Wei dan Li Guo'er, walaupun sangat mungkin disebabkan stroke atau serangan jantung. Putra termuda Zhongzong dan anak tiri Wei, Li Chongmao, kemudian menggantikan ayahnya sebagai kaisar (kelak dianuegrahi nama kuil Shang). Ibu SuriUsia Kaisar Shang yang masih muda menjadikan Wei, kini menjadi ibu suri, memiliki kekuasaan untuk mengendalikan kekaisaran dari balik layar. Namun rencana itu digagalkan oleh Putri Taiping dan keponakannya, Li Longji yang melakukan pemberontakan kurang dari sebulan kemudian. Istana diserang dan Ibu Suri Wei dipenggal. Li Guo'er dan suami keduanya, juga Nyonya Helou juga dibunuh saat kudeta. Li Longji kemudian membunuh para pejabat yang berada di pihak ibu suri, juga keluarga besarnya, sementara jasad Ibu Suri Wei dipertontonkan di jalanan. Atas saran Putri Taiping dan Li Longji, Li Dan kembali naik tahta sebagai Kaisar Ruizong. Ibu Suri Wei kemudian diturunkan secara anumerta menjadi kasta orang biasa. Kaisar Ruizong tetap mengebumikannya dengan kehormatan, yang oleh sebagian sejarawan dijadikan bukti bahwa Wei tidak pernah meracuni Zhongzong, tetapi tidak selayaknya permaisuri, melainkan sebagaimana pejabat peringkat pertama. Catatan kakiDaftar pustaka
|